Elise diam , hanya tersenyum mendengar seloroh lelaki itu yang cuba menaikkan semangat mereka berdua .

" I'm sorry ... "

Elise menoleh ,  menatap wajah hiba Demerez . Jelas , kesakitan yang dialami mereka sama , serupa . Yang memahami penderitaan ini adalah mereka berdua sendiri .

" I'm sorry for every pain and hurt that I give you ... "

Elise membisu . Membiarkan Demerez meluahkan segala yang terbuku didada tanpa campur tangan dirinya . Hanya mata mereka saling bertamu , menghantar rasa yang pernah dan tidak akan hilang dari hati mereka . Kasih yang terbina dengan jaluran tali yang rapuh , bila-bila masa mampu putus ... namun sehingga kini masih lagi ... utuh .
Hubungan yang sebelumnya terbina semata-mata demi kepentingan diri sendiri , permulaan yang ternoda dengan niat yang tidak suci . Hanya ingin memanipulasi dan memanfaatkan diri masing-masing .
Bukan seperti kisah cinta yang suci dan penuh romantis bagai pasangan lain . Perjalanan hubungan mereka yang perit dan sukar diterima oleh kebanyakkan manusia biasa .... yang hanya inginkan kehidupan normal .

" —— but I'm still your sweetpain right ? " pertanyaan Elise membuatkan Demerez tertunduk . Tidak berdaya bertentangan mata dengan wanita itu . Malu serta kecewa dengan dirinya sendiri. Lemah keadaan dirinya kini dipandangan kasar manusia biasa , namun tidak bagi Elise . Dimatanya , lelaki ini adalah satu-satunya keluarga yang dia punya ... seseorang yang akan mencarinya , kembali padanya meski terpisah oleh ketentuan takdir .

Kepala Demerez didongakkan , menyambung semula tautan mata mereka . Pandangan mata Elise bersinarkan air mata , tangannya mengelus halus wajah lelaki itu bersama rasa sedih , perih juga bahagia yang bersatu di lubuk jiwa .


" thanks you sebab datang cari I balik .. atas apa pun alasan you ... thank you sebab kembali pada I . Thank you so much ... sebab tak pernah putus asa dengan I ... thank you sebab tak pernah b-buang I dari hidup you .... " tutur Elise disusuli esakan halusnya .



Sekelip mata tubuh Elise dalam dakapan hangat Demerez . Kedua lengan Demerez erat merangkul tubuh itu , membiarkan wanita itu melepaskan segala kehibaannya . Membiarkan malam menjadi saksi kemusnahan dua jiwa itu , sebelum kembali bangkit melawan arus kehidupan yang tidak pernah memberi ruang mahupun peluang buat diri mereka yang dikategorikan sebagai 'perosak' dunia dan masyarakat .


" I love you " ungkap Elise separa berbisik pada bayu malam namun cukup didengari dan bakal diingati oleh seorang Demerez Black .















Sesi makan malam itu hanya diiringi dentingan kutleri . Marcuez melirik sekilas pada bapanya yang sesakali mengangguk dalam perbualannya dengan Kimberlin Hans . Beralih pandangan mata Marcuez pada adik Elise , Ellen dan pasangannya Lufasz yang hanya membisu . Seakan tidak begitu menyertai sesi malam malam ini dengan kerelaan hati .  Tersengih sahaja Marcuez dalam diam .

Kembali dia memotong stik kepada kepingan kecil , segaris senyuman sinis melebar dibibir .


" Saya dengar Puan Carla ada adik . Elijah kan ? "

Terus sahaja pergerakan puan Carla pegun . Agak kaget dengan pertanyaan Marcuez yang begitu tiba-tiba membuatkan seluruh isi meja membisu . Malah , perbualan antara Kimberlin Hans dengan bapanya juga terhenti seketika . Kini tumpuan menikam ke wajah puan Carla yang masih ragu-ragu untuk memberi jawapan .



Her Mistake His Regretحيث تعيش القصص. اكتشف الآن