"Mungkin ini sangat tidak romantis dan terburu-buru. Aku tidak ingin terlambat mengatakannya padamu."

Sebelah tangan Jungkook mengusap pipi halus sang submassive.

Taehyung terpaku, dia tidak bodoh hingga tak menyadari kearah mana pembicaraan mereka akan berakhir.

"Menikahlah denganku."

Kata-kata ini, kalimat yang selalu ingin Taehyung dengar keluar dari bibir tipis milik kekasih tercintanya sejak dulu. Akhirnya ia dapat mendengar kalimat sakral itu terucap bersamaan dengan cahaya mentari yang ikut bergabung bersama mereka lewat calah ventilasi kamar apartment .

Air mata berharga yang tak Taehyung prediksi mengalir secara tiba-tiba menuruni lekukan wajah sempurna miliknya. Jungkook tersenyum hangat ketika mengusap cairan bening tersebut.

"Maaf karena membuatmu menunggu terlalu lama." ucap si dominan lagi.

Taehyung mengangguk sebagai jawaban, air matanya sudah tak mengalir sederas beberapa menit lalu.

"So, will you marry me?"

Terdapat jeda yang cukup lama, namja cantik ini kembali di kuasai keraguan.

Rasa bahagia karena mendengar kalimat yang selama ini sangat dinantinya benar-benar membuat Taehyung terharu. Namun debaran istimewa yang selalu ia rasakan setiap kali berada disisi Jungkook tak mampu ia hadirkan sejak tadi.

Apa yang berubah?

.

.

.

Jimin memasuki rumah besar keluarga Kim dengan sedikit tergesa-gesa setelah ditelpon oleh Taehyung beberapa menit lalu. Senyum sumringah terus menghiasi wajah manis sipemilik surai yang kini di warnai blode.

Ntah mengapa aura di kediaman orangtua sang sahabat terasa sangat hangat dan menyenangkan. Saat melewati ruang keluarga, Jimin disambut Mrs.Kim yang sedang menikmati waktu santainya dengan sang suami.

"Cim, Taehyung ada dikamarnya."

Kebiasaan yang setiap orang dirumah tersebut sudah tau jika Jimin berkunjung, apa lagi kalau bukan untuk bertemu sahabat baiknya.

Beberapa langkah hingga pintu kamar berwarna putih yang sudah sangat ia hafal terbuka, memperlihatkan Taehyung yang tengah duduk bersila diatas tempat tidur dengan handphone yang berada digenggamannya.

"Tunggu sebentar, pengganggunya sudah datang."

Jimin mengeryit dan bergerak seolah-olah sedang menendang tubuh Taehyung kala mendengar penuturan sang sahabat.

"Aku tidak sabar bertemu denganmu di altar nanti, Sarangheo calon istriku" –ucap suara dari sebrang sana.

Semburat merah tumbuh bak bunga sakura yang mekar di kedua pipi anak bungsu Mr.Kim itu, menjalar hingga ketelinganya.

"Nado.." balas si submassve singkat dan pelan, ia akan meledak sebentar lagi setelah bunyi "Biipp" dari handphonenya.

Biip

"Aaaaaaa aku seperti sedang mengalami puber keduaku Cim.."

Jimin memutar bola matanya malas sesaat setelah mendengar teriakan si sahabat. Suara yang terdengar seperti lengkingan genit anak-anak remaja itu ntah mengapa terlihat cocok dengan wajah baby face Taehyung.

"Lalu? Kau sudah siap untuk besok?"

Anak bungsu keluarga Kim tersebut diam ditempat kala mendengar ucapan teman sekaligus sahabatnya. Baru saja ia mampu melupakan kegugupannya sejak beberapa hari lalu ketika seorang namja kaya raya melamar dirinya secara tiba-tiba, namun pertanyaan dari Jimin membuat perasaan gugupnya kembali.

TAKE YOU BACK! (KookV / KookTae)Where stories live. Discover now