C.W.B 1

5K 474 83
                                    

"Park Jihoon! Cepat pakai sepatumu Woojin sudah menunggu di depan!"
Suara Ny Park seperti terompet tahun baru setiap pagi.

Woojin memutar matanya jengah.
Menatap seorang namja manis yang muncul dari balik pintu.

Memakai sepatu dengan tergesa-gesa.
Jangan lupakan dasi yang bahkan tak terikat dengan baik serta-....

Sepotong roti yang menyelip diantar bibir namja itu.

"Kau-.... terlihat menyedihkan"
Woojin berkomentar pedas seperti biasa.

"Gwenchana, setidaknya aku mandi pagi ini"
Namja itu berseru riang seakan mendapatkan sebuah pujian.

"Hah, baiklah. Anggap itu sebuah kemajuan"
Selalu seperti ini, Woojin tidak ingin berdebat dengan sahabatnya sejak kecil itu.

Dan-....

"Hey, setidaknya rapikan rambut mengerikan mu itu!"
Woojin bukan tipe orang yang akan mengucapkan kalimat manis namun berbuah pahit.

"Ada apa dengan rambutku? Dan kenapa kau selalu menjemputku dengan motor vespa usang ini?"

Jihoon.
Namja itu kembali merajuk seraya memasukan potongan roti terakhir ke dalam mulutnya.

"Apakah aku harus bahagia memiliki sahabat yang tidak tau diri sepertimu?! Haish! Cepatlah, atau kita akan terlambat!"
Jihoon kembali mendengus kesal saat menyadari Woojin kembali berceloteh layaknya beo.

Setiap pagi akan selalu seperti ini.
Park Woojin yang merupakan sahabat sejak kecil Jihoon itu sudah beratus bahkan beribu-ribu kali mengingatkan bahwa mereka bukan lagi murid sekolah dasar
yang bisa berkeliaran dengan style dan pakaian yang-............

"Aku benci seragam ini"
Jihoon yang kini duduk dalam boncengan vespa unik berwarna biru itu kini bersuara.

Woojin masih diam.
Membiarkan sahabatnya tersebut melanjutkan kalimatnya.

"Seragam ini tidak cocok denganku, menyebalkan!"

"Kau selalu mengatakan hal yang sama di saat tahun ajaran baru"
Woojin menghela napas panjang.

"Jinjha? Kenapa aku melakukanya?"
Woojin malas berdebat.

Jawaban konyol dan tidak memiliki arti itu Woojin memilih untuk
mengabaikannya dan mulai menyalakan vespa unik kesayangan.

"Woojin~aa, pulang sekolah nanti antar aku ke toko buku seperti biasa ne"

20 detik.
Benar-benar baru 20 detik vespa itu berjalan.

Jihoon sudah kembali berceloteh.
Hah, lihat siapa beo sebenarnya disini.

“Mwo~ya? Kau kembali bekerja disana?”
Jihoon hanya mendengung.
Meng-iyakan pertanyaan Woojin, karena Jihoon tau sahabatnya itu akan-.....

“Untuk apa kau selalu menghabiskan waktu untuk kerja paruh waktu?”
Jihoon diam.

“Kau bukan namja yang kekurangan uang hanya untuk uang saku bukan?”
Jihoon memutar bola matanya jengah.

“Dan lagi-.... kenapa kau begitu suka dengan sesuatu yang dinamakan dengan uang???”
Jihoon menghela napas.

Woojin selalu saja ribut seperti ini saat membahas kerja paruh waktu yang di lakukan oleh Jihoon.

“Dengar, kau bisa langsung meminta uang kepada kedua orang tuamu. Kenapa kau perlu membuat dirimu sendiri susah dan-....”

Bughhh!!!

Jihoon dengan cukup keras memukul kepala bagian belakang Woojin dengan salah satu sepatu miliknya.

Astaga, kapan namja itu mulai melepas sepatunya?

CRAZY WINK BOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang