INTRO

518 139 102
                                    

"Ayah" aku berteriak saat aku tau uang tabunganku hilang

"Ada apa? Aishh..kenapa kau berteriak huh?"

"Kembalikan uang tabunganku Ayah, aku harus membayar uang sekolahku, aku harus tetap melanjutkan sekolahku"

"Tidak bisa, uang yang kau beri semalam itu kurang, apa kau lupa? Kau harus memberiku uang gajihmu seluruhnya bukan setengahnya!!"

"Tidak bisakah Ayah mencari kerja sendiri dan menghasilkan penghasilan sendiri? Kehidupan macam apa ini seorang anak yang membiayai ayahnya, bukannya sebaliknya. Ya tuhan ada apa dengan hidupku ini"

"Diam kau! Sudah berani hah berbicara lancang seperti itu? Apa kau ingin merasakannya lagi?"

Ayah beranjak dari duduknya lalu menghampiriku dan langsung menjambak rambutku. Aku meringis kesakitan, ini bukan seberapa. Aku sering disiksa oleh Ayahku karena masalah yang sama, dan yang paling parahnya lagi aku hampir saja dijual oleh Ayahku sendiri.

Gila.

Memang gila.

Dia sudah kehilangan akal sehatnya, yang ada dipikirannya hanya uang, mabuk, dan bermain dengan jalang yang tidak tahu diri.

Sedangkan aku, aku harus sekolah sambil bekerja.

Tentang ibuku, ibuku sudah dua tahun sakit. Tetapi ayahku, dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan ibu yang terus berbaring diatas tempat tidur.

Memikirkan hidup ini memang sangat sulit dan berat bagiku, memusingkan, sampai aku lupa memperkenalkan diriku sendiri.

Namaku Lee Hyunbi, umurku 18 tahun. Aku bersekolah di BigHit High School. Dan juga aku memiliki seorang adik yang sekarang beranjak usia 5 tahun.

Semenjak ibu sakit, aku sering disiksa oleh ayah, dia menyuruhku untuk terus bekerja mencari uang untuk membiayai keluarga ini. Jika uang yang aku beri kurang dari nilai uang yang diingankannya aku akan mendapatkan hukuman yang sama, seperti ditampar, dijambak, didorong hingga terjatuh.

Suatu hari, saat aku mengantarkan sup hangat untuk ibuku, aku melihat ibuku sudah tergeletak dilantai.

Segera aku mengambil benda berbentuk persegi dan langsung mencari satu kontak dan menelponnya

"Yeoboseyo, Hyunbi-ssi ada apa?"

"Jungkook, bisakah kau kerumahku? Aku butuh bantuanmu"

"Oke, aku akan segera kesana. Memangnya ada apa?"

"Ini gawat kook, ibu....ibuku"

"Oke oke aku akan kesana secepatnya"

Tuutttt...

Jungkook memutuskan teleponnya sepihak.

Aku sangat khawatir dengan keadaan ibuku. Tidak lama Jungkook datang dengan nafas yang terengah-engah

"Hyunbi, apa yang... Yakk!! Eomma, kenapa.. Aishh"

Jungkook kaget ketika melihat keadaan ibuku, dan langsung menggendongnya dan membawanya kedalam mobilnya.

-Rumah Sakit

"Hyunbi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jungkook

"Aku tidak tau kook, hikss.. aku tadi hanya ingin mengantarkan sup, hikss... dan ketika aku membuka pintu kamar Ibu, ibu sudah tergeletak dilantai"

Jungkook menarik ku kedalam pelukannya.

Tentang Jungkook, dia adalah sahabat terbaikku. Kita bersahabat dari kecil. Aku sangat menyayanginya. Meskipun terkadang dia selalu menyebalkan dan selalu membuatku kesal tapi dia tetap sahabat terbaikku.

Beberapa menit kemudian aku melihat seorang lelaki paruh baya yang sedang mabuk berat dan merangkul seorang wanita yang berpakaian tidak sepantasnya, ah bisa dibilang dia jalang.

Siapa lagi kalau bukan Ayahku.

Brengsek.

Sialan.

Sempat-sempatnya dia datang menjenguk ibu dalam keadaan mabuk dan membawa jalang yang tidak tahu diri itu.

