⚽ TIGA PULUH SEMBILAN ⚽

1.8K 177 29
                                    

Laga tunda yang kemarin membuat banyak orang sibuk, kini sudah mulai direncanakan. Jadwal tanding hingga tempat tanding telah disepakati, bahkan aturan tanding telah bulat dibuat oleh federasi. Ini tentang dua tim besar dengan fanbase yang tak kalah besar. Namanya telah membumbung tinggi, tapi laga antara mereka tak pernah semenyejukkan Desa Kandangtepus, Senduro, Lumajang. Selalu saja panas, sepanas bara api di atas tungku.

Iya, berbicara tentang kedua klub dengan sejarah besar, dengan nama yang besar, ialah tentang Persib dan Persija. Siapa yang tak tahu tentang rivalitas kedua klub? Bahkan orang tak pernah menyentuh bola tahu tentang itu. Tentang Viking dan Jakmania. Entahlah, ada apa dengan mereka.

Kembali pada laga yang tertunda, Minggu depan adalah laga antara kedua klub. Di Bandung dan tanpa suporter Persija Jakarta alias Jakmania.

Jauh-jauh hari Alma telah memesan tiket di tribun biasa tanpa sepengetahuan Febri tapi tetap dengan arahan dari Mama dan Papa. Dia pesan dua tiket, satu untuknya sendiri dan satu lagi untuk Milan. Mama dan Papa sudah ada, sudah pasti akan duduk di belakang Alma pun Milan. Tinggal bagaimana caranya Alma membujuk Milan untuk datang nantinya.

"Seriusan ya, Om. Sisain tiket paling enggak 2 kalau 4 lebih baik," ucap Alma pada petugas loket yang sudah lama dikenalnya.

"Belum juga dicetak tiketnya, sudah dipesan," canda Om itu.

"Hehehe, tapi jangan bilang Kak Febri ya, Om. Ini perjanjian antara kita," mengajukan kelingkingnya.

"Siap, Komandan!" Jawab Om itu mengikat kelingkingnya pada kelingking Alma.

Untuk urusan tiket sudah selesai. Urusan atribut dan yang lainnya telah sempurna. Tinggal satu bagian yang harus dia tulis dan tidak boleh terlewat.

Maka malam ini dia menulis sesuatu yang sangat penting, sambil tersenyum bahagia dan terlibat membayangkan sesuatu yang indah. Perempuan itu semacam tanpa beban padahal tubuhnya semakin rapuh di atas kursi rodanya.

Hingga malam menyelimuti tubuhnya dan melelapkan matanya.

⚽⚽⚽

Stadion sudah dipadati ribuan suporter Persib Bandung, mulai dari Viking, Bobotoh sampai Bomber. Mereka bahkan mulai menyanyikan chants dan membentangkan bendera komunitas mereka ketika Alma masuk dengan kedua orang tuanya tanpa Milan.

Baru satu jam yang lalu tiket untuk Milan dikirim langsung ke rumahnya tapi belum juga ada respon dari Milan. Sementara Alma selalu menunggu kabar pun kepastian darinya tanpa merasa bosan.

Dari tribun ekonomi Alma duduk bersama ribuan suporter fanatik Persib, menyanyikan puluhan chants tanpa lelah meski pertandingan masih 15 menit kemudian. Alma sangat menikmati hari ini, menikmati indahnya stadion dengan lautan birunya. Meski tak seindah ketika merah putih berlaga atau mungkin hanya sekadar lautan biru-orange atau biru-hijau pun sudah sangat indah.

Dengan seragam Persib, dengan nomor punggung 13 bertuliskan Febri Hariyadi, Alma duduk tanpa pernah berhenti tersenyum. Sesekali dia menanggapi sapaan dari suporter fanatik Persib.

"Adiknya Bow ya?" Tanya seseorang dengan berteriak namun tetap kalah dengan teriakan puluhan ribu suporter lainnya.

Alma mengangguk saja.

"Lekas sembuh, Dik. Salam dari Bobotoh Bandung Barat," teriaknya lagi yang hanya dijawab dengan anggukan pula oleh Alma. Lantas dia berjalan lagi mencari tempat duduk ternyaman sementara Alma sudah duduk di paling depan, dekat dengan pagar pembatas.

Sayap GarudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang