Part 2 (Idol is Mine, Lo Jual Gue Beli!)

926 97 13
                                    

⚠Warning! Bahasa kasar di mana-mana. Biar sudah disensor tetap aja merusak pemandangan membaca(?) Jangan ditiru ya, cuman kebutuhan cerita kok⚠

"Dih, plastik mulu yang di tonton. Nggak bosen apa. Mending di daur ulang jadi cowok tulen. Hahaha."

Ish. Kamu menatap tajam seorang cowok yang tertawa dengan hebohnya bersama kunyuk-kunyuknya. Tertawa di atas penderitaan orang lain. Dengan entengnya itu cowok bilangin oppa-oppa kamu plastik!

"Woy! Jangan sembarangan dong kalo ngomong!" Kamu baru akan membela oppa-oppa kamj yang tertindas, tapi keduluan sama Caca. "Oppa gue nggak oplas tau!"

"Dih? Plastik di bela. Buang aja udah ke tempat sampah. Hahaha."

"Sh*t! Lo tuh! Cowok sampah!" Kamu mencoba menenangkan Caca bersama dengan Lulu. Caca memang emosinya mudah meledak-ledak. Caca itu orangnya sedikit frontal, kata-katanya itu terkadang nusuk banget sampai ke ulu hati.

"Alaaahh. Bi**ch lo! Sok-sokan belain plastik!"

"Cowok ba***rd!!! Enyah gih lo! Dasar an***g lo semua!!!" Berbagai kalimat umpatan tak lolos sensor berhasil Caca keluarkan. Kamu bersama Lulu mencoba menenangkan Caca.

"Sabar Ca, sabar. Orang sabar di sayang Allah," ucapmu.

"Nggak usah peduliin kata mereka Ca. Sabarr."

Kamh dan Lulu memang lebih memilih untuk tak terlalu peduli dengan perkataan cowok-cowok itu. Memang menyakitkan idola sendiri dihina, tapi nggak pa-pa. Yang penting sabar aja. Karena sabar itu 'kan di sayang Allah.

Caca mulai tenang. Ia kemudian melempar tatapan tajam ke cowok-cowok yang tertawa penuh kemenangan.

"Ayo ke kantin. Nggak usah peduliin kata mereka," ucapmu melempar tajam ke cowok-cowok itu. Kalian bertiga pun keluar kelas, meninggalkan cowok-cowok itu yang tertawanya semakin nyaring terdengar memekakkan telinga.

"Hahaha. Dasar pecinta cowok bencong, plastik, alay eww!!!"

Caca berbalik. "Fu*k Diam deh lu semua ban***t!" Gadis itu melemparkan jari tengahnya ke cowok-cowok itu. Lalu segera berjalan cepat mendahului kamu dan Lulu.

"Haduh, Caca Caca. Frontal banget. Nggak ada saringan ya?"

"Untung kita sabar 'kan, Lu?" Ucapanmu dibalas anggukan setuju oleh Lulu. Kamu bersama Lulu pun menghampiri Caca yang duduk di salah satu kursi kantin dengan air muka kesal.

"Gue nggak terima oppa-oppa gue di katain plastik! Memang rata-rata di sana banyak yang oplas, tapi oppa gue enggak! Oppa gue itu asli! Bukan plastik ish!" Caca berucap dengan penuh kekesalan yang berlipat-lipat. Kamu tersenyum kecut. "Udah deh Di. Sabar aja."

"Sabar sabar, lo kira semudah itu apa?!"

Yah, kena semprot dah kamu. Caca memang gitu sih. Untung kamu udah sabar dan maklum sama sifatnya yang satu ini. Gampang meledak-ledak.

"Ini resikonya jadi seorang KPOPers. Jadi tinggal dari diri masing-masing aja, tahan atau enggaknya." Lulu berucap.

Caca menghela napas. "Aduh, sabar Ca sabar." Gadis itu mengambil napas lalu menghembuskannya secara perlahan.

"Oh iya, itu gimana tadi? Yang Yun oppa kesandung itu, yang jatuhnya nggak banget." Kamu mencoba mencairkan suasana.

"Hahaha, iya-iya. Sumpah malu-maluin banget haha. Jadi gini nih, Yun oppa itu bla bla bla ...." Caca mulai bercerita sambil mencoba untuk menahan tawanya agar tidak meledak. Kamu dan Lulu diam mendengarkan. Kamu mengulum senyum.

Pada akhirnya, tawa kalian bertiga pun pecah secara bersamaan. Tak perduli tatapan dari para pengunjung kantin yang mungkin menatap kalian dengan aneh. Masa bodo lah.

"Pasti lagi ngomongin koriya." Tiba-tiba datang seorang gadis dengan melempar senyum kepada kami. Dia Rara. Temen sekelas kamu juga yang sibuk sama organisasinya.

"Woiyadong!"

"Nggak cape apa?" Tanyanya sembari mengambil duduk di samping Caca.

"Ya enggak lah! Nggak ada capek-capeknya malah kalo ngebahas oppa."

"Iya deh iya. Lanjutin gih. Gue mau dengerin. Seru banget dari tadi."

"Wus, hati-hati Ra, ntar ketularan virus hallyu loh. Haha," ucapmu. Yah, hati-hati banget. Soalnya kamu jadi suka oppa-oppa itu karena ketularan sama temen juga sih. Tapi kamu senang kok kenal sama yang namanya dunia KPOP. Kamu jadi nggak terkena pergaulan bebas, plus karena ini juga kamu nggak pernah pacaran. Duniamu penuh oleh oppa-oppa ganteng. Hihi.

"Haha. Gabakal ketular deh."

"Yakin?" Lulu meyakinkan. Rara mengangguk mantap.

Pada akhirnya, kaliah bertiga kembali membahas oppa. Rara hanya bisa diam karena ia tidak mengerti apapun. Haha. Ekspresi bingungnya itu membuatmu tak bisa menahan tawa.

Tbc.

***

Baca hadist Nabi dalam foto di mulmed. Bahan tafakkur bagi kita yang pernah berkata kasar. Meski sudah diplesetkan menjadi "anjir", "anjay" dan teman-temannya. Masih banyak kata-kata yang baik untuk diungkapkan atau dituliskan. Seperti, "ma syaa Allah", "Allahuakbar", "barakallah", "alhamdulillah" serta yang lainnya.

KPOPers Hijrah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang