Sebelas

401 60 16
                                    

¦¦Kamis, 07.00¦¦

Kyla's POV

"Whoa! Udah muncul nih di internet!" seru Ryan.

Aku terkejut lalu menghampiri Ryan. "Apa yang udah muncul?"

"Hasil skor pertandingan bola kemarin. Gue gak sempat nonton gara-gara belajar," jawabnya.

Aku menepuk dahi. Di dalam hati yang terdalam, aku ingin mengutuk Ryan dengan seribu bahasa. Bahkan aku ingin menyebut segala macam penghuni kebun binatang.

"Nih ada lagi," ucap Ryan setengah berteriak yang membuat pikiranku buyar.

"Apa?" tanyaku penuh antisipasi.

"Pristin update instagramnya," jawabnya.

Shit. Fanboy.

Aku pun kembali duduk di tempatku lalu tidur.

"Hei, Kyla," panggil Ryan pelan.

Aku mengangkat kepalaku dengan malas lalu menoleh padanya. "Ha?"

"Yang lu maksud apaan? Cek jam tujuh pagi? Udah nih," ucapnya.

"Kalo jam segini belum ada, tunggu jam delapan aja," jawabku malas.

"Hm... oke."

Aku terbeku saat menyadari apa yang aku katakan一Jika pukul tujuh tidak ada, maka adanya pada pukul delapan一dengan kata lain, ada bukti yang ditemukan.

Rasa kantukku tiba-tiba menghilang. Ini pertama kali aku merasa bersemangat saat belajar di kelas. Aku tidak sabar untuk melihat ekspresi orang tuaku saat sidik mereka ditemukan.

***

¦¦09.00¦¦

"Gak ada apa-apa di internet," ucap Ryan sambil menunjukkan layar ponselnya ke arahku.

Aku memiringkan kepalaku bingung. Sangat aneh. Apa tidak ada yang memberitakan orang hilang? Tidak ada yang menemukan jasadnya? Sangat aneh.

Jika belum menemukan jasadnya itu mungkin. Tetapi, tidak memberitakan orang hilang itu mustahil. Terutama korban memiliki status yang sama di sosial medianya. Hilang juga di waktu yang sama. Apa tidak ada yang menyadarinya?

"Ya udah berarti emang gak ada," ucapku pada Ryan.

"Karena gak ada, gimana kalo lu jelasin sendiri?"

"Gue belum siap."

"Belum siap kayak mau nikahan aja," jawabnya. "Gak apa-apa. Gue gak maksa."

Aku terdiam untuk mematangkan keputusanku. Aku masih takut. Tetapi, jika aku terus takut, kapan aku bisa ditolong?

Aku menarik napas dalam-dalam. "Ehm... nanti pulang sekolah ke tempat kemarin ya."

"Yang katanya daerah punya lo? Oke." Ia mengangguk.

Setelahnya, Ryan berjalan keluar kelas menuju kantin. Aku pun ikut keluar. Tetapi aku tidak ke kantin. Aku hanya ke toilet untuk mencuci muka. Aku tidak suka ke kantin. Tepatnya, aku tidak suka berada di keramaian.

"Udah baikan sama Ryan?"

Aku menoleh untuk melihat orang yang baru saja keluar dari bilik. Ternyata dia lagi, Jessy. Pasti dia menganggap aku mendekati Ryan lagi. Dasar cewek一pikirannya cuma cinta-cintaan. Belajar dulu yang bener.

"Ryan terlalu sempurna buat lu. Mendingan jangan deketin dia lagi deh," lanjutnya.

Aku mengabaikan omongannya. Jessy tidak penting sama sekali. Kenapa kalo cowok dan cewek saling ngobrol malah dikira PDKT? Zaman sudah maju, jangan tinggal sama dinosaurus terus deh.

"Lagipula, lu gak akan bisa menang dari gue. Ryan itu gak tertarik sama lu. Jangan ketinggian deh mimpinya." Jessy bercermin sambil mengeluarkan peralatan make up-nya.

Jessy ini kapan selesai bicaranya, sih?

"Pas dulu kayaknya elu gak genit deh. Sekarang kok tiba-tiba genit sama cowok? Jangan kegeeran ya cuma karena Ryan ngajak lu ngobrol duluan," lanjutnya sambil memperbaiki alisnya.

Elu yang jangan kegeeran. Benerin dulu make up lu. Haduh. Sekolah mau belajar atau bergaya sih?

Aku segera keluar dari toilet. Jika aku berlama-lama di sana, bisa-bisa aku mendengarkan pembacaan satu novel penuh.

"Heh! Orang lagi ngomong tuh dengerin!" ucap Jessy yang ternyata mengikutiku.

Aku berbalik badan untuk menatapnya. "Gue kira lu ngomong sendiri."

"Gue terlalu high-class untuk ngomong sendiri. Bukannya itu elu yang sering ngomong sendiri? Saking gak ada yang mau ngomong sama lu," jawab Jessy.

Aku tersenyum kecil lalu berbalik badan lagi. Mendengarkan ucapan Jessy itu sama seperti charge HP tanpa menancapkan colokannya pada stopkontak一gak ada gunanya, cuma buang waktu.

Aku mulai melangkah menuju kelas lagi. Tetapi, satu kalimat dari mulut Jessy membuatku terbeku.

"Gue tahu pelaku pembunuhan berantai yang ada di kota kita."

======

29-06-2018

The BillWhere stories live. Discover now