REVANDO

25 3 0
                                    

Aku adalah seorang slave. Seorang manusia yang menjadi vampire karena meminum darah seorang vampire, sehingga aku harus menuruti semua perintah dari masterku. Sebenarnya, aku tidak ingin menjadi seorang vampire apalagi harus menuruti masterku Evan. Tapi, aku juga tidak bisa menyalahkannya atas semua ini.

#flashback on#

"Evan" panggil Evan kepadaku.
Evan adalah teman yang selalu ada disisiku bahkan saat orang tuaku meninggal karna fitnah orang-orang, dia ada disisiku. Aku sangat bahagia memiliki teman seperti Evan.

Aku dan Evan memiliki nama yang bisa dibilang sama. Ada beberapa orang memanggilku Evan. Bahkan Evan memanggilku Evan juga. Hahaha

"Ada apa Evan? Aku sedang sibuk" jawabku.

"Sibuk apa? Kamu hanya sedang membaca novelmu, dan itu sudah ke berapa kalinya kau membaca buku tebal itu?"

"Ini baru kedua kalinya, dan ini tidak setebal itu."

"Bagiku itu tebal Evan, yah sudahlah ayo kita bermain, aku bosan melihatmu membaca buku tebal itu terus" ucap Evan kesal.

"Tunggu, sebentar lagi selesai kok. Setelah itu kita bisa lakukan apapun yang kamu mau, ok?" ucapku tanpa melihatnya.

"Gak usah sok serius deh kamu, ayo kita main, aku bosen banget nih" ucapnya yang sepertinya terlihat begitu kesal.

Aku melihatnya sangat kesal, dan aku merasa aku berhasil mengerjainya. Sebenarnya, aku nggak begitu ingin membaca, tapi aku hanya ingin mengerjainya, karena sangat menyenangkan mengerjainya.

"Baiklah ayo kita bermain. Apa yang akan kita mainkan" ucapku sambil menutup buku dan menatap ke sekeliling dimana terdapat banyak game.

Ya, rumah Evan adalah surganya games. Ada banyak sekali games disana. Sebenarnya, aku dan Evan adalah seorang gamers, hanya saja aku juga suka membaca buku, sedangkan Evan adalah orang yang sangat membenci buku.

"Bagaimana kalau kita mulai dari ujung situ sampai situ" ucapnya sambil menunjuk semua gamenya dari ujung ke ujung.

"Bagaimana kalau kita bertanding sambil mencetak high score? Dan siapa mencetak high score paling dikit dia harus membelikan semua yang diinginkan oleh yang menang, tapi cuman boleh makanan dan minuman? Gimana?" Ucapku.

"Baiklah aku setuju" ucapnya antusias.

Semua games yang ada di rumahnya adalah games yang dikhususkan untuk berdua, sehingga kami bisa bermain bersama.

"Aku yakin kamu pasti kalah dariku sekarang" ucapnya.

"Hei tidak akan pernah. Kita berdua sama-sama tahu bahwa akulah yang paling hebat, jadi aku pasti bisa mengalahkanmu" ucapku percaya diri. Dan aku yakin saat ini mukanya pasti sangat kesal.

Yah, itu adalah keseharianku. Sampai pada suatu saat, aku mengalami suatu hal yang sama sekali tidak aku inginkan. Aku mengalami kecelakaan yang dimana diriku tidak dapat tertolong lagi. Dan saat itu juga aku menyadari temanku Evan adalah seorang vampire. Saat aku hampir meninggal aku melihatnya mengiris tangannya dan meminumkan darahnya kemulutku. Dan saat itu aku merasa sangat panas. Lalu perlahan kesadaranku mulai hilang, setelah itu aku tidak mengingat apa-apa lagi.

Aku bangun, dan aku merasa seperti terlahir kembali. Dan saat itu juga dia mengatakan padaku bahwa kini aku adalah seorang vampire slave. Dan aku juga harus menuruti semua ucapannya tanpa dapat menolak. Begitu juga saat aku disuruh melakukan pekerjaan darinya selama ini yaitu menjadi pembunuh bayaran bagi para kaum vampire.

#flashback off#

Dan ada saat dimana aku mencintai orang yang harus ku bunuh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Loving Or KillingWhere stories live. Discover now