cute as hell

443 42 0
                                    

Aku sama sekali tidak mengeluarkan kata sedikitpun semenjak tadi aku terjatuh.

Thomas masih berada di sampingku,memegangi tanganku yang bergetar hebat karena berada di dekatnya.

Entah akan dibawa kemana aku ini.Thomas tidak mengatakan apapun kepadaku.

Mobil sedang melaju cepat.Entah apa yang dikatakan Thomas kepada sopirnya tadi,dia begitu gelisah.

Darah di kepalaku masih saja menetes,aku mencoba menutupinya dengan segulung perban yang orang-orang tadi berikan.

Thomas melirik ke arahku,"bloody hell!",ucapnya saat melihat darahku masih mengalir hingga pipi.

Tangannya sibuk mengelap darah yang mengalir di wajahku.

"Astaga dia tampan sekali dari dekat",aku membatin.

"Kita akan pergi ke rumah sakit,apakah rasanya masih sakit?jangan khawatir,kau akan baik-baik saja",wajah Thomas benar-benar terlihat khawatir,ia menatapku lekat.

Aku masih mematung melihat tatapannya.Sama sekali tidak mengubris apa yang ditanyakannya tadi.

"Hei,apa kamu dengar aku?"

Tubuhku terguncang kaget saat ia bertanya seperti itu."tidak,aku baik-baik saja,tenang saja,kita tidak perlu pergi ke rumah sakit,ini sudah tidak sakit lagi",sebenarnya luka ini masih sangat sakit.Tapi aku berusaha menahannya entah karena apa,padahal jika harus ke rumah sakit,aku akan memiliki banyak waktu bersama dengannya.

"Apa kau yakin?",Thomas menatapku lekat.

"Ya,aku baik-baik saja,jangan khawatirkan aku",ucapku kaku sambil melihat matanya yang masih tertuju ke arahku.

"Ohh bagus lah,aku sangat mengkhawatirkanmu tadi",matanya membesar,ia seperti orang yang baru melakukan kesalahan.

Aku menatapnya,"maksudmu?",aku menunjukan ekspresi penasaran.

"Ahh tidak tidak,aku hanya kaget melihat keadaanmu tadi",jawabnya ragu sambil melepaskan genggaman tangannya dari tanganku yang sedari tadi ia pegang.

Aku mengangguk mengerti,sambil menekan luka di keningku agar tidak berdarah lagi.

"Kita akan kemana?",tanyaku tiba-tiba.

Thomas melirikku sekilas,lalu kembali menghadap depan,"ke rumahku",katanya dengan santai.

"Rumah mu?",aku terbebalak kaget."Untuk apa?".

"Tenanglah,disana ada ibu dan dan adikku,jangan berpikiran macam-macam",jawabnya santai sambil sesekali menjilati bibirnya.

Aku pasrah dengan keadaanku sekarang,entah aku senang karena bisa bertemu secara dekat dengan idolaku ini atau sedih karena luka ini masih sangat sakit.

Mobil yang Thomas dan aku tumpangi berhenti di depan sebuah apartemen mewah.Seseorang berjas hitam membukakan pintuku dan pintu Thomas.Aku turun dan mendongak untuk melihat betapa tingginya gedung apartemen ini.

Tanpa sadar aku terlalu mendongakan kepalaku sampai-sampai aku kehilangan keseimbangan dan terhuyung jatuh ke belakang.

Beruntung Thomas dengan cepat menahan punggungku agar tidak terjatuh ke tanah.

"Ah,maaf",aku memperbaiki posisi berdiriku.

"Tidak,tidak apa-apa",jawab Thomas kaku.

"Ayo,silahkan masuk",Thomas mempersilahkan aku masuk ke dalam gedung apartemen tersebut.

###

"Hei,siapa gadis ini?kenapa ia bisa terluka?",seorang wanita langsung histeris saat melihatku dan Thomas masuk ke dalam ruangannya.

Wanita itu dengan segera membantuku berjalan ke arah sebuah sofa hitam yang berada tak jauh dari tempat aku berdiri.

"Tidak,aku baik-baik saja,tenang saja",aku mencoba menenangkan wanita yang masih sibuk dengan peralatan obat di tangannya.

"Tidak,kau terluka parah,sini,aku beri obat agar lukamu tertutup",ia menuangkan sebuah obat entahlah apa itu di sebuah kapas,dan mulai mengoleskannya di lukaku.

"Aww",aku meringis kesakitan.

Thomas sedang berdiri tepat di depanku dan wanita ini.Ia masih memperhatikanku dengan tatapan kasihan.

Oh astaga,wajahnya lucu sekali saat berekspresi seperti itu.

Wanita itu mulai membalut luka di keningku.

"Beberapa jam lagi luka itu akan segera menutup,tenang saja",wanita itu mengelus kepalaku lembut.

Aku kenal wanita ini,aku sering melihatnya sedang bersama Thomas di internet.

Tasha bertram

Thomas brodie sangster- Fan imagine - Can i meet you?Where stories live. Discover now