BAB 4

1.3K 158 15
                                    


BAB 4

KONOHA BRIGHT RESIDENCE, Naruto House – dapur.

11.00 MALAM - JST.


Pagi itu Naruto sedang menyiapkan sarapan untuk Hinata, sudah hampir seminggu ini kegiatan menyiapkan sarapan Hinata menjadi rutinitas baru untuk nya. Setelah beres menuang bubur jamur enoki yang dibuat nya sejak subuh ke mangkok, Naruto bergegas ke kamar untuk membangunkan Hinata.

Si balita cantik itu masih tertidur pulas di kasur nya, tubuh mungil nya terbungkus selimut halus berwarna lavender oleh-oleh Sasuke dari cibaduyut-Indonesia dua hari lalu. Dengan perlahan Naruto menaiki kasur, jarinya mengusap pipi tembem Hinata. Bibir kecilnya tampak membuka sedemikian rupa, kelopak mata nya yang tertutup memperlihatkan bulu mata lentik yang membingkai garis mata dengan sempurna. Pemandangan yang selalu membuat Naruto betah melihat Hinata tertidur.

"hoii tukang tidur...!" Naruto perlahan membangunkan Hinata sambil nenusuk-nusuk pipi bakpau Hinata.

Kedua mata Hinata yang tertutup menggeletar sebentar lalu terbuka. Suara itu adalah suara yang setiap pagi membangunkan nya. Mata nya otomatis akan terbuka ketika mendengar suara itu. Bibirnya terangkat membentuk senyuman ketika dilihat nya mata biru Naruto yang lembut menyambutnya, pemandangan pagi yang selalu disukai Hinata saat membuka mata.

"selamat pagi..." Hinata mengeluarkan suara sengaunya yang masih serak.

"pagi , siap untuk sarapan?" Naruto mengulurkan tangan nya pada Hinata yang langsung menyambutnya. Entah sejak kapan keduanya mulai terbiasa dengan skinship dan kecanggungan yang biasa mereka rasakan. Tapi sekarang Hinata maupun Naruto sudah terbiasa untuk berinteraksi, bahkan Hinata sangat sering menunjukan sisi manja nya pada Naruto. Walaupun terkadang sifat tsundere nya masih sering membuat Naruto takjub.

"naruto, aku ingin disuapi..." Hinata mengerucutkan bibirnya ketika duduk di meja makan.

Naruto tertawa melihat Hinata yang sedang manja seperti itu, tentu saja. Menyuapinya adalah hal yang menyenangkan untuk Naruto.

Kedua nya melewatkan pagi dalam suasana yang hangat seperti itu. Naruto bahkan mendudukan Hinata di samping nya ketika sedang mencuci piring. Lalu menggendong nya di punggung ketika membersihkan rumah dengan vacuum cleaner mini nya. Hinata pun terus bersenandung seakan menyukai kegiatan nya bersama Naruto. Yah, Hinata memang menyukai nya, Hinata menyukai kebersamaan nya bersama Naruto yang bisa membuatnya lupa akan masalah yang sedang di hadapi nya saat ini. Lagi pula seumur hidupnya dia tak pernah berinteraksi seperti ini dengan pria manapun. Sedari kecil Neji adalah satu-satu nya lelaki yang berinteraksi intens dengan nya. Begitu bersekolah di luar negeri pun sang ayah menempatkan nya di sekolah khusus wanita, asrama nya hanya berisi wanita saja.

Jadi saat ini, diam-diam terselip syukur dalam hati Hinata ada Naruto yang menemani dirinya dengan sabar sehingga Hinata tak merasa kesulitan menjalani kehidupan baru nya. Bahkan Naruto mau bangun tengah malam hanya untuk mengantarnya ke kamar kecil, padahal Hinata tau Naruto sering bergadang untuk menyelesaikan penelitian nya. Ketika Hinata bertanya mengapa tak mengerjakan nya di siang hari saja, jawaban Naruto membuatnya tersipu..

"karna nanti waktu ku untuk memperhatikanmu akan habis Hinata"

Sepertinya cupid cupid cinta sedang berterbangan di rumah putih itu. ^^

.

.

.

.

POISON AND HEALLING YOU [END]Where stories live. Discover now