Kalian berdua sama-sama berkutat dengan pikiran masing-masing. Yang di seberang sana masih setia menunggumu membuka suara untuk menjelaskan maksud menelpon dirinya. Sedangkan kamu, hanya terdiam dengan handphone yang masih setia menempel di telingamu.

Kamu pun menghela nafas panjang sebelum akhirnya membuka suara.

"Maaf,"

Tidak, itu bukan lah suara yang terlontar dari mulutmu barusan. Yap, itu suara dari Yoongi yang memulai memecahkan keheningan yang terjadi di antara kalian.

Kamu pun mengusap wajah dengan frustasi. Tidak sanggup berkata-kata ataupun mengeluarkan satu kata pun.

"Aku tidak bermaksud egois dengan meninggalkanmu tadi di Cafe sendirian. Aku sama sekali tidak bermaksud sama sekali, aku pikir... Mungkin, kita lebih baik mengakh--"

Tut

Kamu mengakhiri sambungan. Tanpa berniat mendengarkan kelanjutan dari perkataan Yoongi. Kamu sama sekali tidak mau menerima kenyataan yang terjadi.

Ternyata memang benar, ini bukan lah ilusi. Tetapi, kenyataan pahit yang harus kamu terima. Mau tidak mau kamu harus bisa, bisa berjalan ke depan tanpa bayang-bayang Yoongi lagi. Kamu pun menyemangati diri sendiri agar bangkit dari keterpurukan.

Kamu memutuskan untuk tidur saat itu juga. Walaupun pikiranmu masih melayang-layang entah kemana. Setiap kali kamu menghapus bayangan itu, pasti selalu kembali lagi, dan lagi.

Tidak terasa air mata yang sedari tadi enggan keluar akhirnya jatuh juga ke pipi. Handphonemu bergetar, tanda ada sebuah pesan yang masuk.

Kamu mulai mengambil handphonemu lagi dan membuka pesan yang ternyata berasal dari pacar? Atau mungkin mantan?

Click.

Devil Yoongi 💕
Aku tahu kamu masih sakit hati soal tadi. Tapi sungguh aku minta maaf, mungkin ini yang terbaik bagi kita berdua. Aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu mencintaimu sampai kapan pun. Walau kita berdua sudah tidak bersama lagi, ku harap kamu mengerti. Ini semua untuk kebaikan kita. Aku ingin mengejar impianku sebagai musisi disana, seorang diri. Aku tahu kamu selalu mendukungku selama ini untuk mengejar impianku. Tetapi, aku rasa ini waktu yang tepat untuk mengkahiri hubungan kita dan melanjutkan kehidupan kita masing-masing. Kamu masih ingat? Saat kita dulu pertama kali bertemu? Waktu itu kamu jatuh di salah satu mall dan kebetulan aku lewat. Bukannya menolong, aku mengabaikan kamu begitu saja. Haha. Aku rindu saat-saat itu. Saat dimana kita berdua menjadi semakin dekat, kamu selalu berusaha untuk semakin dekat denganku dan mencoba menghancurkan hatiku yang keras sekeras bongkahan batu. Dan pada akhirnya, kamulah yang mampu memecahkan bongkahan batu tersebut. Hingga kini, 3 tahun sudah lamanya kita berpacaran. Aku tidak akan pernah lupa semua momen indah bersamamu. Semuanya. Aku pamit...

I love u, y/n...

🙎🙎🙎

Seusai kamu membacanya, tangismu pun pecah malam itu. Bahkan hingga pagi menjelang, kamu masih tetap setia menangisi pesan singkat dari Yoongi semalam. Seperti teriris mata pisau tajam yang melukai dan membekas. Mungkin untuk selamanya? Entahlah.

Kamu tidak bisa tidur semalam. Matamu pun entah, sudah tidak bisa terdeskripsikan lagi. Perawakanmu berantakan. Bahkan orang terdekatmu mungkin tidak akan mengenalimu kalau kamu adalah y/n.

Sudah jam 8, seingatmu kemarin Yoongi bilang ia akan pergi ke bandara jam 9 pagi. Kamu pun bergegas mencuci wajahmu yang berantakan dan menyisir rambutmu agar terlihat rapih.

Masih tetap mengenakan piyama dan tidak lupa mengambil kunci mobil yang berada di atas meja, kamu keluar rumah masuk ke dalam mobil dan melengang ke bandara saat itu juga.

Dengan tampilan yang seadanya. Kamu melajukan mobilmu di jalan besar menuju bandara. Tidak ingin ketinggalan saat-saat yang mungkin akan menjadi saat terakhir kamu dan Yoongi bertemu untuk berpisah.

