Bagian 3

4.1K 605 39
                                    

"Siwon-ie, Appa ajak teman untukmu. Dia Jaejoong, mulai sekarang dia menjadi adikmu." Seorang anak berusia 6 tahunan tersebut tersenyum riang menyambut kedatangan Jaejoong yang berada dalam gendongan lelaki berseragam polisi tersebut. Jaejoong menatap Siwon sekilas, setelahnya ia kembali memeluk leher Tuan Choi dan menangis.

"Ngie au cama Appa. Huuweeeee ngie au cama Appa." Tuan Choi mengusap lembut punggung Jaejoong.

"Appamu sudah bersama Tuhan. Dia bersama bintang melihatmu saat ini. Sekarang Joongie pun punya Appa. Aku Appamu, dan ini Siwon, Hyungmu." Jaejoong tetap menangis. Butuh waktu lama untuk Jaejoong beradaptasi, tetapi mereka yakin Jaejoong mampu melewati semua ini.

..

Siwon masih setia menatap Jaejoong yang tengah asik makan. Ia pun penasaran apakah Jaejoong terlibat dengan Dark Y?

"Joongie." Sapa Siwon. Jaejoong pun segera menatap Siwon walau masih menyantap dengan lahap makanan tersebut.

"Apa kau pernah bermasalah dengan Dark Y?" Tanya Siwon. Jaejoong pun menghentikan aktivitas makannya.

"Dark Y? Tidak. Ada apa hyung?" Tanya balik Jaejoong. Siwon hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Cepat habiskan makananmu, setelah ini cepatlah tidur." Jaejoong pun mengangguk paham. Siwon kembali terdiam, lalu ada hal apa sampai kemarin mereka berniat melukai Jaejoong?

..

..

Waktu pun berjalan dengan cepat. Bahkan pagi pun tiba. Jaejoong berjalan menuju kelasnya. Senyuman manis terpancar dari wajahnya yang begitu indah.

"Pagi Oppa." Ujar beberapa adik kelas menyapa Jaejoong, Jaejoong menyambut sapaan tersebut dengan senyum ramahnya. Sudah aku katakan bukan? Jaejoong adalah seorang idola, tak hanya pria, wanita pun sangat mengidola sosok Jaejoong. Ia terus berjalan sampai langkahnya terhenti.

"Taeyong-ie. Akhirnya kau masuk. Aku dengar sudah 3 hari ini kau tidak masuk. Apa kau sakit?" Tanya Jaejoong. Taeyong pun menatap tajam Jaejoong.

"Berhenti bersikap baik padaku. Kau itu bukan orangtua atau pun Hyung-ku." Jaejoong hanya tersenyum dan mengacak lembut rambut Taeyong walaupun pemuda itu menepis kasar tangan Jaejoong.

"Aku hanya bertanya. Tapi aku senang kau sudah masuk." Taeyong hanya berdecak kesal dan meninggalkan Jaejoong begitu saja. Ia masih saja terdiam, dan tersenyum walau sangat pahit.

"Aku hyungmu, walau Umma tak pernah menganggapku." Batin Jaejoong.

"Aku kira kau hanya bersikap baik kepadaku karena tak memiliki teman, ternyata kau berbaik hati juga terhadap anak itu ya?" Ujar seseorang membuat Jaejoong menatap sumber suara.

"Yuniee." Girang Jaejoong.

"Berhenti memanggilku seperti itu Jae." Jaejoong pun menggelengkan kepalanya.

"Tidak, itu panggilan special untukmu. Haha." Yunho hanya menghelakan nafasnya dan menatap Jaejoong. Ia telah mengikuti Jaejoong sedari tadi, dan entah mengapa ia menjadi seorang penguntit karena lelaki jadian ini?

Darkness✔Where stories live. Discover now