2.First Love

162 18 1
                                    

Siang telah berganti malam. Kini Varo telah kembali setelah mengantarkan Klaira. Ia berada di dalam kamarnya. Kamar Varo dan Vino terpisah, karna sekarang mereka telah dewasa. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Varo, sehingga ia tak mendengar ada yang masuk kedalam kamarnya.

Brakkk
Suara pintu yang terbuka keras,Varo melirik kearah pintu. Didapatkan kembarannya yang tengah tersenyum lebar.

"Lo bisa gak sih ketuk pintu dulu"

"Heh lo aja yang ngga denger dari tadi gue panggil gak nyaut nyaut" jawab vini sejujurnya.

Varo kembali kedalam pikirannya.Vino langsung menghampirinya, ia duduk disamping ranjang Varo.

"Lo kenapa bang?" tanya Vino

"Ngga"

"Bang gue minta maaf ya, soal tadi pagi" ujar Vino

"Gapapa lo berhak dapetin itu"

"Bukan gue doang, tapi lo juga harus dapetinnya bang. Karna lo kembaran gue"

"Udah jalanin aja, gue gapapa kok. Jangan mikirin gue, pikirin diri lo Vin"

Vino mengela nafasnya. Percuma saja ia berbicara dengan kembarannya itu.

Tok tok tok
Pintu itu dibuka dengan yang mengetuk tadi.

"Vin makan dulu yuk" Mama, ya mama yang telah mengetuk pintunya

"Iya ma, bang yuk" ajak Vino kepada Varo

"Duluan aja, gue nanti"

"Ayolah kapan lagi makan bareng var" Ajak Vino lagi dan lagi

"Udah Vin biarin aja" ujar mamanya

Dada Varo kembali merasakan sakit. Tak pernah sedikitpun mama dan papanya memperhatikannya. Ia hanya bisa pasrah dengan apa yang telah terjadi.

"Bang gue duluan ya" kata Vino dengan muka yang ditekuk. Varo membalasnya dengan anggukan.

Mama dan Vino telah menghilang setelah pintu kamarnya tertutup. Tiba tiba kepala Varo terasa sakit, sehingga Varo mengerang kesakitan. Ia langsung mencari obat untuk menghilangkan rasa sakitnya. Varo terkena Kanker Otak dari kelas tiga SMP. Ia sengaja menutupinya dari kembarannya itu, termasuk mama dan papanya juga. Kini penyakitnya itu telah menyebar sehingga ia mendapatkan informasi dari dokter bahwa kankernya itu telah parah. Kanker Otak stadium 2. Varo meminum obatnya dengan cepat. Ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang, namun entah ada angin apa Varo memikirkan Klaira. Ia senang bisa bermain dengan Klaira yang hampir seharian.

Flashback on

"Kita mau kemana sih var?" Tanya Klaira

"Udah diem aja sih"

Sedari tadi klaira bingung, varo mau membawanya kemana?

Varo memarkirkan motornya di halaman yang luas dan sepi. Klaira kaget, buat apa varo membawanya ketempat yang sepi? Namun ia senang karna Varo mau mebawanya ketempat ini. Tempat yang seperti padang rumput.

"Bagus ngga?"

"Bagus, gue suka"

"Biasanya kalo gue lagi gak mood, gue kesini" Klaira menoleh ke arah Varo

"Kok lo ngga pernah bawa gue sih, tempatnya enak adem"

Varo hanya tersenyum. Ia senang melihat Klaira yang sedari tadi merentangkan tangannya merasakan angin yang tembus kedalam tubuhnya.

"Lain kali bawa gue kesini lagi ya"

"Kalo guenya mau" Klaira menatap tajam varo.

"Apaan sih ngeliatin gue mulu, ganteng ya?"

"Kepedean tingkat dewanya mulai deh"

Flashback off

Varo tersenyum mengingat kejadian tadi. What? Kenapa gue jadi mikirin bocah tengil sih? Gak, gak mungkin!
Varo mengusap wajahnya, namun ia kembali tersenyum. Varo terlarut dalam pikirannya sehingga ia tertidur.

                                   ❤❤❤

Varo terbangun dari tidurnya. Perutnya terasa perih, ia lupa jika belum makan malam. Akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju dapur. Jam menunjukan pukul 1 malam. Diatas meja makan terdapat sepiring nasi yang dilengkali berbagai macam lauk. Disamping piring tersebut ada secarik kertas yang menarik perhatian Varo. Ia membuka kertas tersebut.

Bang, dimakan ya.
Gue tau pasti lo laper kan.
Selamat makan Varo Geordanil kembarannya Vino :)

Varo tersenyum setelah membaca surat itu. Hanya Vino yang peduli dengan dirinya. Varo langsung memakan makanannya.











Jeng jeng jeng

Seru ngga? Kalo ngga juga gpp
Vote and coment nya ya jangan lupa

Thanks
Adinda
Bekasi, 30 Juni 2018

Twin Boy_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang