Chapter 01##

1.2K 30 0
                                    

" nona, aku mohon ijinkan aku berfoto denganmu satu kali saja, aku sudah datang jauh jauh dari Bhopal kesini hanya untuk bertemu denganmu " cakap salah satu wanita diantara kerumunan itu.

" biarkan dia masuk " cakap Teja memberi isyarat pada Bodyguardnya untuk mempersilahkan gadis itu masuk.

" dia hanya membuat alasan saja, kau akan terlambat dalam pesawatmu nanti. Aku akan mengurusnya "

" baiklah " Teja mengangkat kembali kopernya dan menuju pintu utama bandara.

" Dasar!!! Lihat saja kau akan turun dari popularitasmu  saat ini " cakap Gadis itu yang merasa amat kesal asal penolakan Teja untuk sekedar berfoto dengannya.

----------skip ^dirumah^

" sayang bagaimana konsermu, ayo duduklah ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu " cakap ibunya.

Semua orang saat itu sedang menikmati makan malam mereka.

" tidak bu, aku sangat lelah. Aku ingin langsung tidur saja" cakap Teja sembari menguap.

Perjalanan dari Delhi ke Mumbai cukup melelahkan. Pantaslah jika ia merasa sangat lelah dan langsung ingin istirahat.

" makanlah sedikit kak! Ibu sudah buatkan makanan ini untukmu. " cakap Swara yang merupakan adiknya.

" Swara aku lelah. Panaskan saja nanti makanannya! Aku akan makan nanti "

" ei..sudah sudah mengapa kalian ini? Tejaku baru saja datang dia lelah. Biarkan saja dia istirahat. Ayo sana pergi kekamarmu. Balu akan membawa kopermu " cakap nenek tersayangnya.

Teja adalah cucu kesayangan neneknya, apapun yang dilakukan Teja neneknya selalu mendukungnya. The best grandma lah.

" baiklah nenek nanti kita akan mengobrol banyak. Sekarang aku akan istirahat " cakap Teja sembari memeluk The best grandma nya itu.

Ting tong....

Suara bel rumah Gadodiya berbunyi.

" ibu aku akan membukanya "
Cakap Swara lalu ia keluar.

" apa yang kau lakukan disini " Swara sangat terkejut jika ternyata itu adalah Sanskar. Swara kembali menoleh kearah keluarganya yang masih makan dan perlahan ia keluar dan menutup pintunya.
Ia menggandeng tangan Sanskar dan menjauhkannya dari pintu rumah.

" bagaimana kau ini, ada tamu kok malah diusir " cakap Sanskar.

" pulanglah !!" Cakap Swara.

" aku belum menemui keluargamu bagaimana aku bisa pulang " Sanskar kembali melangkah mendekati pintu.

" berhenti! Kita sudah membahas ini kan? " cakap Swara kembali menarik tangan Sanskar.

" kau ini gadis aneh. Mengapa menghentikan kekasihmu untuk melamarmu ? ".

" aku bahkan belum memberitahu apa apa tentang hubungan kita. Biarkan aku menyelesaikan pendidikanku dulu. Setelah itu kita akan menikah. Ok !!?"

" tidak " Sanskar melipat tangannya didada dan kini membelakangi Sanskar.

" oh.. ayolah " Swara mengalungkan tangannya keleher Sanskar bergelayut manja.

" biar saja. Nanti jika keluargamu menikahkanmu dengan orang lain jangan cari aku " Sanskar memasang wajah cemberutnya.

" tidak akan, jika mereka menikahkanku dengan orang lain maka aku akan lari bersamamu " Swara tertawa kecil.

Sanskar membuat Swara berdiri dihadapannya dan mengecup keningnya singkat lalu memeluknya.

" nanti bilang sama keluargamu, setidaknya katakan pada mereka jika aku ini temanmu jadi aku punya alasan untuk datang kesini. Tidak sembunyi sembunyi lagi seperti ini ". Sanskar melepas pelukannya dan kembali masuk kemobilnya.

Kejadian itu terekam oleh kamera Teja dari atas kamarnya, memang selalu saja ada cara untuk menjahili adiknya itu.

" lihatlah sekarang kau akan menurut padaku " Teja tertawa kecil lalu membanting tubuhnya kekasur dan langsung tertidur dengan baju yg sama saat dia datang tadi. Sepatunya juga belum lepas dari kakinya.

Krekk,,,
Swara kembali dan menutup pintunya.

" siapa? Kenapa lama sekali ? Tidak memintanya masuk ? " tanya neneknya yang super kepo.

" tidak ada nek, itu tadi teman kampus Swara "

" lalu kenapa tidak disuruh masuk ? "

" emmm...dia terburu buru. Karna dia tahu saat sudah masuk kesini nenek akan menceramahinya selama satu jam. Makanya aku minta dia tidak masuk " Swara tertawa kecil.

" lihatlah putrimu itu Sarmista, dia bilang neneknya ini cerewet "

" ibu memang begitu kan " cakap Sarmista sembari menyuapkan makanan kemulutnya.

" baiklah aku kekamar dulu " cakap Swara

" tidak habiskan makananmu?" Tanya Sarmista

" aku sudah kenyang ibu " Swara pergi kekamarnya.

" sudah kenyang. Baru 3 sendok saja. Biarkan nanti orang akan bilang Sarmista kau tidak memberi makan putrimu? Terakhir kali saat di pemujaan Madhavi bilang padaku jika sekarang Swara semakin kurus saja. "

Nenek tertawa mengakhiri obrolan dalam meja makan itu.

Tum meree hoWhere stories live. Discover now