35 ~Inikah Cinta~

84 2 0
                                    

Ku buka mata secara perlahan karna sang mentari menyilaukan mataku. Kutelusuri seluruh ruangan yang ku tempati. Aku merasa asing berada di tempat ini karena yang pasti ini bukan kamarku. Aku bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu keluar.
*ceklek* suara pintu terbuka.
"Udah bangun Rey.." tiba-tiba Tata masuk ke kamar yang ku tempati sambil tersenyum.
"Lo kok disini Ta? Ini gue dimana?" tanyaku penasaran.
"Lo dirumah gue Rey. Kemarin lo nggak sadarkan diri jadi gue nyuruh Bryan buat ngangkat lo ke kamar gue dan gue nggak berani kalo nganter kerumah lo dengan keadaan lo yang kayak gitu" jelas Tata sambil memainkan handphone nya. Sementara aku berdiri mendengar penjelasan Tata tersebut.
"Lo nggak sekolah?" Tanyaku kembali.
"Ya nggak lah masak gue ninggalin lo sendiri di rumah gue" jawab Tata santai.
"Aduhh!! Pasti nyokap sama bokap gue nyariin nih" aku kebingungan sambil mencari handphone ku di dalam tas. "Astaga..handphone gue mati,anterin gue pulang sekarang!" ucapku sambil kebingungan.
"Aduhh Reyna..santai aja kali. Toh orang tua lo sekarang lagi kerja kan?" ucapan Tata sangat santai serasa tak punya dosa menyembunyikan anak orang di rumahnya.

Tepat pukul 10 siang aku pun pulang ke rumah dengan diantar oleh Tata. Setelah sampai di depan gerbang rumah,aku langsung keluar dari mobil Tata dan masuk ke dalam rumah.
"Non Reyna baru pulang? Tuan dan nyonya tadi malam bertengkar karena kebingungan nyari non" ucap bibi dengan kepalanya yang agak menunduk dan membawa sebuah kain ditangannya.
"Iya bi..nanti biar Reyna jelasin ke mami sama papi" ucapku, lalu segera menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar.

Pukul 7 malam, kurasa mami dan papi sudah pulang. Terlihat dari lantai atas, mami dan papi sedang duduk di sofa ruang tamu. Aku pun turun ke bawah untuk menjelaskan kejadian tadi malam kepada mereka.
"Mi..pi..Maafkan Reyna tadi malam Reyna menginap dirumah Tata tanpa seizin mami dan papi" jelasku dengan perasaan yang agak takut.
"Kamu itu ya,bikin kita khawatir saja. Bagaimana kalau budhe dan pakdhemu di kampung tau kelakuanmu kayak gini. Ini alasan papi tidak suka kamu ikut syuting-syuting tidak jelas itu" amarah papi keluar sesaat setelah aku memulai pembicaraan.
"Papi kok malah nyalahin hobi Reyna sih. Papi selalu menggunakan alasan itu untuk menyalahkan Reyna. Dia itu sudah besar, tak perlu papi mengekang dia seperti itu. Dia juga punya tujuan hidup dan bisa memiliki uang sendiri dengan kerja kerasnya" jelas mami agak emosi.
"Ohh jadi kamu membela dia,yaa memang kepala rumah tangga di rumah ini tidak ada gunanya. Sekarang papi akan pergi dari rumah ini. Buktikan jika kalian bisa hidup tanpa papi" papi marah lalu pergi menuju kamarnya.

Aku menangis mendengar apa yang papi ucapkan. Aku sangat sulit menerima keadaan ini. Keadaan dimana aku merasa dilema. Aku tak tau siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku hanya bisa menangis merasakan semua ini.
Kulihat papi keluar dari kamar dengan membawa koper berwarna hitam. Aku pun segera beranjak mendekatinya untuk melarangnya pergi dari rumah. Aku menangis dihadapannya dengan memegang tangannya. Tetapi keputusan papi sudah bulat,dia pergi dari rumah. Aku hanya bisa menangis di pelukan mami. Tangis mami pun mulai pecah saat dia memelukku sambil menenangkanku.

Malam berganti pagi,hari ini seperti biasa aku berangkat ke sekolah. Aku berangkat diantar oleh Pak Mar. Di dalam perjalanan menuju ke sekolah aku hanya merenung melihat jalanan kota. Pak Mar sama sekali tak mengeluarkan candaannya. Mungkin dia tau apa yang kurasakan saat ini. Setelah sampai di sekolah,aku langsung disambut ceria oleh Tata dan Nadin. Tetapi aku tak meresponnya. Aku pun bercerita kepada Tata dan Nadin tentang apa yang terjadi setelah aku menginap di rumah Tata kemarin malam. Mereka mengerti dengan keadaanku dan mencoba menghiburku. Aku pun tersenyum dihiburnya. Mereka memang sahabatku yang paling baik.