Aku melepaskan pelukan Jungkook, aku dan Jungkook menatap kedua iblis yang sedang menghampiriku saat itu.

Jungkook berdiri dan hampir menghajar ayahku, tetapi aku menghalanginya. Karena aku tau ini bukan waktu yang tepat.

"Hyunbi anakku kemana wanita penyakitan itu? Apa dia sudah...sudah mati? Hahaha"

Bajingan.

"Pergi kau, bersenang-senanglah dengan jalang disebelahmu itu. Pergi kau dari kehidupanku dan ibuku kau sudah terlalu sering menyakiti hati ibu dengan tingkah lakumu itu dan satu lagi, jangan pernah kembali.  PERGIIIII!!!!" Teriakku

"Ohhh..anak gadisku sudah tumbuh dewasa ternyata. Haha. Tidak aku tidak akan pergi. Aku akan pergi jika kau memberiku 100000 won ku beri waktu dua minggu"

Mungkin ini salah, mungkin ini sebuah dosa. Aku tidak menganggapnya sebagai ayahku lagi.
Maafkan aku bu, aku tidak mau kau sakit hati lagi, aku tidak mau kau menangis. Menangisi pria bengsek seperti ayah.

Maafkan aku bu.

Akhirnya pria bengsek dan jalang itu pergi dari hadapanku. Tangisan ku semakin menjadi. Bagaimana ini?

Aku rasa kepalaku akan pecah saat ini juga. Memikirkan cara aku mendapatkan uang 100000 won dalam waktu 2 minggu, dan juga Adikku? Dimana dia? Aish aku lupa tidak membawanya. Dia tadi masih tertidur di kamar nya. Bagaimana ini?

Bagaimana jika ayah menjualnya?

Aku langsung mengambil ponselku dan menelpon sahabatku Kim Hyerin

"Yeoboseyo Hyerin?"

"Hmm"

"Bisakah kau membantuku?"

"Membantu apa aishh malam-malam seperti ini kau mengganggu tidurku saja"

"Bisakah kau menjemput adikku dirumah dan mengantarkannya ke rumah sakit xxx sekarang? Aku takut dia dibawa pergi oleh ayah"

"APA? KAU DIRUMAH SAKIT? APA KAU SAKIT? KAU SAKIT APA? APA ADA YANG TERJADI PADAMU? APA KAU KERACUNAN? ATAU TERTABRAK? ATAU...."

"Bisakah kau tidak berteriak seperti itu, gendang telingaku hampir pecah. cepat saja jemput adikku dan antarkan dia kesini akan kujelaskan semuanya disini"

"Baiklah"

Tuuttt

Aku memutuskan telepon tersebut. Ku lihat di sebelah ku Jungkook sudah tertidur dengan posisi duduk dan kedua tangan dilipat didepan dadanya.

Aishh anak ini tidak tau waktu dan tempat masih bisa tertidur.

Tidak lama kemudian Hyerin datang sambil membawa adikku.

"Lee Yeri" aku berteriak sambil berlari dan memeluk adikku

Sontak Jungkook terbangun dari tidurnya itu. Aku menangis saat memeluk Yeri. Aku takut dia merasakan apa yang aku rasakan saat ia tumbuh besar nanti.

"Eonni" Tanya Yeri sambil menghapus air mataku dengan jari mungilnya yang imut itu

"Nde?" jawabku sambil tersenyum

"Eonni kenapa menangis dan kenapa aku dibawa ke rumah sakit?"

"Ibu...ibu-"

"Ibu? Apakah ibu sakit? Ibu sakit apa?"

"Emm..itu...ibu hanya demam" jawabku dengan santai

Aku tidak bisa memberi tahu Yeri tentang keadaan Ibu saat ini. Jungkook dan Hyerin hanya menatapku bingung.

"Aku harap hidup adikku jauh lebih baik dariku. Semoga kelak ia bisa mendapatkan kehidupan yang layak. Aku berharap keajaiban datang kepadaku."-Lee Hyunbi




Annyeong Chingu. Iyappss ini ff pertama aku. Maaf kalo typo bertebaran disana sini.
Semoga kalian suka. Jangan lupa Vote dan komentnya ya Ching.

Fake Love [BTS]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz