The Day

519 64 18
                                    



Minseok memaksa tubuhnya untuk menerobos udara yg masih dingin di musim semi. Dia memakai mantel coklat mustardnya, dan berjalan dengan kedua tangan didalam sakunya. Sepagi ini, di hari liburnya, Seharusnya dia masih ada didalam selimut. Memikirkan fanfiction selanjutnya tentang Kris, atau menonton video Kris atau hanya sekedar membayangkan jika Kris tengah memeluknya. Tapi sesuatu tentang Kris yg muncul dalam mimpinya membuat Minseok sakit kepala. Itu benar-benar mimpi yg menyeramkan. Well setidaknya ada bagian saat Idolanya itu menggenggam tangannya. Anehnya Minseok tidak bisa dengan jelas mengingat wajah Kris dalam mimpinya. Hanya adegan sadis ketika sebuah piano terbang untuk melindas kris. Tapi Minseok masih ingat sebuah lambang sekolah yg dijahit dengan benang emas, hijau dan merah di saku jas milik si biang keladi dari semua mimpi buruk ini. Ah wajah itu. Minseok memijit pelipisnya.

Karena alas an itu dia butuh sesuatu untuk menenangkan pikirannya. Sialnya dia tidak dapat menemukan itu dimanapun dalam apartemennya. Bahkan ditempat dimana ia biasa menyetok barang berharga itu. Yang benar saja, Minseok yg maniak kopi?

Minseok menyadari pikirannya benar-benar kacau belakangan ini, sesuatu atau seseorang telah berhasil mengalihkannya dari hidup yg selama ini dia jalani. Minseok yg mencintai rasa pahit. Tapi kemudian ia tergila-gila pada tekstur seperti jelly lembut yg manis. Bubble Tea sialan.

Jadi Minseok menyusuri jalan menuju tempat yg paling dia percaya .Cafein. Kedai kopi yg paling dicintainya. Berharap menemukan kembali kewarasannya.

***

Menyusuri jalanan dengan Pohon-pohon maple sudah mulai menghijau sedikit. Ada aroma tanah musim semi saat melewatinya, Aroma seperti buku lama di lemari. Hanya sedikit orang dijalan. Pria muda dengan mantel tebal menjinjing tas laptop, lalu sepasang pria wanita paruh baya yg berjalan sambil bergandengan tangan, Satu dua mobil yg lewat dengan kecepatan lambat. Minseok bermain dengan udara yg dihembuskannya sendiri dari mulutnya. Berkembang menjadi asap putih tipis yg naik dibelakang background langit dengan Matahari yg bahkan belum naik sempurna. Pandangannya kemudian tertuju pada sekelompok pemuda dengan rambut warna-warni di sisi kanan jalan. Didepan sebuah bangunan yg Minseok baru lihat. Ah, sejak kapan ada bangunan itu? Seingat Minseok dulu adalah tanah kosong dipenuhi semak. Bangunan 2 lantai dengan dinding kayu yg tampak klasik. Semakin dekat Minseok bisa melihat pintu kaca yg tampak kuat dengan Lambang huruf N besar. Beberapa pemuda berwajah menarik sedang sibuk keluar masuk menata meja dan kursi. Seseorang dengan rambut merah menyala kemudian buru-buru keluar, dengan kemeja putih dan celemek krem, tersenyum cerah pada Minseok.

Sungguh visual yg mengejutkan, setidaknya 2 sampai 3 detik Minseok terperangah.

"Mari, silahkan, Kami baru buka!" Teriaknya pada Minseok yg masih berada di trotoar. Minseok menyipitkan mata untuk mengeja huruf besar pada name tag didada pemuda yg mirip tokoh manga itu. Lee Taeyong. Minseok rasa wajahnya tidak asing. dia pernah melihat wajah tirus itu. Disuatu tempat. Di dalam ruangan dengan dominan warna kuning...

Minseok memperlambat jalannya, mengambil kesempatan untuk mengamati bangunan yg mungkin adalah kedai kopi? Saingan baru?

Hanya Cafein yg terkenal di jalanan Hongdae. Jenis kopi yg beragam dan suasana menentramkan. Tapi kedai kopi baru ini tampaknya menjalankan strategi yg berbeda, pemuda-pemuda dengan wajah yg menarik macam host club di jepang. Bukankah mereka harusnya fokus pada kopi? Daripada menjual wajah tampan. Tapi mungkin dengan itu mereka bisa menarik banyak pelanggan wanita.

Minseok membayangkan siapa yg cocok 'dipasang' didepan. Sosok luar biasa yg akan berdiri menjadi magnet bagi pengunjung seperti Lee Taeyong tadi.

Oh Sehun

DisturberWhere stories live. Discover now