Part 1 - Awal Dari Kesakitan

30 2 2
                                    

Sebelum baca ceritanya, boleh dong dilihat dulu video di atas.

Supaya ceritanya lebih ngefeel hehe

Itu teaser buatan aku untuk FF ini. Semoga suka, kalau boleh sekalian di like ya hehe

Ditonton aja juga gapapa xD.

Kalau udah,check this story.

Happy reading :)

Senin, 7 Mei 2018 – Perpustakaan Kampus

Seorang gadis bersurai kuning kecoklatan baru saja menempelkan kartu identitas mahasiswanya pada mesin pendeteksi saat akan masuk ke perpustakaan. Gadis itu tersenyum tipis ketika bunyi biip terdengar dan besi penghalang itu bergerak seiring dengan tubuh mungilnya yang melewatinya.

"Aku harus belajar, apa pun yang terjadi," gumamnya saat ia akhirnya sudah berada didalam kubus persegi yang dipenuhi dengan orang-orang itu –perpustakaan.

Tangan kurusnya dengan lihai memencet tombol pada mouse untuk mencari lokasi buku yang akan digunakannya untuk belajar. Semoga saja, karena sesungguhnya ia bukanlah gadis yang gemar membaca apalagi buku pelajaran tapi lain cerita jika kau berkata itu novel atau komik. Berpuluh-puluh jam pun bisa dihabiskannya dengan menenggelamkan kepalanya pada bacaan itu. Sampai-sampai ia kadang lupa untuk makan atau bahkan mandi sekalipun, eww.

"Kode 7518 rak nomor 20," bibir mungilnya berucap mengingat letak buku yang dicarinya. Tangannya kembali dengan lihai berpindah dari satu buku ke buku lainnya pada tiap-tiap rak.

"18, 19, 20, ah ketemu!" menemukan nomor rak yang dicarinya matanya kembali dengan liar mencari kode pada buku dengan judul yang diinginkannya.

"Ini dia!" girangnya setelah menemukan buku yang ternyata belum sempat direbut orang lain. Buku itu tinggal satu dan hey, banyak sekali mahasiswa dengan jurusan yang sama dengannya di kampus ini. Jadi tidak heran jika ia begitu senang mendapati buku itu masih terselip rapi diantara buku-buku lainnya pada rak nomor 20. Syukurlah, setidaknya niatnya sudah disampaikan di awal.

Mencari tempat yang nyaman untuk belajar gadis itu menemukan sofa dipojok ruangan dekat jendela yang tidak terlalu besar sedang kosong. Segera saja ia dudukkan bokongnya disana dan meletakkan barang bawaanya di atas meja yang tersedia. Merogoh kantung tasnya sebentar dan mengeluarkan benda pipih berlayar lebar dan berteknologi canggih itu –handphone. Setelah menemukannya ia mencolokkan kabel panjang berwarna hitam –earphone- ke lubang disalah satu sudut bagian bawah benda canggihnya itu kemudian memasangkannya pada kedua telinganya.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk. Dengan sentuhan lembut pada layarnya gadis itu menemukan sebuah notification dari twitter. Membukanya dan membacanya perlahan. Seketika itu juga ia tersenyum setelah selesai membacanya dan kembali melarikan jari-jarinya pada layarnya dan terbukalah salah satu halaman pada mesin pencariannya. Muncul sebuah suara dari sana.

"Annyeonghaseyo, Kim Sung Kyu imnida," suara yang sudah sangat ia hapal di luar batok kepalanya itu membuatnya semakin melebarkan senyuman yang sejak tadi tertahan.

Suara riuh terdengar, ada yang berbisik ada pula yang berteriak. Ia tersenyum memaklumi karena sebenarnya dalam hati pun hatinya sudah berteriak tidak karuan minta dilepaskan.

"Kyaaaaa... Kim Sung Kyu!" teriaknya pada hatinya yang malang.

Sesaat seolah-olah lupa dengan niat awalnya, ia kembali fokus mendengarkan suara husky itu. Ia tersenyum bangga karena bisa kembali ke aktivitas gilanya sesaat setelah mengalami ujian berat bernama UAS, oh sebenarnya ujian berat itu belum selesai namun mata kuliah yang paling mematikan sudah terlewati dan rasanya dia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjawab soal-soalnya yang benar-benar tidak mudah itu.

See You When I See YouWhere stories live. Discover now