Chapter 5

11 2 0
                                    

Aku hampir saja salah sangka pada Matt dan teman-temannya kalau mereka tidak menjelaskan kejadian tersebut dari awal. Kusuruh mereka untuk tinggal dirumahku sampai mereka kembali ke negaranya, ua hitung-hitung sebagai teman sementara karena dirumahku yang luas ini tidak ada siapa-siapa kecuali pak Anto dan bibi. Mereka semua sangat senang atas tawaranku tersebut dan dengan senang hati mereka menerimanya. Itu yang sangat mereka senangi dari orang Indonesia. Mereka ingin ke Indonesia karena penasaran apakah benar ada masyarakat yang benar-benar care satu sama lain yang berbeda bahasa, ras, dan daerah.

Untung saja mereka bertemu dengan aku yang canti, dermawan, baik hati dan tidak sombong. Haha...

Mereka menetap dirumahku selama tiga hari. Lebih tepatnya adalah merusuh dirumahku. Karena mereka kuajari memasak masakan khas Indonesia. Dari situlah kerusuhan itu berasal. Mereka baru bertemu dengan yang namanya temulawak, kencur, kunyit, daun salam didalam masakan. Kata mereka bahan masakan itu aneh bentuknya namun enak rasanya saat dimasukkan kedalam bumbu masakan. Walaupun memang pedas rasanya.

Mengajari mereka bahasa Indonesia dan mereka juga mengajariku bahasa mereka, yaitu bahasa Jerman. Dan selama tiga hari itu juga kami berbicara dengan bahasa absurd. Aku berbicara dengan bahasa Jerman kepada mereka dan mereka harus membalasnya dengan bahasa Indonesia.

Menyenangkan, mengasyikkan, dan penuh kehangatan. Aku merasa mereka sebagai keluargaku. Aku cukup sedih saat mereka akan meninggalkan ku. Mereka pun begitu. Wizzy dan Dazzle merengek kepada Matt agar mengubah identitas mereka menjadi warga negara mereka agar bisa berlama-lamaan denganku. Tapi dengan bijak Matt berkata tidak bisa.

"Please, Matteo. Sekali ini saja aku agak lama disini bersama Asha dan Dazzle. Aku benar-benar sudah nyaman berada disini," kata Wizzy memohon kepada Matt. Tapi Matt tetap tidak bisa melakukannya. Karena ia sudah berjanji kepada orangtua Wizzy dan Dazzle untuk tetap bersamanya hingga pulang. Tapi jika Wizzy dan Dazzle tetap disini berarti Matt akan bersiap menjadi hidangan untuk thanksgiving nanti.

Jenk dengan gayanya langsung menarik Wizzy dan Dazzle.

"Ayolah, jika kalian terus-terusan merengek seperti itu kita tidak akan bisa kembali sama sekali karena tiket pesawat itu mahal. Dan kita tidak punya uang lagi untuk membelinya lagi. Lagipula jika kalian tidak kembali ke Jerman apakah kalian tidak merasa rindu kepada orangtua kalian?" Jenk akhirnya buka suara setelah berdiam diri melihat tingkah sepupunya itu. Benar kata Jenk, pasti akan sangat menderita tinggal di negeri orang tanpa orangtua. Aku saja yang masih dinegeri sendiri masih merindukan mama dan papa. Apalagi orangtua mereka tidak sesibuk orangtuaku dan bisa bertemu setiap hari. Pasti akan sangat rindu.

"Tidak mau," ujar Dazzle.

"Aku juga tidak mau pulang jika Dazzle tidak ikut pulang," Wizzy ikut menimpali sambil memegang erat tangan Dazzle. Matt ingin bicara namun Jenk sudah mendahuluinya lebih dulu.

"Kalian ini! Apa kalian tidak bisa memikirkan orang lain hah?"

"Baiklah, cukup sampai sini Jenk. Wizzy, Dazzle, aku tahu kalian masih ingin disini. Tapi kalian harus mengikuti kata kepala sukumu oke. Jika kalian menuruti kata mereka aku akan membelikan oleh-oleh untuk kalian. Mau?"

"Hehehe... jika kau yang memintanya Asha kami akan menurut. Lagipula kami cuma ingin bergurau saja pada Jenk. Karena sepertinya ia sudah tidak betah. Benar kan Wizzy?"

"Iya, Asha. Kami memang masih ingin disini tapi tidak se-ekstrim itu sampai meninggalkan keluarga kami. Karena keluarga itu adalah segalanya. Dan kau juga sekarang adalah keluarga kami. Aku tidak akan melupakanmu Asha. Kecantikkan mu dan kebaikkan mu akan kami kenang. Hihihi."

"Dan kau Jenk. Berhentilah sok serius. Kau haru bercanda sesekali. Dan jangan coba-coba sok berani dirumah orang. Kau tidak tahu ada hantu seperti apa yang menunggumu."

"Apa? Hantu? Memangnya kalian melihat apa?"

"Jangan dengarkan mereka Asha. Mereka sudah membuatku sinting disini. Aku tidak betah juga karena mereka."

Matt menjelaskan kepada lku apa yang terjadi antara Jenk dan sepupunya itu.

"Jadi begini, Jenk itu dibangunkan oleh Dizzy untuk mengusir kecoak yang ada dikamar mandinya. Saat itu Jenk sedang mengantuk dan jika Jenk mengantuk dia akan gampang ketakutan. Saat ia akan masuk kekamar mandi ternyata ada Dazzle yang sedang menyamar menjadi hantu dengan hasil make up luar biasanya Wizzy. Dan alhasil Jenk menjadi ketakutan saat sendirian. Makanya dia selalu megikuti kita kemanapun. Padahal aslinya dia lebih baik menghabiskan waktunya untuk menggambar sketsa dikamar."

"Lalu, apakah Jenk masih tidak sadar?" Tanyaku.

"Sudah. Semalam dua anak kembar itu memberitahukannya pada kami. Makanya Jenk sangat kesal pada mereka."

"Ooohh. Baiklah, anak-anak ayo kita ke bandara." Ajakku.

"Tapi ini masih pagi Asha." Ujar Dazzle.

"Tidak apa-apa. Agar kalian tidak terlambat dan kita bisa berjalan-jalan disekitar bandara. Ayo siapkan barang-barang kalian."

"Baik, mama."



🎉 You've finished reading Language For Love - Kisah Cinta Si Pecinta Bahasa Dan Si Pendiam Seribu Bahasa 🎉
Language For Love - Kisah Cinta Si Pecinta Bahasa Dan Si Pendiam Seribu BahasaWhere stories live. Discover now