Sial

2.8K 125 20
                                    

AKU mengerjapkan mata saat menyadari sesuatu menerobos masuk ke celah mataku yang tertutup rapat. Aku mendesah karena pusing yang tiba-tiba menyerang saat aku berusaha duduk. Sekarang aku tahu apa yang mengganggu tidurku. Sinar matahari yang masuk dari jendela kamar yang terbuka lebar. Perlu beberapa detik untuk aku menyadari kalau seseorang sedang berdiri di sana. Tubuhnya tinggi, punggungnya lebar, tangannya berotot, dan perutnya... seksi.

Aku terngaga waktu tahu kalau orang itu... AXEL? Sedang apa dia di kamarku?!

"K-kau?" ucapku ragu-ragu. Dia memakai baju kaos hitamnya tepat di hadapanku hingga otot-otot perutnya menonjol. Membuatku tanpa sadar menahan napas. Perutnya familier.

"Cepat bereskan tempat tidurku," katanya sambil lalu.

"Apa maksudmu?" tanyaku lalu turun dari tempat tidur. Sambil mengumpulkan kesadaran, aku melihat sekeliling. "Kenapa aku di kamarmu?"

Ini kamar Axel! Kenapa aku bisa ada di sini? Astaga, apa yang terjadi tadi malam? Apa dia... melakukan sesuatu padaku? Apa aku tadi malam mabuk berat? Tunggu....

Aku ingat. Pertama, aku memarahi Nicole karena membawa minuman beralkohol, lalu mereka membujukku untuk ikut meminumnya. Awalnya hanya satu gelas, lalu dua, tiga, astaga... delapan gelas?!

Lalu yang terjadi setelah itu, kami mabuk. Nicole dan Maddy membuka bajunya dan aku....

"Apa yang kau lakukan padaku tadi malam?!" tanyaku saat menyadari tubuhku hanya dibalut tanktop tipis dan celana pendek.

"Kau tidak ingat?" Axel tampak kaget.

"Apa? Apa yang kau, maksudku... apa yang kita lakukan tadi malam?" tanyaku takut-takut.

"Tidak terjadi apa-apa. Saat aku pulang, kau sudah tidur di tempat tidurku," jawabnya cuek.

"Lalu kau tidur di mana?"

Axel mendengus. "Kau pikir aku mau tidur dengan gadis sepertimu?"

Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi? Aku sungguh tak ingat. Tunggu, aku cuma ingat mimpi itu. Mimpi saat aku dan Luke berciuman. Darahku berdesir dan hangatnya naik ke pipi saat mengingatnya.

"Mana Nicole dan Maddy?" tanyaku saat sadar dia memperhatikanku.

"Aku tidak tahu. Lebih baik sekarang bereskan tempat tidurku dan keluar," katanya dengan sorot tajam, seperti biasa.

Aku memutar bola mata kesal lalu menendang bantal di bawah kakiku ke arahnya. "Kau pikir aku mau melakukannya?"

Dan yah, aku melakukannya. Karena apa? Dia sama sekali tidak mau menyingkir dari pintu saat aku mau keluar. Tapi, ada yang terasa familier, wangi tubuhnya sama seperti wangi tubuh Luke di mimpiku tadi malam. Ya Tuhan, Luke benar-benar membuatku gila. Apa sih yang dilakukannya padaku? Kenapa aku terus memikirkannya?

"Tubuhmu lumayan juga...."

Kupingku panas saat mendengar ucapan itu. Saat aku berbalik, Axel sedang mengamati tubuhku. "Apa?" tanyaku, tersinggung.

"Tubuhmu lumayan juga, kalau kau ingin menarik perhatian cowok-cowok di sekolah kita, kau hanya perlu olahraga dan diet."

Dia pikir dia siapa berani-beraninya mengomentari penampilan fisikku? Tapi, apa benar begitu? Tubuhku lumayan?

Duaak. Aku menendang bokongnya hingga dia tersungkur ke tempat tidur. "Dasar otak mesum!"

"Apa katamu?"

"Apa yang kau pikirkan saat melihat tubuhku?"

Axel ternganga. "Aku?"

"Aku tidak suka siapapun mengomentari fisikku, termasuk kau! Aku juga tidak tahu apa yang terjadi tadi malam, dan kuharap kau tidak melakukan apa-apa padaku!"

After SeventeenWhere stories live. Discover now