⚽ SEBELAS ⚽

2.3K 197 6
                                    

Sore ini Graha Persib penuh dengan Bobotoh dan Viking yang tengah menunggui para pemain berangkat ke stadion. Mereka-mereka adalah yang tidak kebagian tiket tapi tetap berusaha mendukung dalam perjalanan pemain menuju stadion.

Ramai sekali, ini laga perdana Piala Jendral Sudirman yang diadakan oleh instansi yang tengah memegang 75% kepercayaan rakyat Indonesia.

Sedikit saja gambaran di luar Graha, ribuan orang mungkin tengah memadati jalan bahkan meneriakkan chants mereka dengan lantang. Hebatnya suporter Indonesia adalah kesetiaan juga kesungguhannya dalam mendukung kebanggaan. Hanya satu yang buruk dari mereka, permusuhan juga fanatisme yang keterlaluan. Setuju atau tidak, kenyataannya begitu.

Sementara itu di dalam Graha, orang-orang tengah sibuk bersiap. Dipimpin doa oleh Kang Jupe selaku kapten dan diberikan semangat oleh Coach Djanur. Semua ikut ke stadion meski tidak semua bisa dimainkan atau sekedar duduk di bangku cadangan.

Yang terkena imbasnya ya, Gian Zola, dia tak bisa langsung ikut bermain sebab belum cukup umur dia. Maka digantikan pemain U-23 lain yang sudah lebih dulu direkrut.

Mereka berjalan menuju bus kebanggaan, bus yang selalu mengantar mereka pergi latihan maupun ke stadion untuk berlaga yang sesungguhnya. Ini kali pertama bagi Febri naik bus ini untuk berlaga, terlebih debutnya langsung menjadi starter, mungkin karena regulasi maka mau tak mau dia dipasang. Tapi, siapapun yang membuat keputusan atau regulasi itu, terimakasih sebab setuju atau tidak setuju, pemain-pemain muda bermunculan dan di kenal pada suatu masa nanti. Toh regenerasi itu perlu.

Zola duduk di sebelah Febri dengan agak kecewa tapi sebenarnya tidak sekecewa itu. Bermain-main ponsel, membuka tutup menu dan dikunci lagi. Semacam jomblo resah yang menunggu kabar entah dari siapapun itu.

"Zola," Kang Jupe menghampiri dan duduk di kursi seberang samping Zola. "Tak apa belum bisa main, umur kamu memang belum 18 tapi setidaknya Coach Djanur ingin mulai memperkenalkan kamu ke senior. Kamu punya talenta itu, percayalah akan ada saatnya ketika kamu tambah tua."

Mengangguk, dia paham betul itu, kecewanya hanya sedikit, tapi apalah daya, tidak ada yang bisa memanipulasi umurnya.

"Semangatlah!"

"Siap, Kang. Semangat 45! Sudah bersyukur juga kok bisa masuk di senior, berlatih sama orang-orang hebat macam Kang Jupe."

Kang Jupe tersenyum singkat. "Percayalah suatu saat kamu pasti lebih hebat dari Akang. Dan kamu juga tahu apa kata-kata terhebat yang pernah Evan Dimas katakan di tahun 2013, Zola?"

"Semua bisa dikalahkan kecuali Tuhan," sahut Zola cepat.

"Singkatnya begitu, dan orang tua adalah pemegang ridho Tuhan di dunia. Baik-baiklah kepada Tuhan dan Orang tua. Tuhan akan memberi apapun yang kamu butuhkan."

Zola mengangguk. Dia tersenyum cukup kagum pada Kang Jupe. Tak hanya jadi kapten di lapangan. Kang Jupe tahu yang paling bagus adalah menyentuh hati dengan kalimat-kalimat di luar lapangan.

"Feb, nanti teh tunjukkan yang terbaik, kalau bisa cetak gol semacam kemarin itu lebih baik. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada untuk membahagiakan Alma," kata Kang Jupe yang langsung beralih pada Febri.

Febri tengah gelisah dan memainkan jari-jemarinya di antara kedua pahanya. "Iya, Kang. Cuma agak grogi."

Kang Jupe tersenyum. "Semua pemain pernah merasakan itu, percaya atau tidak. Akang juga masih grogi kadang-kadang."

"Masa'?"

Mengangguk. "Tinggal bagaimana caranya kamu mengontrol grogimu. Nanti begitu masuk lapangan, puluhan ribu Bobotoh sudah bersorak, lebih ramai dari Persib U-21. Begitu masuk lapangan, tubuhmu akan bergetar dan ada pacuan yang tidak kamu mengerti, memacu kamu untuk memberikan yang terbaik. Nanti rasakan sendiri, Feb."

Sayap GarudaWhere stories live. Discover now