Kamu terus berlari menyusuri bandara mencari-cari keberadaan dari Yoongi dimana-mana. Tetapi, tidak kunjung jua kamu menemukan sosoknya di antara kerumunan orang-orang yang hendak terbang.

"Aku nggak mau, hiks.. hiks,"

Kamu menangis di tengah-tengah bandara, membuat orang-orang yang berlalu lalang kebingungan akan sikapmu. Seorang gadis yang masih mengenakan piyama tengah berkeliaran di bandara sambil menangis? Mungkin hanya kamu yang melakukannya.

Tanpa perduli apa kata orang kamu terus saja menangis menutup wajahmu dengan tanganmu. Dan di saat itu pula seseorang menepuk bahumu.

Yoongi?

"Mengapa kau kesini dengan berpakaian seperti itu? Apa kau ingin mengantarkan kepergianku dengan piyama dan penampilan yang berantakan? Dasar gila!" sentak Yoongi.

Kamu menangis sejadi-jadinya. Bukan. Bukan karena sentakan dari Yoongi, tetapi karena kau akhirnya dapat bertemu dengannya untuk terakhir kalinya.

"Kau baik-baik saja?"

Yoongi memelukmu, mendekapmu ke dalam pelukannya yang hangat, yang sebentar lagi akan kamu rindukan setelahnya pergi untuk selama-lamanya.

"Aku minta maaf, hiks.."

"Tidak, seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Salahku, maaf juga aku harus mengambil jalan ini..." Yoongi sudah kehabisan kata-kata. Ia berhenti.

Tidak tahu harus berkata apa lagi. Kamu melepas pelukan Yoongi, kamu menghapus air matamu dan berusaha tersenyum menatap lekat manik mata Yoongi yang terlihat sendu menatap keadaanmu yang seperti ini.

"Aku ingin mengucapkan salam perpisahan. Mungkin ini yang terakhir kalinya aku bertemu denganmu, aku berharap kau sukses disana. Aku akan selalu mendoakanmu dari sini. Terima kasih untuk 3 tahun yang sangat indah. Aku... Hiks..."

Kamu mulai menitikan air mata lagi tidak sanggup menahan sesak di dada. Tidak tega, atau belum tega melepas kepergian Yoongi. Terlebih kalian sudah tidak memiliki status apa-apa lagi.

Yoongi memelukmu untuk yang kedua kalinya. Ia tahu betul perasaanmu. Ia sejujurnya juga tidak tega. Terlebih ia memantapkan untuk berpisah denganmu.

"Jangan menangis. Aku juga akan mendoakan kesehatanmu disini, karirmu, apapun tentangmu. Hidupmu, aku berharap yang terbaik. Maaf aku sudah menjadi lelaki pengecut yang pernah ada di hidupmu. Maafkan atas 3 tahun yang terbuang sia-sia karenaku."

"Tidak. Jangan katakan apapun lagi. Aku tidak menyesal. Dan kamu bukanlah pengecut, kamu lelaki hebat yang pernah aku kenal. Semoga kau disana dapat pasangan yang lebih baik dariku yang mendukungmu sepenuh hatinya. Semoga kau mendapatkan penggantiku yang lebih layak mendampingimu. Kamu butuh pendamping di saat kamu mulai meniti karir dari awal untuk menuju kesuksesan. Jangan lupa tidur, jangan terlalu memaksakan untuk bekerja. Selamat tinggal, Min Yoongi."

Yoongi menatapmu sedih. Kamu pun pergi meninggalkan Yoongi di belakang yang masih menatap kepergianmu dengan raut muka yang penuh amarah, sakit, sedih, bercampur jadi satu.

Kamu sudah ikhlas melepas Yoongi seutuhnya. Kamu sudah siap jika suatu hari nanti kamu mendengar kabar bahwa Yoongi telah menikah dengan perempuan lain. Kamu sudah berlapang dada untuk semua kemungkinan yang akan terjadi.

Yoongi masih terpaku di tempatnya. Masih membeku. Sakit, sedih. Ingin rasanya mengejar kamu dan langsung memelukmu erat dan mengatakan "Everything would be fine." jika ia bisa.

Tamat

***
Ini imagine bukan ya? Gatau ah. Jadi sedih tau gak aku nulis imagine yang satu ini. Sama kayak waktu nulis imaginenya Jungkook waktu itu.

Next post lanjut chatroom kok, jadi tunggu aja. Maaf telat upnya, aku tidak punya kuota. Dan gak punya duit juga, jadi mungkin nanti nunggu masuk sekolah lagi baru deh ngisi paket data.  Hehe. (Mungkin loh ya) Ditunggu aja, see ya❣️

🎼BTS Chatroom🎼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang