Bab 5

5 0 0
                                    

Sudah lima hari ini aku melihat ruangan yang serba putih. Beberapa pasien sudah diperbolehkan pulang termasuk wanita yang berada di depan ranjangku ini. Aku baru boleh pulang jika dokter melihat perkembanganku sudah semakin membaik.

Sejujurnya, aku sudah merasa bosan di sini. Aku ingin pulang secepatnya! Bila perlu hari ini. Aku merasa banyak hal sudah tertinggal. Lagi pula aku sudah merasa jauh lebih baik sekarang.

***

Tiba - tiba beberapa perawat masuk ruangan dan menyapa kami. Salah satu dari mereka datang menghampiriku dan mengganti botol infusku yang sudah hampir habis. Ia menanyakan keluhan apa yang aku punya. Sejujurnya aku tidak ingin mengeluh, aku hanya ingin pulang.

"Suster, tidak bisakah aku pulang sekarang? Karena aku sudah merasa jauh lebih baik dan sehat hari ini," pintaku.

Suster itu terdiam sebentar dan akhirnya tersenyum dengan manis. "Iya bu, bisa saja ibu merasa baikan hari ini karena, hasil data perkembangan kesehatan ibu sendiri sudah menunjukkan proses pemulihan. Besok, jika perkembangan ini tetap membaik, kemungkinan besar ibu sudah boleh pulang."

"Tapi aku sudah merasa sangat sehat hari ini. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan di luar sana, suster," kataku, memohon.

"Justru itu bu, ibu jangan memikirkan hal - hal yang di luar sana, karena hal itu akan berdampak pada proses pemulihannya. Ibu belum benar - benar pulih sebenarnya dan, ibu harus tahu salah satu yang membuat ibu jatuh sakit adalah ibu jarang rilex dalam keadaan ibu. Untuk hari ini saja cobalah berpikir dengan tenang ibu, supaya besok perkembangannya sudah meningkat dan ibu boleh pulang," ia menjawabku dengan tenang dan santai. Aku menyukainya. Dia ramah.

Sepertinya suster itu berkata benar, aku harus tenang. Aku harus melupakan semua pekerjaanku hari ini. Kemarin wakil kepala sekolah, Novi serta beberapa guru lainnya sudah datang menjengukku, berhubung kepala sekolah masih sibuk jadi yang datang adalah wakilnya. Mereka membawakanku parcel buah - buahan dan menyarankanku untuk tenang dan istirahat yang banyak di sini. Sebelum pulang mereka juga memberiku sebuah amplop. Aku membuka amplop itu yang ternyata berisi uang. Uang itu cukup untuk membiayai perawatanku di rumah sakit ini.

Usai para perawat itu pergi. Aku duduk di ranjangku dan bersandar serta melihat keluar jendela. Aku menyentuh kaca jendela itu. Ternyata kota ini sungguh indah dilihat dari ketinggian. Semuanya terlihat tersusun rapi dan tampak asri dengan adanya pohon di setiap jalan raya. Kupejamkan mataku sejenak, kubayangkan aku berada di atas bukit tinggi yang penuh dengan kehijauan. Sesekali kubayangkan terdengar suara nyanyian burung dari kejauhan. Wah, sejuk yang kurasa. Perlahan aku membuka mataku kembali dan melihat keluar. Aku sudah merasa seperti apa yang kubayangkan. Aku melihat kota ini dari atas bukit yang tinggi. Sangat indah. Aku tersenyum karena semuanya tampak baik - baik saja.

SiskaWhere stories live. Discover now