Seketika perasaan Yerin mendadak cemas, ia merasa ini bukan perasaan baik dan ia merasa ini adalah sebuah kesalahan bahkan pertanda buruk. Mengapa tidak ada Taehyung? Dan mengapa Kim Namjoon datang menemuinya.

"Dimana Taehyung?" Tanya Yerin langsung mengabaikan ucapan Namjoon sebelumnya.

"Bisa kita bicara secara pribadi?" Namjoon mengulang kalimat yang diabaikan oleh Yerin.

Gadis itu mengangguk lalu meminta izin untuk mengambil perlengkapannya karena kebetulan Yerin sudah pulang kerja. Namjoon mengizinkan, setelah itu mereka menuju rumah Yerin yang berjarak sekitar dua puluh menit dari rumah sakit.

Yerin mempersilakan Namjoon duduk dan membuatkan teh hangat untuk atasan suaminya itu. Setelah menyesap teh buatan Yerin, Namjoon segera mengeluarkan amplop putih serta map abu-abu lalu menyodorkannya kearah Yerin.

Wanita itu terlihat bingung dan tak mengerti apa maksud Namjoon. Yerin hanya menatap Namjoon dengan tatapan bertanya. Namjoon menghela nafas sebelum membuka suaranya.

"Kapten Kim ...." Yerin langsung menegakan tubuhnya kala nama serta pangkat sang suami disebut oleh Namjoon. "Gugur." Lanjutnya.

Yerin tertawa kencang tapi terdengar perih, apa ini kejutan untuknya? Atau sebuah permainan? Ah, tidak. Yerin tengah bermimpi sekarang. Mana mungkin Taehyung gugur, suami Yerin adalah pasukan terbaik. Tidak mungkin. Ini semua terlalu lucu. Benar-benar lucu untuk sebuah lelucon yang tidak bermutu, bagi Yerin.

"Kami serius Nona Jung. Pesawat tempur yang digunakan Kapten Kim dan Sersan Jeon kehilangan kendali saat ditembak oleh sekutu musuh. Dan mayat mereka berdua hangus bersama puing pesawat." Penjelasan Kim Namjoon seakan-akan membuat nyawa Yerin dicabut paksa dari tubuhnya.

Yerin menoleh secara perlahan pada Namjoon yang sangat serius bahkan dua pasukan yang ikut dengan Namjoon kini menunduk. Jadi, ini benar?

"Aku ..., bermimpikan?" Tanya Yerin. Genangan air mata kini telah menumpuk siap untuk terjun kala Yerin mengedipkan matanya.

"Maafkan kami." Ujar Namjoon.

"Tidak." Tapik Yerin. "Taehyung tidak mungkin pergi meninggalkanku. Tidak mungkin!" Ujar Yerin mulai ketakutan. "Katakan, ini bercanda dan ini hanya mimpikan? Katakan!!" Teriak Yerin terisak. Logika dan hatinya menolak semua penjelasan Namjoon.

"Bacalah surat terakhir dari Taehyung." Namjoon kembali bersuara seakan meyadarkan Yerin. Ia mendorong amplop putih semakin mendekati Yerin. "Maafkan kami dan terimakasih. Perjuangan Kapten Kim tidak akan kami lupakan karena dia adalah pasukan terbaik negara ini. Kami permisi."

Yerin terdiam ditempatnya. Tangis Yerin pecah, ini tidak mungkin.

"Tidak. Tidak mungkin." Teriak Yerin. "Taehyung ..., Taehyung ...." Isak Yerin memilukan.

Hayoung segera masuk kerumah Yerin dan memeluk tubuh Yerin yang bergetar hebat. Sedari tadi Hayoung mengikuti Yerin dan mendengar semuanya.

"Yerin tenang. Taehyung akan menangis disana jika kau seperti ini." Ujar Hayoung.

"Hayoung, katakan ini mimpikan?" Isak Yerin. Hayoung tak menjawab, ia mengeratkan pelukannya pada tubuh Yerin.

Yerin melepas pelukan Hayoung ia segera berlari, mengambil kunci mobilnya dan segera bergegas menuju rumah rekan kerja Taehyung. Jeon Jungkook.

Setelah sampai dirumah besar itu, Yerin langsung terjatuh tak kala ia melihat Park Jimin rekan kerja suaminya dan Jungkook dalan keadaan mengenaskan. Luka diwajah lelaki itu terlebih kruk yang Jimin gunakan.

Dan dibelakang Jimin, Jung Eunha terduduk dilantai seperti dirinya. Wanita berambut sebahu itu menangis terisak seraya membaca kertas putih.

Ini tidak mungkin.

ALTHOUGH ✔️Where stories live. Discover now