**

198 24 0
                                    

::::::*::::::

Yang ada dipikiran lelaki bertubuh tinggi itu hanya pulang sampai dirumah dengan selamat.

Walau disisi lain ia juga memikirkan hal apa yang telah membuat nya harus berpulang ke rumah dengan teman sekelas nya ini.

"Jun.." panggil hansol.

Mereka masih dalam perjalanan pulang menggunakan mobil kesayangan jun. Dan keheningan dari saat mereka masuk mobil mulai terasa.

Tak ada yang berani bicara, hingga suara hansol memulai duluan.

"Ne hyung.." jawab singkat jun, mata nya masih fokus dijalanan depan mereka.

Hansol yang tadi menatap penuh jun kini ikut memperhatikan alur perhatian jun.

"Mengapa kau.. lebih memilih pulang bersamaku.. ketimbang.. bersama chan-ie?" Tanya hansol penuh hati hati.

Ia pikir perkataan nya akan menyakiti perasaan jun, atau lebih tepatnya menyinggung perasaan lelaki itu. Karna bagaimana pun jun telah berbaik hati mau memilih mengatar nya daripada chan.

Tapi mau bagaimana lagi, rasa penasaran nya sungguh sudah diujung ubun ubun saat ini.

"Tak ada penting nya aku... mengantar nya.." ucap nya amat pelan, sampai membuat hansol hampir saja tak dapat mendengarkan dengan baik dari kata ke kata.


Semua nya menjadi penting selama kita bisa menggunakan nya untuk hal yang kita sayangi. Tidak untuk hal yang malah mengusik kebahagian


"Aku paham kau tak suka padanya.. tapi kau harus mengerti tentang perasaan ibumu, bukan! Bagaimana jika chan mengatakan hal ini, hah? Kau harus bagaimana, hah! Khusus nya pada ibu mu!"

Helaan nafas beritme panjang terdengar dengan jelas dari mulut jun. Ia lelah mendapat ceramahan yang sama.

"Kalok dia memang melakukan nya, maka mulai sejak itu aku akan memanggil nya 'tukang pengadu', begitu"

Kali ini terdengar jelas hansol yang mendesah lelah.

"Kau harus mencoba untuk dekat dengan nya jun-ie bukan malah menjauhi nya. Ingat, kau..--"

"Calon tunangan nya.."

"Betul sekali..." timpal hansol melalui segala keriangan nya.


Perkataan itu ada yang tau arti sebenarnya. Sungguh hanya istilah kecil bisa menusuk relung hati terdalam sekalipun


"Sekalipun tidak akan pernah.."

Hansol yang mendengar gumaman jun seketika memusatkan perhatian nya penuh. Ucapan lirih itu seketika dapat membuat seluruh atensi nya berpusat pada jun seorang.

Hansol mengeleng tak setuju, perkataan jun itu tidak baik. Ia saja merasa kecewa apalagi jika ibu nya sendiri yang mendengar, hansol tak bisa bayangkan itu.

"Jun-ie.. kumohon.. jangan seperti ini.. kau harus bisa membuat bahagia ibumu.. mencintai chan salah satu nya--"

CIIITTTTT....

Only OneWhere stories live. Discover now