Bab 16

2.6K 406 21
                                    

"Told me I'd got my priorities wrong. Seemed to think I cared more about winning the Cup than I do about staying alive. Just because I told her I didn't care if it threw you off, as long as you caught the Snitch first."

- Charming captain Quidditch Gryffindor -

Irish menggeleng-gelengkan kepalanya ketika menatap Oliver Wood yang kini sedang menjawab beberapa soal Herbology. Yang membuat Irish heran adalah, laki-laki itu sama sekali tak lemah dalam pelajaran ini. Bahkan beberapa kali, Wood lah yang membenarkan ucapan Irish jika gadis itu salah sebut atau lupa.

Bagaimana bisa ia mendapatkan nilai Poor jika saja sepintar ini?

Sekarang Irish tahu kenapa Professor McGonagall menjadikan Wood sebagai salah satu siswa favoritnya. Laki-laki itu sangat tekun, berani, dan cerdas. Saking beraninya, ia hampir menentang Professor McGonagall yang mengatakan jika pertandingan Quidditch dibatalkan pada tahun kedua.

"Selesai." Wood menggeserkan kertasnya ke Irish.

Gadis itu mengangguk dan memeriksa jawaban Wood. Karena tidak menuliskan kunci jawaban dan Irish juga lupa dengan jawabannya, maka ia melihat-lihat dulu di buku jawaban yang benar. Alis Irish bertaut karena Wood hanya salah 2 dari 20 soal. "Bagaimana bisa?"

Wood mengangkat bahunya. "Malam tadi sebelum tidur, aku sempat menghafal. Dan soal-soal yang kau berikan adalah semua yang kupelajari. Kuharap NEWT nanti juga begitu."

Irish tersenyum teduh. "Kau pasti bisa."

"Terimakasih." Wood membalas senyumannya, lalu wajahnya berubah murung bercampur cemas. "Besok adalah hari yang penting, hari penentuan untuk kehidupanku ke depannya."

"Wood, kurasa kau terlalu menyiksa dirimu."

"Maksudmu?"

"Wajahmu sangat pucat dan kantung matamu sangat tebal. Kau mengkhawatirkan NEWT seperti kau mengkhawatirkan Quidditch, bukan? Kurasa kau terlalu banyak belajar dan tidak membiarkan otakmu refreshing, itu bisa membuat pikiranmu kosong ketika NEWT nanti."

"Yeah, jadi apa yang harus kulakukan?"

"Pelajaran apa saja yang sudah kau pelajari?"

"Hm...semuanya sudah, kecuali Herbology yang baru kali ini."

Irish tak tahu berapa kali ia mengagumi pribadi Oliver Wood ini. "Kalau begitu, kau aman dong. Yang kau harus lakukan sekarang hanya refreshing, seperti kataku tadi."

Wood mengelus dagunya. "Aku juga sempat berpikir seperti itu. Masalahnya, tidak ada tempat di Hogwarts yang menyenangkan. Maksudku, 7 tahun disini sedikit...yeah, membosankan."

"Bagaimana dengan Qudditch? Kau bisa bermain itukan?"

"Itu menguras tenaga walau menyenangkan."

"Lalu, Astronomy Tower? Central Park? Rumah Hagrid? Danau hitam? Per—"

"Ayolah, apa yang kau dapatkan disana?" Wood terkekeh pelan. "Aku ingin menginginkan sesuatu yang ramai dan menyenangkan."

Irish manggut-manggut mengerti, sepertinya ia tahu harus berbicara apa. "Slug Club. Malam nanti acaranya. Apa kau mau datang?"

Without Choice | Draco MalfoyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora