Chapter 3

430 25 1
                                    

Novel sudah ready.

Buat pembeli novel yang mau pake ttd ku boleh banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Buat pembeli novel yang mau pake ttd ku boleh banget. Bisa reques.
Dan aku minta ijin buka plastik segelnya

Format Pemesanan :
Nama
Alamat lengkap
Judul novel

Kirim ke no wa. 0812 5207 0525

Happy reading

Seminggu sebelum pesta pernikahan tuan Esteban

Banyak wanita bermimpi menjadi cantik dan bertubuh seksi, mereka melakukan berbagai macam cara.
Dari cara yang alami sampai cara instan seperti operasi plastik.
Tapi bagaimana jika tidak memiliki uang.??
Gloria memiliki uang tapi dia tidak pernah berniat untuk merubah bentuk tubuhnya atau wajahnya. Karena Benedick mencintainya apa adanya.

Padahal Sarah sebagai sahabat sering mengajaknya ke salon atau ke gym biar tubuh Gloria lebih langsing. Tapi gadis itu menolaknya mentah-mentah.

Hari ini Sarah bersama sang kekasih Dave sedang berkencan. Dave kakak kelasnya saat high School, mereka berkencan  sudah satu tahun juga.

Mereka berbelanja banyak keutuhan Sarah dan beberapa keperluan Dave.

Saat akan memasuki  sebuah butik pandangan Sarah tertuju kepada sosok sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Kenapa Sarah berasumsi begitu, karena mereka dengan tidak tahu malu berciuman di depan umum.

Awalnya Sarah tidak peduli, di kota semodern London berciuman bukanlah hal yang tabu lagi. Tapi bagi Sarah kurang etis saja.

Dia sudah mau berlalu dari pasangan tersebut sampai dia melihat wajah si lelaki yang diketahuinya adalah kekasih dari sahabatnya. Amarahnya menggelegak, dia berderap mau melabrak pasangan tak tahu malu itu. Tapi tangannya di tahan Dave.

"Apa?“ tanyanya tak sabar, dia menghentak tangannya dari genggaman tangan Dave.

"Kau mau kemana?” tanya Dave tak mengerti dengan kemarahan sang kekasih, tadi semuanya berjalan dengan baik. Apa yang membuat kekasihnya sebegitu marah. Dia melihat tatapan mata Sarah sarat dengan kemarahan.

"Kau lihat lelaki itu, itu adalah kekasih Gloria,” ujar Sarah, "dan sekarang lelaki keparat itu bermesraan dengan wanita lain."

"Hei tenanglah, kau bisa beritahu Gloria bagaimana kelakuan kekasihnya,” ujar Dave dengan sabar, menghadapi Sarah yang mode marah harus dengan tenang, "kau bisa memfoto mereka."

Sarahpun segera mengambil ponselnya dan memotret kemesraan kekasih sahabatnya itu dengan wanita lain.

Semoga Gloria mau mendengar perkataannya kali ini. Dari awal Gloria memperkenalkannya pada kekasihnya itu Sarah sudah tidak menyukainya.

Tingkah Benedick sangat berbeda jika di depan Gloria, seakan semua yang dilakukannya adalah palsu.
Dia memperhatikan setiap Ben melakukan hal manis kepada Gloria, seperti mengecup kening Gloria lelaki itu berpaling dengan ekspresi jijiknya.

Tapi selama ini dia tidak berani mengatakan apa yang dipikirkannya kepada Gloria.

Gloria adalah sahabat yang paling tulus berteman dengannya, bukan karena dia cantik atau kaya. Benar-benar tulus. Dan dia tidak mau kehilangan sahabat sebaik Gloria.
Tapi dia juga tidak mau Gloria di bohongi dan dimanfaatkan begitu saja oleh kekasihnya sendiri.

**

"Gloria kenapa kau tidak menjemput Ben dikampusnya, bilang saja kalau kau merindukannya ajak dia kencan,” ujar Sarah, "kau tahu lelaki suka wanita yang terbuka dengan perasaannya ... Sexy."

