EMPAT PULUH SEMBILAN

4.2K 172 0
                                    

"Nessa.. Stop gangguin adik kamu," ucap Giselle setelah melihat Stevannesa terus menganggu Thomas dengan ciuman di pipinya yang merah. Sedangkan Vella hanya menyaksikan adegan itu dengan senyum riangnya dan jangan lupakan boneka yang sedang ia pegang.

Thomas Archie Miller dan Velaria Fleuretta Miller, mereka berdua kembar hanya berbeda lima menit saja.

"Tuhkan.. Dedeknya jadi nangis," Giselle menggendong putra kecilnya itu.

"Cengeng.." desis Stevannesa pelan. Ia menatap adiknya sebal kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

Giselle menghela nafas. Kepalanya hampir pecah. Ketika dirinya berusaha mendiamkan si adik, eh malah si kakak yang marah. Begitu juga sebaliknya. Hanya Velaria yang terlihat anteng dengan mainannya.

"Nessa.. Come here.." panggil Giselle. Ia meletakkan Thomas kemudian Vela di baby chair milik mereka berdua.

"Tina.. Tolong jagain Vela sama Thomas.." ucap Giselle pada baby sitter nya. Setelah Tina datang, Giselle meninggalkan Thomas sebentar.

Ia membuka pintu kamar Stevannesa, ia ingin melihat apa yang sedang putrinya lakukan.

"Nessa.. what are you doing?" tanya Giselle lembut. Ia menghampiri putrinya yang asyik dengan krayonnya.

"Warna.." jawab Stevannesa tanpa melihat sang ibu yang bertanya padanya.

"Warnain apa?"

"Nessa.. Papa.. Mama.. Vela.. Thomas.." ucap Stevannesa sambil menunjuk sesuai urutan.

"Good job.. Bagus gambar kamu," ucap Giselle. Ia mengacak rambut Stevannesa pelan.

"Ma.." ucap Stevannesa.

"Apa?"

"Nessa mau jadi seperti oma Rubhi," ucapnya.

Rubhi menekuni karirnya hingga saat ini di bidang fashion. Ia selalu muncul di beberapa fashion week.

"Kenapa?" tanya Giselle penasaran.

"Nessa suka gambar dan warna seperti oma Rubhi.." jawab Stevannesa.

"Itu impian yang bagus sayang.." ucap Giselle. Ia mengusap kepala Stevannesa pelan. "Kalau begitu, kamu makan yang banyak biar cepat tumbuh besar,"

"Aku tidak suka dengan Thomas ma.." ucap Stevannesa tanpa melihat Giselle sedikit pun.

Giselle tidak terlihat terkejut sedikit pun. Hal ini sudah sering terjadi pada anak - anak. "Why? Tell mama the reason why you don't like Thomas.."

"Because he has overly emotional," jawab Stevannesa.

Giselle kemudian tersenyum. "Nessa.. Thomas masih bayi, dia masih suka menangis. Sama seperti kamu dulu,"

"But Vela not mama.."

"Tidak semua bayi suka menangis Nessa..." Giselle selalu sabar menghadapi anaknya yang keras kepala - Sama seperti Daffa -.

"Sekarang makan yuk.. Nanti mama buatkan makanan kesukaan kamu," ucap Giselle lagi - lagi berusaha membujuk putrinya untuk makan.

"Later mama.." Stevannesa menggeleng pelan. Tangannya dengan terampil mewarnai dengan bagus dan rapi - untuk anak seusianya-.

"Mama give you ten minutes, okey?"

"Oke.." Stevannesa mengangguk pelan.

"Mama keluar dulu.."

****

"Gimana sama kantor?" tanya Giselle. Ia mencium pipi Daffa sekilas kemudian membereskan tas laptop, dasi, dan juga jas nya yang Daffa letakkan sembarangan.

Daffa and Giselle ✅Where stories live. Discover now