TUJUH

28 2 2
                                    


Amel kesel banget, Tugas Kliping Bahasa Indonesianya hilang, padahal jelas-jelas ia sudah mengumpulnya kemaren, eh Pak Angga bilang ia belum mengerjakan tugas tersebut, pasti ada sabotase nich, uh!!

Tapi Amel gak bisa nuduh siapapun karena emang gak ada bukti, kalopun ia ngotot yang ada malah gak dapat nilai, jadi satu-satunya cara untuk dapat nilai ia harus membuatnya ulang. Berarti ia harus kembali mencari koran bekas, mencari berita yang sesuai, mengguntingnya, menempelnya ke kertas, belum lagi print cover dan menjilidnya.

Acccchhh malesin!

Daripada stress duluan Amel melangkahkan kakinya ke depot es krim langganannya. Lalu memesan dua cup es krim coklat seperti biasa. Siapa tau bisa mendinginkan hatinya sebelum mengerjakan semua tugas tadi.

Sementara itu, Filan yang mengendarai mobil melihat Amel jalan sendirian, ia jadi pengen kerjain Amel seperti di sekolah. Tapi kemudian ia melihat gadis itu masuk ke ICE café dan duduk di pojokan. Sejurus kemudian, Filan menghentikan mobilnya lalu masuk menuju tempat duduk Amel.

Sambil menunggu pesanannya Amel mencuci tangan di wastafel yang tersedia, ketika kembali ke tempat duduknya ia begitu terkejut karena Filan sudah duduk di sana.

"hei.. ngapain loe disini?" tanya Amel sewot.

"lo kira gue mau beli bensin di sini? gue lagi nungguin pesanan es krim gue, emang kenapa?"

"gak bisa duduk di tempat lain, ini kan meja gue!"

"kalo gue mau duduk disini kenapa?" jawab Filan.

"ya gak bisa, kan gue udah duluan,"sahut Amel.

"ya udah duduk aja," kata Filan santai.

"apa sih mau loe?"

"udah duduk aja, gak malu diliatin orang?"

"kenapa gue harus malu??" sahut Amel tapi tetap duduk dihadapan Filan.

"nah gi tu dong, gue aja gak malu duduk sama loe," kata Filan buat Amel mendelik.

Dasar monyet neraka yang hilang.

"whatever!!"

"loe sering kemari?" tanya Filan.

"lumayan. kenapa loe pikir gue gak punya uang?"

Filan mengangkat bahu, "loe sendiri yang bilang begitu,"

"emang! ngapain sih loe gangguin gue, gue tuh lagi pengen sendirian."

"bukannya loe emang suka sendirian? karena emang gak punya teman,"

"iya! terus kenapa sekarang loe mau belagak jadi temen gue," kata Amel.

iyuh

"oh no.. gak mungkin," sahut Filan cepat.

"bagus deh, karena gue juga gak sudi punya temen kaya loe!" sambut Amel.

Kemudian mereka saling diam, tapi gak ada yang beranjak dari tempat masing-masing, pun sampai pesanan mereka masing-masing telah diantar.

Akhirnya Amel membiarkan Filan duduk didepannya.

"gue gak tahu ternyata loe bisa kesel,"

"loe pikir gue bukan manusia yang gak bisa kesel? well.. loe tahu kan tadi kata pak Angga gue belum ngumpul tugas kliping, padahal sumpah demi apapun, gue udah ngumpul tugas itu, pasti ada sabotase nich, tapi tentu saja gue gak bisa nuduh siapa-siapa karena gak ada bukti tapi kalo mau dapat nilai terpaksa gue harus buat ulang, padahal tuh paper kan tebal banget, berhari-hari gue ngerjainnya, itu butuh waktu dan uang yang gak sedikit buat gue, uh.. tapi harus nyalahin siapa??" setelah mengomel panjang lebar Amel menghembuskan nafas kesal.

Musuh TersayangDove le storie prendono vita. Scoprilo ora