"Oh! Maafkan aku. Apa kau ingin pergi sekarang? Disini ada salon. Kita bisa memotong rambutmu disana.." tawarnya

"Ayooo~"

Mereka harus naik dua lantai untuk mencapai salon yang Jaemin katakan, sebelum mencapai salon, kedua mata Renjun terbuka lebar, berbinar-binar saat melihat toko boneka yang berada di sebelah salon.

Menatap fokus pada boneka yang menyerupai kuda nil dengan moncong besar dengab mata bulat di etalase. Kebanyakan berwarna putih ada beberapa yang berwarna biru muda.

"Tolong rapikan saja, tak perlu diwarnai.." Jaemin meminta pada seorang hair stylist yang menyambut mereka.

Si tampan memastikan Renjun duduk di salah satu kursi dengan nyaman. Ia mendekati Renjun dan meminta ijin untuk pergi ke toilet. Renjun hanya mengiyakan tanpa berpikir, dan saat Jaemin sudah keluar, ia mengernyit heran. Bukankah tadi saat di Restaurant Jaemin sudah pergi le toilet? Ia mengidik bahunya acuh.

.

.

.

.

.

.

"Telfon aku saat kau sudah sampai.." Jaemin mengingatkan Renjun sebelum membuka pintu mobil untuk sang istri. Ia menyempatkan merapikan helai rambut Renjun, menyimpan beberapa helai rambut di belakang telinga.

"Cantik.." berkomentar sambil meneliti potongan rambut yang sudah di rapihkan. Kini sudah tak menusuk mata lagi. Ia bisa melihat dua bola mata cantik itu tanpa terhalang lagi.

Tersipu malu, ia mengalihkan fokus matanya, jika tidak mungkin pipinya akan memerah lagi. Renjun malu..

"Masuklah.." menepuk bagian belakangnya pelan. Sebelum masuk, Renjun melihat senyum aneh dari Jaemin.

"Woah! Moomin!!"

Menganga lebar saat masuk kedalam mobil, ada sebuah boneka moomin berukuran sedang di kursi penumpang sebelahnya. Menggapainya dan memandang tak percaya pada Jaemin.

Tersenyum lebar, bangga pada dirinya sendiri. Ia berjongkok di sebelah pintu mobil yang sudah terbuka. Membantu Renjun memasang seat belt; meski sang istri nyatanya masih berseru senang tak menyadari jika Jaemin sudah memasangkan seat belt untuknya.

"Hyung! Kau membelikan ini untukku?!"

Mengangguk sebagai jawaban. "Kau suka?"

"Tentu! Bagaimana hyung tau aku suka dengan karakter moomin?!" Terlalu senang hingga tak menyadari jika suaranya memenuhi parkiran basement.

Mendecih kecil, bagaimana ia tak tahu jika ia melihat sendiri bagaimana Renjun mengamati Boneka moomin di etalase.

"Aku tahu semuanya tentangmu sayang.."

Renjun terkekeh, "Jadi tadi hyung pergi membeli boneka ya?"

"Hmm!" Mengangguk dan tertawa pelan. Ia ketahuan berbohong. Hng~

"Baiklah, aku harus kembali ke kantor sayang.. Jangan lupa telfon aku saat sampai. Mengerti?"

Renjun mengangguk, ia menahan satu pergelangan tangan sang suami. Tersenyum lebar, cup! "Terimakasih hyung.."

Satu kecupan, bagai tersengat listrik dan Jaemin menghabiskan harinya di kantor dengan senyuman aneh lagi. Merasa seperti baterai yang terisi penuh. Ya, ia sudah gila sekarang. Bahkan mereka tak menyadari jika ada seseorang yang harus melihat adegan manis mereka di kursi kemudi. Hm, ingatkan Jaemin untuk melakukan hal-hal manis seperti itu di rumah saja.
.

.

.

.

.

Amnesia | JaemRenWhere stories live. Discover now