Pagi ini Kanaya harus bangun lebih awal di karenakan Bik Surti datang terlambat sebab anaknya sedang sakit, jadi ia harus membereskan makanan yang begitu banyak di meja karena ulah Devano semalam. "Ngerepotinn bangett ini anak." gerutu Naya
Untungnya dia tidak terlambat pagi ini, tetapi selama perjalanan ke sekolah dia mendapat omelan dari Sang Kakak. Anehkan, padahal itu semua ulah Devano dan dia diomelin karena bersih-bersihnya lamaaa. wtff!! sangat tidak adil jika dia membela Devano yang sesama lelaki.
"Kesel banget gue pagi ini sama Kak Eja, bukannya belain gue malah belain Vano." gerutu Naya kepada dua temannya ini.
"Kenapa emang lu?" tanya Seya
"Semalem Vano kerumah aneh banget pokoknya tu anak. nah dia tuh mesen makanan banyak banget dan sialnya lagi Bik Surti datangnya telat, ga mungkin dong gue biarin aja ntar malah semutnya dimana-mana, yaudah gue beresin tuh, bebereskan lama anjir nah Kak Eja ngomel bae katanya ntar telat lah ini lah itu lah, kan ngeselin." cerocos Naya menjelaskan kepada Seya.
"Ngapainn Vano kerumah luu, makin nempel aja gue liat-liat, apa udah jadian nih?" goda Seya, Clara sedari tadi hanya mendengarkan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. agak lain ku tengok....
"Sembarang aja, mana gue tau, emang aneh dia tuh ternyata."
"Yaa mungkin dia lagi usaha buat deketin lu ege Nay."
"Auudahh males."
Bel istirahat baru saja berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Saat ingin ke kantin, belum keluar dari kelasnya Naya sudah melihat tiga laki-laki berdiri di depan pintu. Siapa lagi kalau bukan Devano, Dion, dan Kristo. "Kantin bareng yuk Nay." ajak Devano
"Sumpah ya lu tuh kaya jelangkung, ga boong."
"Jelangkung tampan kan." ucap Devano dengan percaya diri.
Naya menggelengkan kepala lalu berjalan terlebih dahulu di susul kedua temannya. Dan Devano membuntuti kemana pun Naya pergi. Setiba nya di kantin mereka memilih meja yang lumayan di tengah, karena hanya itu yang kosong, meja pojok sudah terisi penuh, ya tau lah meja pojok inceran semua siswa.
"Ngapain disini duduknya, noh di tempat biasa kita aja, Vano suruh minggir juga bakal pindah tu anak." ucap Dion sembari menunjuk ke arah tempat mereka biasanya duduk.
"Ga boleh gitu ege Yon, siapa cepet dia dapet lah, enak aja main usir." ucap Naya
"Gue setuju tuh ama Naya." saut Devano
Mendengar itu Dion sedikit kesal dengan ketua nya satu ini, seakan-akakn dia adalah orang sejahat itu padahal Devano lah yang sering melakuaknnya. "Anjing lu Van, giliran sama Naya aja lu baru mau duduk di sini, biasanya juga lu yang ngusir anak-anak." cerocos Dion.
"Ributt deh lu bedua, gue udah lapar ini pada mau mesen ga, kalo iya sekalian nih." ucap Kristo yang sudah kelaparan.
"Boleh deh, gue lemon tea aja satu, udah kenyang soalnya." ucap Naya
"Gue samain sama Naya." ucap Seya
Devano pun sama halnya "Gue juga samain."
"Ini semua kenapa pada minum doang, ga laper apa?" Dion melihat ke Seya "kamu ga laper sayang?" tanya nya kepada sang kekasih.
"Engga ahh udah kenyang babe." jawab Seya
"Ehh To, gue ikut lu mesen deh, soalnya masih bingun mau beli apa." ucap Clara membuka suara, soalnya sedari tadi dia hanya diam tak bersuara.
"Ohh yaudah ayo."
Selama Kristo dan Clara pergi Devano selalu menjahili Naya, tak lupa ia juga mengombali Naya terus menurus. Sedangkan Dion dan Seya asik pacaran, mereka seperti sedang double date. Pasangan yang serasi.
Clara dan Kristo datang membawa pesanan mereka. Saat ingin meletakan minuman Naya tangan Clara menyenggol tubuh seorang siswa mengakibatkan minuman itu tumpah untungnya minuman itu hanya mengenai tangan Naya, seragamnya terselamatkan.
