Maknae Line - [Line]

En başından başla
                                    

Wanita itu tertawa pelan. "Kau hanya perlu mencobanya. Kapan-kapan, kita bisa bertukar supaya tahu bagaimana rasanya. Ngomong-ngomong, aku akan pergi. Pakaianku sudah basah."

"Ahh ya..."

Minghao mengangguk. Wanita itu melambaikan tangannya. "Sampai bertemu lagi!"

Ia kemudian berlari menerobos hujan. Minghao yang melihatnya tersenyum tipis. Setelah wanita itu menghilang dari pandangannya, ia mulai memeriksa ponselnya.


"Jung (y/n)... Aku akan menanti pertemuan selanjutnya."

Ia tertawa pelan lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku mantel sebelum memutuskan untuk berteduh.




[Kim Mingyu]



"Hya... Ppalli!"


Gadis dengan mantel merah muda itu mendecak dan melangkah cepat untuk mengikuti pria di depannya. Gaun putih yang digunakannya di balik mantel sedikit berkibar akibat pergerakannya yang cepat.

Sungguh, sebenarnya ia ingin berlari pergi saja, kabur dari pria yang dengan tidak tahu dirinya melangkah cepat untuk menghindari hujan yang turun tanpa memedulikan wanita yang kesulitan setengah mati untuk berjalan cepat. Selain ia mengenakan gaun di atas lutut, kakinya juga menggunakan sepatu boot dengan sol tinggi. Ia benar-benar tak berdaya untuk berlari atau menyesuaikan langkahnya dengan pria tinggi yang langkahnya lebar itu.



"Hya! Kim Mingyu! Apa kau tidak punya perasaan?!"


Pria itu menoleh tanpa berhenti melangkah. "Aku tidak ingin mandi hujan...!"

"Kau pikir aku mau?!" pekiknya. Membuat Mingyu menghela napas dan menghentikan langkahnya.

"Hya... Shin (y/n). Kalau kau tidak mau mandi hujan, jalan yang benar. Jangan ambil langkah kecil."

"Kau pikir siapa yang mau jadi orang pendek?! Kalau aku punya kaki yang panjang sepertimu aku pasti sudah mengejarmu!"

Mingyu mengerjap. "Aku tidak menyinggung tinggi badan."

"Sudah sana duluan! Tinggalkan saja aku!" ujarnya ketus.

Sebenarnya, ia berharap Mingyu mengatakan hal manis seperti "aku tidak akan meninggalkanmu". Tapi, rupanya pria itu tidak seromantis yang orang-orang pikirkan. Ia langsung berbalik pergi.

Wanita bernama Shin (y/n) itu mendengus keras. Benar-benar tak percaya dengan apa yang didapatkannya.


Rupanya benar... Mencoba berkencan dengan sahabat adalah hal yang buruk karena mereka tidak akan berusaha bersikap manis. Mereka justru terkesan kejam.


"Tahu begini lebih baik aku tidak pergi," gumam gadis itu pelan. Ia mengibaskan rambutnya dan segera berbalik pergi ke arah yang berlawanan dengan Mingyu. Ia kesal setengah mati karena merasa dicampakkan.

Memiliki perasaan pada sahabat itu konyol. Apalagi mencoba untuk berkencan. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia takkan pernah melakukannya lagi. Sekarang, ia hanya akan pulang, mengabaikan Mingyu dengan kejam sama dengan kejamnya Mingyu padanya, mandi air hangat, memakan ramyeon instan, dan pergi tidur. Kencan atau apalah itu akan ia lupakan.


"Omo!"

Wanita itu memekik. Ia menyentuh dadanya yang bergemuruh ketika tubuhnya tiba-tiba terangkat.

"Bisokopnya ke sebelah sana. Kau mau ke mana?"

Suara yang memendam kekesalan itu masuk ke dalam indra pendengarannya. Ia mendengus keras. Apalagi ketika ia mendongak dan melihat wajah Mingyu yang dekat. Bukannya luluh, ia malah semakin kesal.

Imagine with SeventeenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin