the only one

15.1K 442 3
                                    

Adib pov@

"Ayaahhhhhh... "teriakan Difa,puteri kecilku menggema di seluruh ruang tamu yang baru aku masuki,

aku merentangkan kedua tangan menyambut tubuh Difa yang menghambur ke pelukanku,segera ku angkat dan ku ayunkan dalam gendonganku

"anak ayah yang paling cantik,miss you sayang"ucapku sambil menciumi pipi chubby nya,Difa terkikik menahan geli

"assalamualaikum ayah"aku menghentikan kegiatanku menggoda Difa,menoleh ke belakang

"Wa'alaikum salam sayang ".balasku seraya mengecup keningnya,

"ayah buruan mandi gih, bunda udah siapin air hangat nya"kata Risfa sambil meraih Difa, aku mengangguk,sekali lagi mencium pipi Difa sebelum menyerahkan pada Risfa dan ketika Risfa sibuk dengan Difa,aku mencuri cium bibir Risfa

"maaaassssss"teriaknya marah,aku tergelak buru-buru berlari masuk ke rumah,kulihat Difa melongo mendengar pekikan bunda nya,ketika tatapan Difa bertemu denganku,aku malah mengedipkan mata yang disambut dengan tepuk tangan girang Difa.

4tahun sudah aku menghabiskan waktuku berdua dengan Risfa dan ditambah dengan kehadiran Difa 3th yang lalu semakin memperkuat cinta yang kami miliki,meski sering kami bertengkar, dan jujur ku akui aku lah yang selalu mengawali,sungguh aku benar-benar tak tahu,semenjak bersama Risfa aku tak bisa meredam emosi ku,emosi saat rasa cemburu menggelitiku,padahal Risfa sendiri selalu menjaga diri, menjauh dari para lelaki terlebih mantan-mantan kekasihnya dimasa lalu,mungkin karna aku terlalu takut akan kehilangan Risfa makanya aku bertindak berlebihan.
"Ayah kenapa malah melamun, air nya keburu dingin lho"

aku tersenyum dan menarik tangan Risfa agar ia mendekat padaku

"I love you " ucapku seraya memeluk pinggangnya,
"sayang kenapa? tanya Risfa heran, kemudian melepas pelukanku, aku merengut kecewa,Risfa malah terkekeh geli
"buruan mandi,, Difa kelamaan nunggu nya ntar, baju ganti nya udah aku letakkan di dalam sana" kata Risfa seraya mendorongku masuk ke kamar mandi
"aku pengen mandi bareng beib,please "pinta ku berusaha menampilkan wajah memelas,Risfa melotot kaget
"maaasssss "jerit Risfa geregetan, aku terbahak,kemudian lekas menutup pintu kamar mandi.

-------

"Difa gak mauuu... gak enak "pekik Difa sambil menggelengkan kepala nya berulang kali ketika aku meletakkan sepotong broccoli ke dalam piring makan nya

"sayang..dengerin ayah,sayur ini sangat bagus buat pertumbuhan Difa,Difa pengen cepet gede kan?pengen sehat kan?jadi harus banyakin makan sayur"aku berusaha membujuk Difa yang memang sangat sulit untuk makan Sayur-sayuran,Difa membuang muka,sambil memainkan nasi dalam piringnya,aku meletakkan garpu dengan pasrah

"cuma kayak gitu,udah nyerah yah"ledek Risfa,yang baru muncul dari dapur

aku menggaruk tengkuk, meringis
"sayang,,ini mau di makan Difa atau bunda kasihin buat Zidan? tanya Risfa seraya menunjukkan sepiring paha ayam goreng, aku diam mengamati Risfa,Difa mendongak cepat dengan wajah... marah?

"gak mau, jangan dikasihin Zidan bund "seru Difa,dengan tangan hendak menggapai piring yang dipegang Risfa,
"gak dikasihin Zidan kalau Difa sayang mau ngabisin 5potong sayur cantik ini,bagaimana"tawar Risfa,kini tangannya meraih garpu,menyunduk broccoli dan menyuapkannya pada Difa yang menyambutnya dengan segera, aku melongo melihat nya, Risfa menatapku, memainkan alisnya seakan berkata "did you see? "

aku mengacungkan jempol pada Risfa,
"memang ada apa dengan Zidan sayang ? tanyaku penasaran, mendengar nama Zidan seketika Difa mengangkat wajahnya dan merengut melihatku,aku mengangkat bahu heran
"Zidan sekarang musuh Difa yah "jawab Difa spontan, aku melotot kaget, memalingkan muka ke arah Risfa yang menahan senyum di kulum,

putriku yang masih kecil ini sudah punya musuh dan Risfa malah menganggap enteng,
"jangan lebay deh yah "gurau Risfa tenang,aku mengangkat alis
"kayak gak tau tingkah anak kecil aja"lanjutnya cuek
"lha musuh gimana maksudnya sayang "kejarku masih penasaran
"Zidan jahat dia yah, dia janji mau main sama Difa malah dia main sama Ayu, ga ngajak Difa,Zidan janji mau ngasih Difa kupu-kupu tapi malah dikasiin Ayu,Difa benci Zidan yah, Zidan udah jadi musuhnya Difa "ujar Difa berapi-api, aku terkesiap sesaat sebelum akhirnya geleng kepala,tersenyum samar
"bunda curiga deh dengan senyuman ayah"tuduh Risfa dengan mata menyipit,

"eh...kenapa bund? tanyaku pura-pura tak tau,Risfa berkacak pinggang,aku mengangkat bahu ringan.

Zidan anak dari Anam mantan pacar pertama Risfa yang kini jadi tetangga kami sejak 2th yang lalu,dan yang lebih heboh, Zidan dengan raut sok lucu nya mengklaim bahwa Difa adalah ceweknya, waktu itu aku begitu shock, tentu saja. ayah nya saja sudah ku anggap musuh dalam hati,dengan ditambah diktator macam Zidan benar-benar sukses membuat aku uring-uringan selama seminggu penuh,memalukan.

dan yang lebih tragis Risfa bukannya menenangkan aku,malah dia dengan sengaja mengolok-olok suami tampan nya ini,menyebalkan.

-------

perjodohan vs jodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang