" Lise ! Argh —— " Perutnya dipegang saat kesakitan itu seakan menjalar , mencucuk-cucuk . Berubah terus wajah Ellen ,

" Lise — perut aku  ! Lise ! " erangan Ellen bersambungan bersama esakan kecil wanita itu . Sebelah tangan terkapai-kapai cuba meminta pertolongan .

Elise membisu , hanya matanya melirik kosong ke arah adiknya . Langsung tiada perasaan simpati hadir di hatinya . Apabila melihatkan Ellen cuba menggapai telefonnya di hujung meja , terus sahaja dirampasnya .


' aku hanya antogonis dalam keluarga kita ... semua kesilapan ... keburukan ...datang dari aku ... mama .... dah lama putus asa dengan aku , mama pilih pemusnah maruah aku dari diri aku sendiri ..... papa ... pisahkan aku dengan anak aku ...papa tinggalkan aku waktu aku perlukan dia ... kau ... adik aku ... langsung tak pedulikan aku ... kau tahu ...aku dikurung mama ... tanpa makanan mahupun minuman ... tapi kau diam . Kau ...sama seperti orang lain ... jahatnya aku ...buruknya aku ... kau sahaja yang baik ... kau sahaja anak yang dimegah-megahkan ! '




" Lise ! Apa — ergh ... bagi Lise ! "

Elise menggeleng , menjauhi tubuh adiknya yang terbungkuk-bungkuk menahan kesakitan .


' aku tak berupaya ... untuk akhiri nyawa yang bukan milik aku ... nyawa yang ... aku pinjam dari Gaz ... nafas yang ku hela saban hari ... mafas yang ku hembus setiap pagi ... bukan milik aku . Tetapi Gaz . Dia tukar nyawanya untuk aku ... mana mungkin aku akhiri nyawa ini ... sedangkan lelaki itu ingin aku hidup . Tapi aku tak mampu ... '







" aku kena — pergi — hospital Lise ! Lise bagi balik ! " sedaya upaya Ellen cuba mendapatkan kembali telefonnya namun tidak berjaya . Nafasnya sudah tercungap-cungap , erangan sakaitnya semakin bergema .

' kebencian yang ada di mata kau ... mama ... semua orang terhadap aku ... kesakitan dalam dada ini ... aku tak mampu akhirinya ... aku tak mampu ubatinya ... hingga lukanya jadi parah ... jiwa kembali kosong ...  hingga aku jadi benci ... benci pada kau ... mama ... papa ... yang tak pernah ada buat aku ... atau mungkin ...aku hanya mencari sebuah alasan ..alasan bagi setiap kesilapan aku '



" kau boleh drive sendiri Ell . Jangan mengada-ngada sangatlah hum " sengaja Elise menambahkan lagi penderitaan adiknya .

Ellen ketap bibirnya  , birai matanya hangat . Esakannya menjadi bicara di bibir . Dengan kudrat yang tersisa , kaki diusung melangkah keluar dari biliknya .
Deretan anak tangga dihadapannya membuatkan wanita itu makin teresak-esak menangis . Perlahan -lahan berpaut pada dinding sementara kaki memijak satu persatu anak tangga itu .


Kunci kereta dicari di dalam kotak diruang tamu . Titis-titis peluh mulai melata di wajahnya ,

" cari kunci kereta kau ker Ell ? Urm — rasanya kau boleh cari dekat dasar kolam renanglah " selamba bicara Elise membuatkan Elise berpaling padanya , jelas tidak percaya dengan ungkapan wanita itu .

" tu , kolam renang . Pergi cari situ . Mana tahu senang nak deliver nanti kalau dalam air kan ? " sindiran Elise membuatkan Ellen hanpir rebah ,


' hari itu ... aku melahirkan seorang bayi ... bayi perempuan ... tapi kau tahu macam mana kondisi aku waktu tu ? Macam mana ... papa upah pakar untuk gugurkan anak aku ... tapi aku lari ... aku sempat lari ... tetapi aku tak dapat lari dari takdir ... takdir yang begitu ...membencikan aku ... aku dilanggar . Langgar lari . Dan malam itu , disaksikan ...jalan raya yang lengang ... pepohon dibahu jalan , langit yang terbentang luas ... kepekatan malam yang menghantar kedinginan hingga ke tubuh ... semua ini ...ibarat hukuman me atas aku ..atas ...kesilapan yang aku sendiri kurang pasti .... '




Her Mistake His RegretWhere stories live. Discover now