Clara refleks membersihkan meja nya sambil meminta maaf. "Ihh Nay sorry banget gue ga sengaja, kesenggol orang soalnya."
Melihat tangan Naya basah Devano segera mengambil tissue dan membersihkan tangan Naya. Clara melihat Devano membersihkan tangan Naya, tatapan Clara agak berbeda dari biasanya.
"Nay gue pesanin lagi ya minumannya." ucap Clara ingin mengganti minuman Naya yang tumpah.
"Gaa usah Clar udah mau bel juga, masih bisa beli nanti kok pas istirahat kedua." ujar Naya
Devano menyodorkan minumannya kepada Naya "Nih minum punya gue aja, kan lu yang pengen ini duluan." kata Devano
"Terus elu nya gimana?"
"Yaudah satu berdua aja, semalem kan juga gitu." mengingat kejadian semalam mereka minum satu gelas berdua di karenakan tidak ada yang mau menggambil gelas lain di belakang.
Kanaya menyetujui itu, lalu mereka bergantian meminum lemon tea tersebut. Seya, Dion, Kristo senyum-senyum sendiri melihat hal itu, gemes katanya. Mereka layaknya sepasang kekasih, Devano biasanya tidak suka berbagi apapun yang dia punya dengan orang lain tapi tidak dengan Naya.
Clara tidak terlalu memerhatikan mereka, panas agaknya... di karenakan dari raut wajahnya yang berbeda, tak biasanya ia begini selama satu tahun mereka berteman. Oh iya perlu di ketahui bahwa Clara dan Kanaya berteman saat kelas 10 berbeda dengan Seya yang sudah berteman dengan Kanaya dari kelas 7.
~~~
Hari ini Kanaya pulang bersama Devano di karenakan Kak Eja sedang membuat video angkatan, maklum lah udah mau lulus. Saat menuggu Devano di depan gerbang Alleta sengaja menyenggol pundak Kanaya. Untung nya Kanaya tidak terjatuh.
"Jalan tuh matanya di pake jangan jadi pajangan doang, ketutupan maskara ya matanya." sindir Naya soalnya sudah lama sekali Alleta mengusik dirinya, selalu memerhatikan gerak-gerik Naya.
Mendegar hal itu membuat Alleta terkejut, ternyata Kanaya tidak seperti yang dia pikirkan, dia pikir Kanaya anak yang menye-menye dan lemah, rupanya dia lebih berani dari yang ia bayangkan. "Wahh berani juga lu sama kakak kelas. Jangan mentang-mentang lu punya abang disini ya lu berani ngelawan senior." kata Alleta
Naya mendekatkan dirinya ke Alleta membiarkan posisi mereka berhadapan. "Kakak cantik, kalo abang gue ga sekolah disini juga gue berani kok ngelawan lu kalo lu nyari masalah duluan sama gue." ucap Naya mengakhiri kalimatnya dengan menyentuh beberapa helai rambut Alleta lalu tersenyum.
"Belagu banget lu, sana ga usah sentuh-sentuh." Aletta menepis tangan Kanaya lalu meninggalkannya.
Setelah kepergian Alleta, Kanaya langsung menyeprotkan handsinitizer ke tangannya. "Najis banget sebenarnya gue nyentuh lu juga." gumam Naya.
Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikan apa yang ia lakukan dengan Alleta tadi, terdapat senyum bangga dari laki-laki tersebut. "Menarik banget ni cewe, ga salah pilih gue kaya nya." batin Vano .
Devano menyalakan motornya lalu menghampiri Kanaya meminta maaf karena dia agak lama. Kanaya menyambilalukan alasan Devano dan langsung naik ke motornya, lalu meminta Devano agar segera jalan, dan seperti biasa Devano akan menuruti semua yang Naya katakan.
haii beisss !!
gimana nihh.. kalo ada typo maafin yahh
jangan lupa vomentnya okei!!
have a nice dayy beiss <<333
YOU ARE READING
Devano
Teen Fiction!! ADA PERUBAHAN ALUR CERITA !! Devano, lelaki yang penuh dengan misteri. Lelaki dengan badan yang gagah serta rambut hitam pekat dan tak lupa mata tajamnya yang berwarna kebiruan membuat daya tariknya semakin besar. Ia di kenal karena dahulunya men...
