01. Lembar Ujian

118 7 4
                                    



Dalam beberapa waktu, ada kalanya Sophie benar-benar membenci sekolah. Saat ini adalah salah satunya. Ya, saat ujian harian. Apalagi mata pelajarannya adalah biologi. Sophie lemah dengan mata pelajaran hapalan.

---walaupun sesungguhnya, kalau dipikir-pikir lagi, ia memang tidak jago dalam pelajaran apapun.

Gadis itu menghembus poninya kesal. Sang guru sudah menginstruksikan mereka untuk menutup buku dan mengeluarkan alat tulis, tanda ujian akan dimulai. Ia menundukkan kepala dan menutup wajahnya gusar, berdoa dalam hati agar otaknya bisa diajak bekerja sama saat ujian nanti.

Hingga ia merasakan ketukan pelan di kepalanya, menemukan Annan—anak yang duduk di depannya--- melambaikan lembar jawaban ujian tepat di depan wajahnya. Sophie mengambil tanpa minat, lalu persekian detik kemudian menyadari sesuatu---

---Annan tersenyum tipis, nyaris tak terlihat.

"Apa?" tanya Sophie. Annan menggeleng, masih tersenyum.

"Hanya lucu melihatmu,"

"Hah?"

" Omong-omong, selamat ujian, Calya." Pemuda itu berbalik menghadap ke depan, meninggalkan Sophie dengan kerutan di keningnya.

Pemuda itu baru saja memanggilnya dengan nama tengahnya, Calya.

Sial, tadi Sophie lupa untuk menambahkan doanya. Seharusnya bukan hanya otaknya yang bisa diajak bekerja sama, tapi juga jantungnya. Karena barusan, jantungnya berdesir halus, dengan perasaan asing yang ikut menyelip di hatinya.

Hatinya menghangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

moment(s)Where stories live. Discover now