part a

7.6K 644 152
                                        

Renjun tak akan pernah mengerti. Bagaimana hidupnya penuh dengan kejutan seperti ini? Ia terbangun dan mendapati dirinya telah menyandang status seorang 'istri'. Seorang dokter datang dan mengatakan bahwa keadaanya saat ini sangat tidak stabil, akibat benturan yang cukup kuat. Sebagian memori terpotong bagai sebuah potongan puzzle menghilang; dan tak akan bisa menyelesaikan sebuah gambar secara utuh.

Ia merasa seperti seorang tokoh antagonis disini. Ia hanya melupakan memori tentang sang 'suami'. Renjun bahkan tak mengingat bagaimana ia dan Jaemin bertemu. Bagaimana acara pernikahannya berjalan? Renjun sungguh sangat ingin potongan kecil itu datang dan mengisi kembali bagian kosong dalam memorinya.

"Renjun.. kita sudah sampai.." Suara itu sangat lembut. Renjun bisa merasakan Jaemin menepuk pelan bahu kanannya. Ia menyadarkan diri dari lamunan panjang dan menatap sang suami. Jaemin sudah membuka pintu mobil disebelahnya, sedikit menunduk pria itu tersenyum, membawa kedua sudut bibir tipisnya ke atas.

"Kau baik-baik saja?" Jaemin kembali bertanya. Ia menatap kedua mata tipis Renjun teduh.

"Ya.. ini dimana?" Renjun seakan tertarik masuk kedalam pusaran tatapan teduh Jaemin. Oh! Apa dulu ia juga jatuh begitu saja dengan tatapan itu? Ia merasa sangat beruntung jika begitu. Jaemin terlihat sangat lembut juga manis dengan kedua mata tipis yang terkesan sayu, di balik itu Renjun tahu Jaemin adalah lelaki yang bisa di andalkan.

Jaemin tak menjawab, ia hanya terkekeh tanpa suara memperhatikan kedua mata Renjun yang membesar, berputar melihat sekeliling taman bunga depan rumah dan itu tampak sangat lucu. Menurunkan lagi badannya, mengulur sebelah tangan untuk membuka seat belt Renjun. Ia menarik pergelangan itu pelan. Tersenyum sangat lebar saat menemukan rasa hangat disana; meski terlihat mungil, telapak tangan Renjun terasa sangat hangat.

"Ini rumah kita.."Jaemin menjelaskan. Renjun bisa merasakan sentuhan canggung saat sang suami melepas perlahan pergelangan tangannya. Jaemin benar-benar seperti seorang gentlemen yang sangat sopan. Ia memperlakuakn Renjun bagai permata yang mungkin akan pecah jika ia tak berhati-hati.

Pemuda manis itu mengedarkan pandangannya. Dari eksterior sampai interior ia dapat merasakan kehangatan dari design juga pilihan warna. Hanya sebuah rumah minimalis, yang tertata sangat rapi.

Semua perabotan terbuat dari kayu. Di beberapa sudut ruangan dipenuhi pepohonan kecil. Renjun tersenyum, ia memang menyukai tanaman juga bunga. Ia memimpikan mempunyai sebuah rumah kecil yang di penuhi dengan berbagai pohon kecil juga bunga. Apa Renjun pernah mengatakan impiannya pada Jaemin tentang itu?

Ia masih mengangumi setiap sudut rumah. Mondar-mandir, terkadang menyentuh beberapa jenis bunga yang ia lihat pertama kali. Renjun sangat suka. Bagai anak kecil yang mengunjungi rumah permen. Ia bisa sepuasnya menyicipi semua jenis permen tanpa takut peri gigi mencabut gigi berlubangnya.

"Maaf, seharusnya aku memberikan ini saat di rumah sakit tadi.." Kedua matanya membola, ia terkejut mendapati sebuah bouquet Hydrangea biru muda di depannya. Bunga favoritnya. Hanya beberapa orang yang mengetahui itu.

 Hanya beberapa orang yang mengetahui itu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Amnesia | JaemRenDonde viven las historias. Descúbrelo ahora