Menjelang sore,aku pulang tidak dijemput oleh Pak Mar melainkan diantar oleh Tata. Kulihat gerbang rumah terbuka lebar dan ada sebuah mobil berwarna merah disana. Aku pun memasuki rumah setelah berpamitan dengan Tata.
"Ehh Reyna sudah pulang nak" ucap Mami dengan wajah sumringah,ia berdiri saat melihatku memasuki rumah. Aku tersenyum menjawab ucapan mami. Kulihat ada seorang lelaki ber jas hitam bersama seorang wanita muda yang kupikir mereka adalah seorang bos dan sekretaris. Aku berkenalan dengan mereka atas pinta mami. Aku tak penasaran dengan mereka karena ku tau mereka pasti ingin menawarkan job buatku dan ternyata dugaanku benar,mereka menawarkan itu. Aku tak akan mengecewakan mami. Dengan segala kelebihanku,aku menerima tawaran iklan dari mereka.

Syuting selama 3 hari pun berjalan lancar. Tetapi aku melakukan syuting tersebut saat libur sekolah. Aku tak ingin apa yang aku kerjakan menggangu pendidikanku.

Dua tahun berlalu, aku akan melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Selama dua tahun yang lalu aku membiayai hidupku sendiri dengan sedikit dibantu oleh mami. Selama 2 tahun itu juga, aku sama sekali tidak bertemu dengan Reno. Aku pun menghubunginya untuk bertemu dengannya di danau tempat pertama kali kita bertemu.

Danau sore ini terlihat sejuk sekali. Angin sepoi-sepoi menyeka memori dingin tentang sebuah harap. Tak lama aku menunggu, tiba-tiba ada tangan yang menutup kedua mataku.
"Reno" aku menebak sambil memegang tangannya yang masih menutup mataku.
Reno pun membuka mataku sambil tersenyum lalu duduk di rerumputan sebelahku.
"Sudah 2 tahun lamanya aku tak menikmati indahnyadanau ini. Aku rindu" mataku menatap danau yang dikelilingi pepohonan hijau.
"Rindu denganku atau???" kata Reno sambil tersenyum menatapku.
Tatapannya sungguh menenangkan jiwaku. Bola matanya yang jernih memantulkan wajahku disana. Sikapnya tanpa sengaja memberikan kenyamanan padaku.
"kamu ada masalah?" tanyanya sontak membuatku memalingkan wajahku ke arah danau. "Cerita saja!" ucapnya kemudian.

Aku pun menceritakan semua masalah ku kepadanya. Masalah yang sangat menyakitkan jika kusimpan sendiri. Dia sangat mengerti keadaanku. Dia berjanji akan membantuku bersatu kembali dengan keluarga kecilku. Suasana danau ini membuatku rindu dengan papi terutama dengan canda tawanya. Aku ingin menemuinya dan aku berharap semoga ia tidak lagi marah denganku.

Dua jam lamanya aku dan Reno berbincang-bincang. Membicarakan tentang pendidikanku dan dia. Reno bercerita padaku jika sebelum melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi ia akan merundingkan terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya. Orang tua Reno tinggal di sebuah desa yang cukup jauh dari ibukota Jakarta. Ia bercerita padaku jika ia di Jakarta tinggal sendiri dan terpisah dengan kedua orang tuanya karena ia ingin menjadi anak yang mandiri. Aku tertawa dengan apa yang ia ceritakan. Reno ingin mengajakku menemui orang tuanya di desa. Dengan senang hati aku mengiyakan ajakannya.

Sepertinya perbincangan ini membuatku ingin selalu bersamanya. Inikah Cinta? dan sepertinya benar, ini adalah rasa Cinta. Oh Tuhan!! Apakah aku benar-benar jatuh cinta padanya? Jika benar,mengapa engkau memberi rasa ini padaku? Aku benar-benar tak tau apa yang telah engkau rencanakan.


Hello guys!! Jumpa lagi sama @devamelya .
Setelah cukup lama aku nggak update,mungkin setahun lamanya ya guys. Mulai dari tahun 2018 sampai tahun 2019 😂. *justkidding
Apa kabar kalian semua😁? Semoga baik-baik saja ya semuanya. Untuk saat ini aku akan rajin update loh guys. Semua ini untuk kalian😙. Tapi jangan lupa follow akunku guys. Follow juga akun instagram aku ➡ @devamelya
Jika selama ini ada kesalahan-kesalahan kata saat aku menulis disini,mohon diberi saran atau kritiknya ya teman, karena saran dan kritik dari kalian akan membantu mengembangkan cerita ini agar menjadi cerita yang sempurna😉 *kesempurnaanhanyamilikAllah
Vote dan comment juga yaa guyss..!!! See you😘😙

INIKAH CINTA - SUDAH TERBIT...!!! SILAHKAN ORDER DI AKUN INSTAGRAM @DEVAMELYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang