"Lembutlah sedikit, anak baru itu baru bangun tidur." tegur Hyunwoo.

Hyungwon mendengus kesal. "Jika ingin tidur nyaman seharusnya ia tidak mengambil kursi dekat pintu! Menyusahkan saja!"

Changkyun terdiam melihat perdebatan kecil diantara kedua hyung-nya itu, berdiri di pinggir mobil seperti orang bodoh untuk beberapa menit sebelum berjalan mengekori yang lain. Nyawa Changkyun belum terkumpul sepenuhnya.

Changkyun mendudukkan dirinya di ruang tamu, menunggu giliran untuk membersihkan diri. Ia selalu mendapat giliran mandi paling akhir. Changkyun merebahkan diri, kantuk semakin menggelayuti kelopak matanya, suhu ruang tamu yang sedikit dingin ditambah bantal empuk dalam pelukannya seakan menjadi pendukung untuknya kembali terlelap. Namun ia tidak bisa tidur dalam keadaan seperti itu, karena akan mengundang jerawat dan membuat wajahnya semakin parah. Ia sering mendapat ejekan 'buruk rupa' karena bekas-bekas jerawat di wajahnya, dan itu cukup menyakitkan untuknya.

Sudut mata Changkyun menangkap bayangan Minhyuk yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk putih yang melilit di pinggangnya. Jangan terkejut! Itu sudah biasa terjadi, karena biasanya mereka tidak pernah menggunakan sehelai benang pun saat keluar dari kamar mandi. Termasuk Changkyun.

Baiklah, hentikan pembahasan kotor ini, lebih baik sekarang Changkyun segera membersihkan diri dan tidur karena jadwal padat esok hari sudah menanti.

***

"Aku merindukan Gunhee."

Pergerakan Changkyun terhenti tepat di depan pintu, niatannya untuk masuk dan segera tidur ia urungkan setelah mendengar rengekan Jooheon dari dalam. Ia merasa sedikit tertarik untuk menguping pembicaraan Jooheon dan Minhyuk.

"Kau bisa menemuinya kapan pun kau mau." balas Minhyuk.

"Tapi sekarang ia sibuk, Hyung. Pesanku saja hampir tidak pernah dibalas." rengekan Jooheon semakin menjadi.

"Kudengar ia akan debut dalam waktu dekat ini, kau seharusnya bisa mengerti. Gunhee bekerja lebih keras agar perusahaan tidak mendepaknya, sebagai teman kau seharusnya mendukungnya, jangan merengek seperti ini!" tegas Minhyuk.

"Aku membencinya! Jika saja ia tidak masuk, aku yakin Gunhee akan debut bersama kita sekarang!" ucap Jooheon.

Changkyun mengeratkan genggamannya pada gagang pintu. Ini bukan kali pertama ia mendengar kata-kata seperti itu, seharusnya ia sudah terbiasa. Tapi ia selalu terluka setiap kali mendengar jika mereka membencinya.

"Siapa? Anak baru itu?" tanya Minhyuk.

"Kau pikir siapa lagi? Seokwon? Anak itu juga tereliminasi!" ucap Jooheon dengan nada sinis.

"Tunggu, mengapa kau mengatakan peluang Gunhee lebih besar dari Seokwon?" tanya Minhyuk tak mengerti.

"Tidak mungkin jika kita hanya memiliki satu rapper, kau pikir ini girl group yang tidak memiliki rapper pun tak masalah?"

"Jadi kau senang jika Seokwon tetap tereliminasi?" tanya Minhyuk sekali lagi. "Bagaimana jika aku yang berada di posisi Seokwon atau Gunhee? Siapa yang akan kau pilih?"

Jooheon terdiam, memikirkan kata yang pas agar tidak menyakiti Minhyuk. "Entah lah, karena kurasa kau akan tetap masuk kualifikasi bagaimanapun jalan ceritanya."

Minhyuk terkekeh, "Sejujurnya aku tidak ingin membenci anak baru itu, tapi saat mengingat kenyataan aku berada satu tingkat di bawahnya entah mengapa membuatku tidak bisa memaafkannya. Kau tahu, hatiku sakit setiap kali mengingat aku adalah anggota terakhir, padahal aku berjuang bersama kalian dari awal meskipun selalu mendapat peringkat paling bawah."

IGNORED [JOOKYUN] COMPLETE  ✔✔Where stories live. Discover now