Oh Harry.. Apakah setelah ini kau masih yakin bahwa wanita yang ada di hadapanmu itu Getta? 

"Maaf Tuan Styles, saya tegaskan sekali lagi bahwa saya adalah Anna dan bukan Getta. Saya sama sekali tidak mengenal anda sebelumnya! Secara tidak langsung anda sudah mengganggu ketentraman kehidupan saya!" ucap tegas Getta dengan nada yang sedikit berteriak. Yang sontak membuat Harry terpaku. 

"Permisi!" pun dengan itu Getta langsung masuk kedalam mobilnya dan dengan cepat meletakan Ally kembali ke tempatnya lalu melajukan mobilnya didetik itu juga.

Mendengar pernyataan dari orang yang sangat dia cintai dari dulu sampai sekarang itu, membuat hati Harry mecolos. "Getta.. Bukan pernyataan ini yang kuinginkan.." batin Harry dengan sedikit kecewa.

Namun bukan Harry namanya jika dia menyerah begitu saja. Apa arti dia menunggu selama ini jika pada akhirnya dia menyerah? Kita tunggu saja sampai kapan perjuangan yang dilakukan Getta untuk menutupi jati dirinya terbongkar begitu saja dengan sendirinya.. 

"Kau pikir aku akan menyerah begitu saja Getta? Hah! Tunggu sampai kau kembali kedalam pelukanku lagi."  

*** 

Malamnya tangis Gettapun pecah. Rahasia yang sudah dia tutup-tutupi selama kurang lebih lima tahun ini hampir saja terbongkar. Sepintar-pintarnya tupai melompat pasti jatuh juga. Sepintar-pintarnya Getta menyembunyikan rahasianya itu pada akhirnya cepat atau lambat pasti akan terbongkar juga. 

Sebelumnya Getta sudah meninak bobokan Ally terlebih dahulu. Bahkan setelah dia bertemu dengan Harry di sekolah tadi, Getta sangat dengan susah payah menahan agar air matanya itu tidak jatuh lagi hanya karna pria yang sama. Namun apa daya, mata Getta sudah tidak sanggup untuk menahan bulir-bulir itu untuk tidak keluar.

 Tingg Tongg.. Tingg Tong.. 

Bel rumah Getta tiba-tiba berbunyi yang menandakan ada orang diluar sana. Refleks pun Getta langsung dengan cepat menghapus bulir-bulir air mata tersebut. dan berjalan dengan cepat menuju pintu utama. Sebelum pada akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu tersebut, Getta memilih untuk mengintip terlebih dahulu di kaca. Siapa tau saja tamu yang bertamu pada malam ini adalah tamu yang tidak diinginkan. 

"Kevin?" batin Getta bingung saat dia mengatahui bahwa tamu itu adalah Kevin. 


"Hi." sapa Kevin dengan lembut. Dia sempat curiga saat melihat mata Getta yang sedikit membengkak, ingin sekali dia menanyakan hal itu, namun dia rasa itu hanya perasaannya saja. 

"Ternyata kau, kikira siapa tadi. Ayo masuk." ujar Getta. 

Kevinpun masuk kedalam rumah tersebut sembari bertanya, "Memangnya siapa yang kau kira tadi?" ucap Kevin menggoda. Gettapun langsung memutar kedua bola matanya. 


Setelah Getta meletakkan minuman di atas meja yang ditujukan untuk Kevin, Gettapun langsung duduk disebelah Kevin. Tiba-tiba memori tentang dirinya dan Harry yang bertemu tadi muncul begitu saja. 

"Tu-" belum sempat Kevin melanjutkan kata-katanya tiba-tiba dia sudah mendapatkan sebuah pelukan dari Getta. Tangis Gettapun pecah sedetik setelah dia memeluk Kevin. Sekarang yang Getta butuhkan hanyalah sebuah pelukan hangat dari seseorang yang dapat menenangkannya.

Kevin sempat bingung dengan tindakan Getta yang secara tiba-tiba ini, namun dia yakin bahwa kejadian tadi sianglah yang membuat Getta seperti ini. 

"Aku takut.." lirih Getta disela-sela tangisnya. Dengan tulusnya Kevin membiarkan bajunya itu basah oleh air mata yang dibuat oleh Getta. Kevinpun dengan lembut mengelus-ngelus punggung Getta, berusaha agar Getta merasa lebih tenang. 

"Aku takut.. Aku takut jika mereka tau bahwa aku ini sebenarnya Getta.. Aku takut jika harus kembali kesisinya lagi.. A-aku takut jika pada akhirnya dia menyakiti hatiku lagi.. A-aku aku takut Kevin.." lirih Getta dengan terbata-bata karena isakan tangisnya yang sudah tidak terbendung lagi. 

"Sssstt.. Tenanglah sayang.." ucap lembut Kevin. Jangan kaget dengan Kevin yang memanggil Getta tadi dengan sebutan sayang. Walaupun mereka hanya sahabat dan tidak memiliki hubungan apapun sekarang, namun Kevin sering memanggil Getta dengan sebutan-sebutan mesra lainnya. 


Keadaan di lain tempat sangat berbeda kontras dengan keadaan yang sekarang berada di rumah Getta. Disebuah salah satu pub yang cukup ternama di LA ada seorang pria yang merasa dirinya sudah sangat hancur itu sedang asik dikerubungi oleh beberapa wanita-wanita seksi. Mungkin tubuhnya sekarang sedang asik karena digelayuti oleh beberapa wanita-wanita cantik nan seksi itu, namun percayalah pikirannya kini hanya terfokus pada satu wanita. Satu wanita yang tidak pernah hilang dari pikirannya itu, satu wanita yang selalu dia inginkan itu, dan satu wanita yang berhasil membuat dirinya berada di tempat terkutuk ini juga.

"Getta.." lirihnya pelan. 

"Beb, you okay?" tanya salah satu wanita yang ada disitu, lebih tepatnya wanita yang dengan manja bergelayut di tangan kiri Harry. 

Refleks hal itu membuat Harry tersadar kembali ke dunia nyata. Dan.. 

"Fuck! Kalian semua pergi! Jalang!" ujar singkat dan tegas Harry dengan nada yang sedikit tinggi. Yang mampu membuat para gadis-gadis tersebut terpaku bagai patung. Bodoh! Apakah dia lupa bahwa tadi dia yang duluan merayu para gadis-gadis tersebut? Ckck. Cinta memang dapat membuat seseorang gila secara mendadak. 

*** 

Gimanaaaa? *ngikutin gaya mas Danang-Darto* xD

Karena banyak banget yang minta untuk aku lanjut cepetan, coz kalo dilanjutin pas waktu lebaran itu masih terlalu lama.. Jadi.. TADAAAA! 

This for you guys! 

Setelah lama tidak berjumpa menurut kalian chapter ini gimana? *no kacang* hehehe 

Setelah aku pikir-pikir kayaknya emang terlalu lama deh kalo aku lanjutinnya pas waktu lebaran :D wkwk

By the way any busway, makasih ya untuk kalian semua yang rajin vomments cerita yang abal-abalan ini =)) 

100(+) for the next chapt! {}

My fake boyfriendWhere stories live. Discover now