Luke Carter

2.8K 113 4
                                    

Pagi yang sangat membosankan sejak pertama kali kelas di mulai. Mr. Wosley sedang menjelaskan gambar-gambar yang ditulisnya di whiteboard saat hampir setengah dari kami  tertidur. Sebagian lainnya mulai mengobrol tentang lagu yang naik turun di billboard. Ada juga yang menghabiskan sisa waktu pelajaran dengan berdandan. Alice salah satunya. Dia melirik ke arah Nicole saat mengeluarkan peralatan make up-nya. Dan saat mengoleskan lipgloss berwarna orange, dia memandangku.

Dia memang begitu, jadi... abaikan saja.

Aku menoleh ke samping kanan saat merasa ada yang memperhatikan. Benar, Axel sedang memandangku lurus-lurus.

"Ada masalah apa?" tanyaku.

"Jadi, kau memang terlihat aneh di mana pun, ya?" jawabnya sambil memainkan ujung pena di depan bibirnya.

"Err... aneh maksudmu?"

Axel berdeham lalu tersenyum. Sepasang mata cokelatnya menatapku. "Idiot," katanya dengan nada yang sangat tenang.

Aku tertawa agak besar lalu mengatup bibirku dan memasang tampang tidak bersahabat. "Kau yang idiot!" ucapku.

Axel mendesah panjang sambil menggigit bibirnya lalu memalingkan wajah. Sok keren banget dia!

                                                              ***

Di kantin, kau tidak usah heran kalau melihat cowok-cowok keren berkumpul jadi satu di meja makan dengan cewek-cewek cantik terpopuler di setiap bidang. Maksudku, seperti sekarang, di pintu masuk kantin, kau akan menemukan Alice dan ketiga temannya duduk berhadapan dengan cowok-cowok basket yang populer. Ada Austin, Jack, Eren, dan Andrew.

Di samping kanan mereka, ada Taylor, si atlet renang yang juga sangat populer. Dia bergabung dengan Roney, Liam, dan Luke, tentu saja. Taylor digosipkan sedang dekat dengan Luke. Sebenarnya sih, dibanding Alice, aku nggak merasa keberatan dia dekat dengan Taylor. Yeah, kelihatannya sih, Taylor nggak segenit Alice. Dia juga tampak biasa-biasa saja kalau bercakap-cakap dengan Luke.

Beda kalau itu Alice. Cewek itu akan menaruh kedua dadanya di atas meja dan memajukan kepala setiap kali berbicara dengan Luke. Mencari perhatian. Dan kadang-kadang, Luke seakan terhipnotis, ia membiarkan Alice membelai-belai wajahnya dan menarik hidungnya. Menyebalkan.

"Hai, Axel?" suara Nicole menyentak lamunanku akan bibir Luke yang sedang tersenyum di ujung sana. Aku mendongak dan melihat ke mana arah pandang Nicole berhenti. Ada Axel di sana, berdiri, menatapku sekilas lalu beralih pada Nicole.

"Mau makan bersama kami?" Nicole berkata sambil tersenyum, mulai menebar pesona.

Axel tampak berpikir, ia melihatku sekali lagi lalu memutuskan. Dia duduk tepat di sebelahku, bukan di sebelah Nicole. Nicole tampak kecewa dan aku jadi tak enak hati.

"Aku lupa mengambil minum. Bisa ambilkan aku minum?"

Aku ternganga waktu tahu perintah itu keluar dari mulut Axel yang sedang mengunyah makanannya.

"Kau menyuruhku?" tanyaku, tersinggung. Karena jelas-jelas dia berbicara tepat di depan wajahku saat aku menatapnya.

"Kau tidak mau? Kenapa di rumah kau menuruti semua perintahku tapi di sekolah tidak?"

Aku menangkap nada mengejek dari suaranya. Bukan itu saja, tatapannya sungguh menindasku.

"Kau tahu Mom akan cerewet kalau aku tidak memenuhi semua permintaanmu itu!"

Axel menatapku dengan satu alis terangkat. "Padahal tadi Jennifer bilang kalau kau akan membantuku di rumah maupun di sekolah," katanya dengan nada tak berdosa.

After SeventeenWhere stories live. Discover now