"Benarkah? Menurutmu Ben akan menyukai jika aku menjemputnya?” tanya Gloria tidak yakin.

"Tentu saja, Dave sangat senang jika aku menjemputnya kau tahu kurasa jika Benedick sangat mencintaimu dia pasti ingin semua temannya menganalmu sebagai kekasihnya,” ujar Sarah memanasi Gloria, "setidaknya itu yang Dave lakukan padaku."

"Baiklah, tapi mobilku dipakai Ben kemarin,” kata Gloria, "dia bilang mau mengantar tante Maudy ke rumah sepupunya yang  menikah."

"Dan kau tidak diajak sekalian?” tanya Sarah geram. Oh...Gloria kau sudah ditipu habis-habisan, batin Sarah pilu. Tapi mulut Sarah hanya bisa terkunci.

"Dia bilang nanti aku merasa tidak enak jika berada diantara keluarganya,” sahut Gloria membela kekasih Jerk nya itu.

"Ya sudahlah, biar aku antar sekalian kita searah,” sahut Sarah akhirnya. Berdebat dengan Gloria nantinya hanya akan membuatnya semakin pusing.
Mereka memasuki mobil Sarah tanpa suara, Sarah menyalakan lagu dengan pelan.

"Apa kau mengenal keluarga Ben?” tanya Sarah mencoba mencairkan suasana.

"Tentu tuan Santos dan nyonya Maudy mereka dulunya bekerja dengan ayahku dirumah,” ujar Gloria lembut.

"Jadi?” tanya Sarah penasaran.

"Dulu sebelum aku jadian dengan Ben ayahnya bekerja sebagai sopir ayahku,” kata Gloria dengan pandangan menerawang, " ibunya bekerja sebagai tukang cuci di rumah."

"Lalu? “tanya Sarah tak sabaran.

"Setelah kami jadian Ben meminta pekerjaan yang lebih bagus buat keluarganya,” jawab Gloria tanpa beban, "dia bilang tidak mau membuatku dan keluargaku malu jika punya calon besan seorang sopir dan tukang cuci."

Oh...jawaban Gloria membuat Sarah tercekik, mungkinkah Benedict hanya ingin memanfaatkan Gloria saja? Itu pertanyaan yang langsung ada dikepala cantiknya.

"Lalu apa kau memberi mereka pekerjaan apa?” tanya Sarah emosi, oh...saat ini dia ingin sekali menendang selangkangan lelaki jerk itu.

"Ayah memberi mereka pekerjaan yang bagus di Perusahaan ayah.” Sarah sudah bisa menebak itu.

"Apa selama ini kalian sering berciuman, apa kalian pernah bercinta?” goda Sarah, tapi dia benar-benar ingin gila jika tidak menghilangkan sedikit emosinya.

"Kami ... Hanya berciuman,” jawab Gloria malu-malu.

"Masak sih? Apa dia good kisser?” tanya Sarah sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuk di kemudi.

"Dia hanya menempelkan bibirnya sekilas,” jawab Gloria merona.

Ya ampun Sarah sampai terbengong. La kemarin yang dia lihat si Jerk  itu bahkan dengan tak tahu malunya berciuman di depan umum.

"Benarkah? Wah baru menempel saja kamu sudah merona begitu,” goda Sarah, "coba kau rayu dia, cium dia dahulu."
Gloria semakin bersemu merah.

“Apa kamu tidak takut jika Benedick akan tergoda dengan wanita sexy? ”tanya Sarah lagi.

“Aku percaya Ben mencintaiku karena dia melihat kebaikan dan ketulusanku, itu yang dikatakannya,”kata Gloria, “dan selama ini dia selalu setia padaku.”

“Benarkah? Baguslah,”ujar Sarah datar. Sungguh dia sangat marah pada Benedick yang sudah mempermainkan cinta tulus Gloria.

Apa dia katakan saja apa yang kemarin dilihatnya di mall? Tapi bagaimana jika Gloria malah salah paham?
Arghhh, Sarah menggeram marah dalam hati.

👛👛👛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Birth of The Beauty, #1The billionaire Series(novel Ready)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang