who? me? i mean. me?

536 95 40
                                    


Terlihat seorang gadis tengah bersenandung ria sembari mencoret beberapa garis lengkungan. beberapa teriakan pun ia hiraukan dan terus bersenandung hingga akhir nya bernyanyi dengan amat semangat.

"LILYANNE!"

Teriakan itu membuyarkan segala halusinasi sang gadis dan berhasil membuat nya berdecak sebal sembari melepaskan earphone yang tengah menggantung di kanan dan kiri telinga nya. "apasih? gila ya lo? lo pikir kamar gue hutan?, kalo tetangga dateng gimana blok? kiranya gue ngapa ngapain lo anjir."

"sh-ssshhhh. bacot, makanya di panggil itu dateng. cape gila! lo kira kamar lo tuh deket apa sama dapur? masa gua harus bolak balik. " gerutu yang tua pelan sembari menatap adiknya jengkel dan tentunya dibalas dengan cibiran kecil dari yang muda.

"lebay anjir, udaah! sanaaa keluaaaar. gue mau ganti baju, baju penuh cat." sang adik pun beranjak dari tempat nyaman nya dan segera mendorong si tua agar segera pergi dari kamarnya, ia juga mendengar beberapa celoteh sang kakak dan memutuskan untuk tidak terlalu menghiraukan nya. "ngaca li, muka lo juga penuh cat haha."

"bdway, lo jadi ikut gua ke jogja li? lulus kan lo?" kalimat sang kakak pun berhasil membuat si muda terdiam untuk sejenak. "lulus kok gue, aman. kita bakal jadi partner kos WAHAHAHAHA" gelak tawa si muda yang tiba tiba, sukses membuat sang kakak terkejut bukan main dan menatap sang adik miris.

"gila, udah jelek, edan, ketawa gaada jaim jaim nya anjing. kaget cok."

-

''good morn love, bunda denger kalian ribut. ribut kenapa lagi hm?'' Tegur sang bunda yang sedang memasak di dapur, menegur sepasang saudara itu yg terkadang memiliki sifat yang bertimbal balik satu sama lain. entah dari siapa sifat itu menurun, tetapi yang pasti bukan dari salah satu sifat buruknya. mungkin?

" si indra tuh! Indra jelek. mampus. anak siapa lo!? " sewot si muda sembari mengulurkan lidahnya kearah sang kakak, dan segera berlari berlindung dibelakang sosok ibu mereka.

" anak bunda anneth, emang lo anak pungut?"

" ANJING YA LO?- bundaaaaaaa liat kak indraaaaa, masa aku dibilang nya bukan anak bunda? semirip ini aku sama bunda masa dibilang anak pungut? " adu si bungsu ke bunda nya yang hanya terkekeh sembari menyubit kecil kedua anaknya yang sedari tadi bertingkah seperti karakter tom dan jerry.

" lilyanne, omongan nya di jaga? panggil kakakmu itu yang bener, jangan indra indra aja. kalo papa tau, dia gaakan suka. indra juga adek nya jangan di usilin terus " . pisah sang bunda anneth kepada kedua anak nya, dan mengelus lembut pucuk kepala sang bungsu. " lily kamu jadi mau ke tempat marie? ayo cepet nih udah bunda siapin bekal. "

"aku gimana bun?" tanya si tua kepada bundanya sembari menatap heran mengapa hanya ada 1 kotak disamping sang adik

"indra ikut sama bunda ya? temenin bunda sebentar nanti, okay?"

"kemana bun?"

"arisan"

"🙏🏻🙄"

——-

tok tok tok..

"marie! maarieee!" teriak gadis setinggi 158 cm itu didepan rumah bernuansa putih biru bertingkat dua. sembari memegang handphone, gadis itu menelpon teman nya yang bernama marie itu, tak lama kemudian ia menoleh kearah pintu rumah yang menampilkan laki laki seumur kakak laki lakinya itu.

"eh-? kak dit marie nya adaaa? mau ajak main.. telfon nya ga di angkat :("

"ada, dia lagi mandi mungkin. naik aja langsung ke kamar nya. ada mamah juga tuh lagi masak kue"

"hehe makasih kak ditoooo. oh! jangan lupa bajunya dipake kak, seksi amat pagi pagi" tatap lily heran kepada kakak laki laki sahabat nya itu, sembari ia melangkah masuk kedalam rumah putih yang sedari tadi ia ketuk.

laki laki itu hanya merespon dengan berdehem dan mengekori gadis didepan nya, yang sedang berlari kecil kearah dapur. tentu saja untuk meminta izin kepada yang punya rumah, sembari meminta izin untuk membawa marie pergi sebentar.

"pagi mamah ku sayaaang! lily izin untuk bawa marie dulu ya seharian? nanti lily janji bakal bawa oleh oleh."

Danau kaca.Where stories live. Discover now