3. Ada apa?

161 14 4
                                    

"Var, kantin yuk"

"Gak deh duluan aja"

"Dih Var temenin napa"

"Gue gak mau"

"Ck Var lo mah jahat, please"

"Gue bilang ngga ya ngga"

"Tau ah lo mah, gue marah!"

"Bodo"

Klaira menghentakan kakinya lalu pergi meninggalkan kelas.Di sepanjang jalan ia memasang wajah cemberutnya.Belum sempat memasuki kantin, ada sebuah tangan yang menarik Klaira. Ntah kemana ia membawa Klaira.

"Heh! Lepasin bego" Kei berusaha melepaskan tangannya.

"Ikut gue!"

"Lo kenapa sih, seenaknya narik gue. Gue laper mau makan!" Tak ada jawaban dari pria tersebut.

"Ck, kita mau kemana sih. Lepasin bego sakit" tepat di taman belakang sekolah, pria itu melepaskan tangannya.

"Vin, gue laper ngapain bawa gue kesini?" Tanya Klaira heran

"Gue mau ngomong serius!" Ya pria itu adalah Vino.

"Ngomong apaan, cepet ah!"

"Kenapa lo selalu ngejar ngejar Varo?"

"Emang kenapa? Bukan urusan lo ini, gue yang ngejar dia kenapa lo yang sewot?"

"Gue nanya, kenapa lo selalu ngejar Varo?"

"Mau lo apaan sih, nanyain itu ke gue?"

"Jawab!"

"KARNA GUE SUKA SAMA DIA!PUAASSS???" Klaira hendak meninggalkan Vino, namun tangannya kembali ditahan oleh Vino.

"Lepasin Vin!!"

"Gue cuma bilang kalo kodrat perempuan itu dikejar bukan mengejar. Harusnya lo ngerti itu, jangan sampe harga diri lo jatoh" Klaira diam seribu bahasa setelah mendengar ucapan Vino. Vino meninggalkan Klaira.

***

Klaira kembali ke dalam kelas. Ucapan Vino masih terngiang di pikirannya. Yang diucapkan Vino benar. Tak seharusnya ia mengharap lebih pada Varo. Tapi mengapa Vino mengucapkan itu? Apa ia suka pada Klaira? Sepertinya iya. Sudahlah lupakan. Klaira dan Varo memang sebangku. Namun kali ini Klaira diam, jarang sekali ia menjadi pendiam. Varo menyadarinya, Varo ingin bertanya tapi ia gengsi. Tak ada yang berbicara diantara mereka. Biasanya mereka berkelahi, tidak dengan sekarang. Semuanya heran dengan sikap Klaira.

"Kei" Panggil Varo, ia tak tahan bertanya. Kei menoleh, sadar bahwa ada yang memanggilnya

"Kenapa?" Tanya Varo

"Gapapa" Klaira menggelengkan kepalanya.

"Kei!" Panggil varo lagi.

"Hmm" Sahut kei tanpa menoleh

"Jujur" Varo memintanya untuk jujur. Varo memang pendiam, namun ia hanya sekedar pendiam. Sikapnya ramah, baik. Ia tidak memiliki sikap cuek dan dingin.

"Apanya?"

"Lo kenapa?"

"Gue gapapa"

Kriiingggg kringgg
Bel istirahat sudah habis. Varo terpaksa tidak bertanya lagi. Sebenarnya ia heran, apakah Klaira marah gara gara ia tidak mau menemaninya ke kantin? Mungkin iya.

Varo terus menoleh ke arah Klaira. Klaira tidak mendengarkan ucapan guru yang sedang mengajar.

"Klaira, Varo!!"
Keduanya langsung mengarahkan pandangan pada yang memanggil namanya.

"Kalian jelaskan apa yang saya jelaskan tadi! Cepat" Klaira dan Varo gelagapan. Mereka tak tahu apa yang dijelaskan guru tersebut.

"Kenapa diam? Saya sedang mengajar tapi kalian hanya melamun. Sekarang kalian keluar, berdiri di lapangan sambil hormat." Ucap guru itu

"Baik bu" kata Varo. Ia melangkahkan kakinya keluar. Tidak dengan Klaira.

"Klaira, dengar saya tidak?"

"I..iya bu"

Klaira melihat Varo yang tengah hormat di lapangan. Ia mengambil posisi disamping Varo.

"Kei lo kenapa?" Tanya Varo dengan pandangan lurus ke depan.

"Gapapa"

" Lo marah sama gue?"

"Ngga"

"Jujur kei"

"Gue mau nanya boleh gak?" Kata klaira

"Boleh"

"Lo risih gak kalo gue selalu gangguin lo?"

"Kok lo nanya begitu?"

"Jawab Var"

"Ngga, gue gak risih. Berhenti buat nanya kaya begituan" Varo sebenarnya memang risih, namun jika ia bilang risih Varo takut klaira tidak berteman dengannya lagi. Satu kelas yang berteman dengan Varo hanya Klaira saja. Varo memiliki teman banyak, namun ia tidak terlalu akrab karna sifat pendiam Varo. Tapi teman sekelas Varo selalu peduli. Walaupun jika dimata Varo mengatakan tak ada yang mau berteman dengannya, teman temannya selalu berteman di belakang Varo. Maksudnya ia selalu mengawasi sifat Varo. Ia sangat peduli terhadap Varo begitu pun sebaliknya.

"Jujur Var"

"Gue udah jujur! Please jangan nanya begitu lagi" Mohon Varo

Klaira diam, ia merasakan pusing. Tubuhnya melemas, pandangannya kabur. Ia belum makan pas istirahat. Pandangannya berubah menjadu gelap. Tubuhnya hampir tergeletak di tanah. Untung saja ada Varo. Varo panik, ia langsung menggendong Klaira ke UKS.







💞💞💞

Hai semuanya! Maaf ya baru up.

Gimana sama ceritanya? Bagus gak?
Kalo bagus, tinggalin jejaknya dong. Gue gak minta apa apa, gue cuma butuh dukungan. Vote, comment, and share ya. See you😘😘😘

Adinda
Bekasi, 13 Juli 2018

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Twin Boy_Where stories live. Discover now