🧸Penyebab Gue Jadi Papa Kecepatan 🧸

318K 20.6K 1.1K
                                    

Langsung up lagi, ramein ya

Part ini panjang karena 2 chapter digabungin jadi satu

Jam pertama hari ini pelajaran olahraga, setelah pengambilan nilai praktik, gue lebih dulu balik ke kelas untuk ganti baju, guru olahraga juga udah ngasih izin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pertama hari ini pelajaran olahraga, setelah pengambilan nilai praktik, gue lebih dulu balik ke kelas untuk ganti baju, guru olahraga juga udah ngasih izin. Nah masalahnya kenapa Virgo harus ikut-ikutan ganti baju? Damar sama Ilham masih lanjut main di lapangan tuh.

"Gue mau ngadem, gerah banget." Virgo melepas kaos olahraganya. Begitupun gue. Tapi cara Virgo lihat badan gue malah bikin gue merinding.

"Go, jujur deh, lo tuh ada kelainan seksual ya? Dari awal ketemu lo mepet gue mulu. Kalau nggak kenapa lo harus lihatin badan gue?"

Dianya malah ketawa. Emang orgil.

"Gas, Gas, lo tuh konyol banget ya ternyata. Orang yang nggak tahu pasti mikir lo cool banget. Gini ya bre, gue lihatin lo sambil mikir, kok bisa udah dikasih kelebihan badan sama muka cakep tapi nggak pernah pacaran. Harusnya gue yang nanya, lo suka sama cewek kan, Gas?"

"Ya suka, suka gue."

"Masa? Jawaban lo ragu gitu ah." Tangannya yang lancang itu narik nipel di dada gue. Belum sempat gue mengelak, seorang teman sekelas mergokin kita dalam situasi yang bisa bikin salah paham. Dia berdiri melongo di depan pintu, matanya terpaku ke tangan Virgo di dada gue.

Perlahan, dia masuk ke kelas mengambil botol minumnya. Gue sama Virgo saling pandang beberapa detik hingga gue memukul tangannya. Gue buru-buru pakai seragam gue.

"Saras," panggil Virgo. Namanya Saras, cewek yang selalu duduk di depan guru, nggak dekat juga sama kita.

"Iya, kenapa Virgo?"

"Lo boleh keluar malem nggak? Besok gue ulang tahun, acaranya malem tapi, lo dateng aja kalau dibolehin pulang malam."

Gue kira Virgo mau godain dia, tahunya ngundang ke acaranya besok.

"Nanti aku izin budheku dulu ya, kalau boleh nanti aku datang. Makasih ya Virgo udah ngundang aku." Logat medoknya masih kental, mungkin karena dari kampung.

"Yoi, lo harus datang sih kata gue, Sar. Bakal seru, bergaul lah jangan jadi anak rumahan mulu."

"I-iya, Go. Aku usahakan bisa datang ya."

Saras keluar dari kelas membawa botol minumannya. "Lo nggak mau pacarin dia, Go? Biasanya lo sikat."

"Enggak ah, gue demen sama temannya, Fani. Lagian juga Saras tuh kayak anak baik-baik banget nggak sih, sampai nggak tega hati ini buat nyakitin dia."

"Kayak dia bakal mau aja sama lo, Go."

"Ya maulah, siapa yang nggak mau sama gue? Jangankan cewek, satu gender juga ada yang kecantol. Lo tahu cowok bertulang lunak di kelas IPS nggak? Denger-denger dia naksir gue, asli merinding gue."

Married With A Young GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang