Felix tertawa kecil. "Rada belibet, tapi gue paham kok maksudnya."

"Gue gak tau rasanya jadi lo, tapi menurut gue, lo kuat banget. Masih bisa bertahan setelah itu semua."

"Lo nilai gue terlalu tinggi."

Midam lagi-lagi hanya tersenyum. "Lo pantes buat dinilai tinggi."

Felix tertawa. "Ten out of ten?"

Pemuda bersurai gelap itu mengulas senyum menawan. "You are one thousand out of ten."

.

[Candu]

.

"An—jing." Felix menganga total saat ia melewati koridor loker dan menemukan lokernya dalam keadaan yang lebih parah dari yang pernah diingatnya. Pintu lokernya terbuka dan dicoret-coret dengan spidol permanen, buku-bukunya dirobek-robek, serta lokernya diisi sampah dedaunan kering. Berbagai macam umpatan ada di sana, yang paling dominan adalah 'murahan'. "Woi ah siapa lagi ini yang ngelakuin, bangsat." Felix bersyukur karena dia telah belajar dari kejadian sebelumnya, jadi kali ini dia tak menaruh benda-benda penting dalam lokernya, hanya buku-buku pelajaran lama.

"Ada yang ngebully lo ya, capt?"

Felix berjengit saat suara Midam terdengar di sebelahnya. Dia baru ingat kalau tadi dia turun dari rooftop dan melangkah ke koridor bersama pemuda itu. Midam yang memaksa, karena sekolah sudah sepi dan dia tak mau Felix sendirian.

Felix hanya mengendikkan bahu. "Waktu itu pernah gini juga, pas awal-awal foto gue ditempel di mading itu."

"Foto? Yang man—? Oh." Wajah kebingungan pemuda itu berubah. "Yang captionnya kurang ajar itu, ya."

Felix mengecek lokernya, mencari-cari barangkali ada sticky note lagi. "Lo termasuk salah satu orang yang percaya caption itu, ya?" tanyanya sinis.

Di luar dugaan, Midam malah menggeleng. "Foto bukan bukti yang konkrit, apalagi fotonya cuma kayak gitu. Bisa aja lo lagi diculik, atau main drama, atau ngapain aja. Kemungkinannya banyak, kan?"

Felix menarik sudut bibirnya membentuk senyum. "Coba kalo semua orang bisa mikir kayak lo, ya." Pemuda itu akhirnya menyingkirkan semua sampah itu sebelum menemukan sebuah sticky note lagi.

" Pemuda itu akhirnya menyingkirkan semua sampah itu sebelum menemukan sebuah sticky note lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Felix mendengus dan memandangi sticky note itu dengan muram. "Sampah," gumamnya pelan.

"Apaan tuh?" Midam ikut membaca isi sticky note yang dipegang Felix. "Gila! Ini mah pembullyan, capt. Laporin ke bk aja, gih."

[1/2] Candu +HyunlixWhere stories live. Discover now