RANA 8 - SEMAI

Beginne am Anfang
                                    

"Aku sempat mencarimu. Disela kesibukkanku aku pernah memikiranmu. Apakah kamu sudah menikah, dan sudah punya anak didesa. Aku kembali penasaran dengan kabarmu. Di petengahan tahun ke-3 setelah kita berpisah dulu. Ibu ku dan ayahku memutuskan untuk pindah ke Jogja. Disana aku kehilangan semua catatan buku harian dan surat-surat dari kamu. Aku kehilangan alamat Panti. Waktu itu aku juga berniat ingin melupakan kamu. Karena, aku juga mengalami rasa rindu yang selalu menyiksa. Tiap malam aku susah tidur. Aku mulai menyibukkan diriku dengan belajar, kuliah dan kerja keras. Tidak terasa 15 tahun berlalu begitu saja. Entah kenapa detak ku semakin keras, hatiku berkata agar segera mencarimu. Akhirnya aku kembali ke desa. Disana aku kembali menemui bunda Murni. Aku tidak mendapatkan kabar apapun darinya, hanya kartu nama dan pernyataan singkat bunda kalau kamu masih belum menikah."

Kayla mencermati semua cerita dari Bagas. Ia merasa semakin tersudut. Kali ini ia akan dihadapkan pada sebuah pilihan besar dalam hidupnya. Hal ini jauh lebih berat, dari pilihan yang pertama ia alami. Meninggalkan panti dan hidup di Jakarta.

"Ayahku 3 sudah bulan ini meninggal. Ia tak sempat melihatku menikah. Padahal ia sangat bersemangat untuk melawan penyakit yang terus menggerogotinya hanya demi melihat aku menikah. Sudah banyak perempuan yang disodorkan ayahku untuk kencan buta. Dari sekian banyak perempuan kenapa tidak ada satupun aku tertarik kepada mereka. Aku merayu ayahku agar tidak terlalu terburu-buru. Karena waktu itu aku masih manempuh pendidikan S2 ku. Tapi semuanya berjalan tidak sesuai dengan kehendak, aku berencana mencarimu dan menjemputmu untuk aku perkenalkan ke Ayahku. Tapi aku terlambat. Email yang aku kirimkan ke kamu tidak langsung kamu tanggapi. Ayah sudah pergi dulu. Aku rasa waktu itu, kamu sudah sangat membenciku. Tapi firasat ku berkata lain. Sepeninggalan ayah, entah kenapa aku menggebuh-gebuh ingin bertemu denganmu. Entah bagaimana caranya, aku harus bisa bertemu denganmu. Tiap hari aku menunggu balasan email dari kamu. Tapi sepertinya yang aku kiriman ke alamat yang salah. Aku putar otakku. Aku cari alamat kantormu yang ada di kartu nama, aku cari kontakmu sebisa mungkin. Perusahaan tidak mengijinkan aku mendapatkan nomor handphone mu. Ia hanya memberikan nomor kantor saja. Tidak apa, aku terus berusaha menghubungimu. Dan akhirnya kamu membalas semua emailku. Kamu tahu rasanya. Aku sangat bahagia saat itu bisa menghubungimu kembali." Bagas mendekat kearah Kayla.

Bagas berlutut dihadapan Kayla. Dia seolah ingin membawanya lari dengan segudang rayuannya.

"Kayla, jika ini sudah terlambat aku sudah tidak bisa membawamu pergi. Sangat penting pula aku melihatmu bisa berbahagia dengan Dimas. Ia sangat beruntung mendapatkan kamu." Bagas menunjukkan tatapan dan ucapan yang sangat tulus dihadapan Kayla.

"Pergilah setelah ini. Aku akan melanjutkan hidupku dengan tenang bersama Dimas. Terimkasih atas pemberianmu, aku akan mengenangnya dan menyimpannya baik-baik. Maafkan aku dan terimakasih sudah menyimpan namaku dihatimu sampai saat ini. Entah sampai nanti." Kayla memberikan perkataan yang cukup mengejutkan Bagas. Bagas melemparkan sebuah ciuman dibibir Kayla.

Seseaat setelah ciuman hangat itu, Bagas pergi meninggalkan apartement Kayla.

Kejadiannya sangat singkat. Kayla merasa dirinya tidak tahu, keputusan apa yang akan ia ambil. Dimas sudah memberinya banyak kebaikan kepada Kayla. Dia harus membalas semua kebaikkan itu. Iya, walau tanpa cinta dihati Kayla. Kayla semakin merasa kosong, dihatinya banyak berasarang hal-hal yang menurutnya ini tidak mungkin akan terjadi. Ia tidak percaya sekali lagi dengan cerita yang ia alami. Kayla melihat cincin cantik sederhana dari Bagas. Ia menangis tanpa suara lagi. Apakah ia menyesali perkataan yang ia lemparkan kepada Bagas. Didalam hati Kayla tersimpan nama Bagas, cinta dan semua rasanya untuk Bagas. Namun, ia menampikkan itu semua hanya demi Dimas yang sudah sangat baik kepadanya.

Sesaat setelah itu. Handphone Kayla berbunyi, panggilan dari Dimas. Kayla menerima panggilan itu. "Sayang, sudah makan malam? Aku dalam perjalanan pulang sekarang. Haloo..."

KAYLAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt