EMPAT

20 1 0
                                    


Seminggu telah berlalu sejak kejadian itu, dan hari ini ada mata pelajaran Matematika, walau ada gosip yang beredar bahwa bu Erna telah mengundurkan diri dan kini udah ada guru matematika baru, Amel berharap hal itu tidak benar. Tapi doanya tidak terkabul, Pak Kusuma datang ke kelasnya dan mengenalkan guru Matematika yang baru, Bu Paulin...

Dan yang lebih menjengkelkan, si Filan meliriknya lalu tertawa penuh kemenangan.

Fuck to the you!!

Setelah pelajaran berakhir, Filan menghampiri Amel.

"loe lihat, gue menang lagi kan?"

Amel hanya memandang Filan, kadar kebenciannya sama cowok itu udah sampai stadium empat.

"biasa aja dong liatnya," kata Filan yang berdiri menjulang di samping meja Amel. Karna Amel tak menggubrisnya, Filan menyuruh Alexia pergi dan seenaknya duduk di bangku Alexia tadi.

"gu..gue tunggu di kantin mel," cicit Alexia lalu segera berlari keluar kelas.

"so, you dont want say anything?" kata Filan sambil melototin Amel.

"I sure, you don't wanna know!" balas Amel cepat.

"really? Tell me whatever you wanna say!"

Amel diam lagi, lalu membereskan buku-bukunya, berniat mengikuti Alexia ke kantin.

"loe tu sombong banget ya," kata Filan.

Hello... ga salah ne monyet neraka.

"siapa?" tanya amel.

"ya eloe lah, uda jelek, miskin, sombong, hidup lagi,"

Ingin kucabik-cabik babi face itu.

"memang!" sahut Amel kesal.

Filan tertawa.

"mau kemana?" tanya Filan lihat Amel berdiri.

"bukan urusan loe,"

"tapi gue belum puas liat tampang loser loe,"

"bodo amat! Yakinla suatu saat loe akan menyesal,"

Amel meninggalkan Filan yang tertawa senang.

* * *

Di kantin, Alexia yang melihat kedatangan Amel melambaikan tangan.

"mel loe ga papa?" tanya Alexia begitu Amel mendekat dan duduk di hadapannya.

"kesel gue xi,"

"iya ngerti, tu anak emang nyebelin,"

"banget,"

"uda la eloe mau makan apa?"

"ga deh, ilang nafsu makan gue,"

"pesen minum aja ya,"

"ya uda, es jeruk satu,"

"kasihan ya bu Erna," kata Alexia sambil sibuk makan mie ayamnya.

"dasar si filan manusia tak punya hati," sahut Amel.

"ya secara dia orang kaya, mau maunya dia aja,"

"ya ga boleh gitu dunk, mau jadi apa kalo semua pelajar anak orang kaya berpikiran kek dia, bisa-bisa masa depan negara hancur,"

"ck ck tenang mel,"

"eh iya gue ke kantor aja, mau tanya apa yang sebenarnya terjadi,"

"ya uda kuy gue temenin,"

Musuh Tersayangजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें