Lima

5.6K 659 32
                                        

Mereka berdua sudah berada dikedianman Jungkook tepatnya masih diluar kandang Jungkook. Jungkook naikan satu alis, kenapa Taehyung masih ada di hadapannya kenapa tidak langsung pergi.

"Hm.. setidaknya kau tawari bertamu Jeon. Ayo masuk diluar sangat dingin." Taehyung buka pintu yang semula kunci sudah dibuka Jungkook. Taehyung akan masuk tapi Jungkook menarik tangan Taehyung.

"Pergi." Usir Jungkook. Taehyung geleng kepala tanda tak mau.

"Aku menginap, udara sangat dingin Jeon kau tega sekali. Brrr~" Taehyung berakting kedinginan.

"Bukan urusanku. Pergi." Bukannya pergi Taehyung malah menarik Jaket kulit yang Jungkook kenakan yang tak lain jaket milik Taehyung sendiri, Taehyung masuk apartemen Jungkook. Sangat kecil tapi nyaman, bersih dan tertata.

Diruang tamu tak ada sofa Taehyung duduk disana dengan meja kecil didepannya. Jungkook masuk kamar kecilnya begitu saja tanpa menganggap ada Taehyung disana.

Taehyung memainkan ponsel mengirim pesan digroup chat yang beranggotakan dirinya, Jimin, Hoseok. Isi pesan tersebut memberitahu teman karibnya kalau ia sedang berada di apartemen Jungkook.

Selang puluhan menit, Jungkook keluar dengan sweeter kebesaran berwarna peach sangat manis ia kenakan jangan lupa celana pendek yang memperlihatkan paha mulus.

Taehyung alihkan pandang pada Jungkook. Jungkook sibuk mengeringi rambut yang basah sambil menunggu air mengalir memenuhi gelas.

Taehyung dekati Jungkook mengambil alir handuk kecil untuk mengeri rambut Jungkook. Jungkook tatap Taehyung tak suka.

"Kau belum pergi juga, apa maumu?" Jungkook teguk air yang sudah memenuhi gelasnya sampai habis.

"Aku bole bertanya?" Jungkook naikan satu alis. Lalu anggukan kepala. "Dia pria yang menidurimu dengan bekas sulutan rokok di pahamu?" Kini tatapan Taehyung serius ia tatap Jungkook dalam Taehyung mencoba untuk tak emosi entah melihat pria tadi berkata kasar pada orang yang akan menjadi miliknya membuat emosinya tak terkontrol.

Jungkook sahuti Taehyung dengan anggukan. Lalu pandangan mereka terputus Jungkook yang putuskan lebih mengalihkan pandangan kearah lain.

Taehyung alihkan pandangan Jungkook padanya menatap serius mata bulat Jungkook. Taehyung elusi pipi Jungkook agar membuatnya lebih tenang.

"Aku akan melindungimu Jeon, sepenuh hati, percayalah." Taehyung tersenyum, sangat tulus.

Jungkook ambil tangan Taehyung. "Jangan mengada-ngada." Lalu Jungkook mencium bibir Taehyung dalam, lumatan Jungkook pada bibir Taehyung membuat tangan Taehyung beralih pada pinggang ramping Jungkook, Taehyung terkejut ini pertama kali ia dicium. Aneh bukan, tapi ini serius. Taehyung tak pernah mencium maupun dicium oleh seseorang kecuali pada adik perempuan Taehyung. Kim Taerin.

Taehyung tersadar saat Jungkook sudah tak lagi memangut bibir tebal maskulinnya.

"Itu kan yang kau inginkan, sampai berkata yang membuat aku muak. Apa kau mau melakukan sex juga denganku?" Tawaran Jungkook tadi membuat wajah Taehyung mengeras. Ia kepalkan tangan.

"Aku tidak seperti yang kau fikirkan jangan menganggapku negatif. Kau membuat ku marah Jeon. Aku tak butuh sex! Aku lebih suka bercinta denganmu. Melakukannya dengan perasaan. Kau kira aku bermain-main menyukaimu! Tidak!" Taehyung terhuyung akibat pukulan mengenai sudut bibirnya. Jungkook memukulnya keras.

"Berani sekali kau membentakku bajingan."

"Maafkan aku Jeon." Darah keluar dari sudut bibir akibat pukulan Jungkook. Jungkook lihat itu.

"Apa kau bodoh. Kenapa kau meminta maaf? Bodoh." Amarah Taehyung seketika hilang. Ia tertawa, tak tahu karna alasan apa tapi kenapa ini seperi lelucon.

"Kau menggemaskan Jeon." Taehyung acak surai Jungkook. Tak lupa Taehyung ciumi dahi Jungkook dengan hidung mancungnya.

"Keringkan rambutmu. Aku tidur duluan, membantu orang tua lebih melelahkan ketimbang berkelahi mengalahkan komplotan." Taehyung masuk kamar Jungkook merebahkan tubuh begitu saja tak lama ia terlelal.

Jungkook menunduk pipinya memerah akan perlakuan Taehyung. "Bangsat."

TBC

No BurdenWhere stories live. Discover now