Santai Tanpa Perdebatan

1K 73 6
                                    

Bab 28

Aileen dan Cakra tengah duduk di pinggir pantai. Ini malam, dan waktu yang tepat untuk menikmati makanan apalagi di pinggir pantai dengan angin yang bersepoi-sepoi. "Lo udah baikan?" pertanyaan itu datang tanpa aba-aba. Ini memang Cakra, pria itu tak pernah berbasa-basi.

"Maksud lo?"

"Kejadian kemarin," jawab Cakra tanpa menatap Aileen kemudian menyeruput soda yang berada di genggamannya.

"Oh, gue baik aja kok. " jawab Aileen.

Cakra hanya mengangguk, tiba-tiba Aileen menyodorkan roti coklatnya kearah Cakra. Cakra menoleh terheran, "Makan nih, lo pasti lapar," kata Aileen

Cakra menggeleng, "Lo makan aja, gue yakin lo masih butuh," kata Cakra

Namun Aileen sedikit kerasa kepala, dengan sigap gadis itu memasukkan sepotong roti itu ke dalam mulut Cakra. "Jangan bandel, makan aja. Punya gue masih banyak," kata Aileen.

Awalnya Cakra terlihat kesal namun setelah melihat wajah tenang Aileen, akhirnya Cakra mengunya dengan perlahan roti yang sudah di masukkan Aileen ke dalam mulutnya secara paksa.

"Gue ternyata nggak seperti yang gue bayangin," kata Aileen kemudian menghela nafas frustasi

"Maksud lo?"

"Gue pikir gue ini orang baik, tapi nayatanya gue orang yang paling jahat, gue pikir gue bisa bahagiain orang tapi nyatanya gue yang buat mereka sengsara. Hidup gue ini juga penuh dengan kebohongan,.." Aileen memberi jeda

Sementara Cakra masih diam menunggu ucapan Aileen selanjutnya.

"Gue jarang menurut sama kata hati gue, gue bodoh, kayaknya gue emang nggak pantas hidup deh, seharusnya gue mati aja waktu kecelakaan itu dengan begitu, Clarista dan Devan nggak bakalan ngalamin hal rumit lagi," air mata Aileen tumpah dengan sendirinya kemudian di ikuti isakannya.

"Intinya lo yang buat hidup lo rumit," ucap Cakra

Aileen langsung menoleh terheran, sementara Cakra sibuk menikmati angin malam yang menerpa wajahnya.

"Penyesalan yang lo pendam terus itu yang buat hidup lo rumit,"

Aileen salah fokus, Aileen menatap wajah Cakra, hidung macung, kulit yang lumayan putih, alis tebal dan tatapan tajam yang membuat mata Aileen tak bergeming menatapnya. Cakra tampan.

"Masa lalu udah biarin aja, nggak ada orang di dunia ini yang nggak pernah buat kesalahan," kini Aileen kembali fokus, dengan cepat gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah pantai.

Sedetik kemudian kembali ke sunyi, hanya ada suara ombak dan angin sementara orang-orang sudah mulai pulang. "Lo sering kesini ka?" tanya Aileen

Cakra menggeleng, "Ini pertama kalinya," jawab Cakra dan Aileen hanya mengangguk.

"Ka? Gue boleh nanya nggak?" tanya Aileen lagi.

"Bukannya dari tadi lo udah nanya?" Aileen langsung terkekeh di ikuti senyum tipis yang terukir di wajah Cakra.

"Lo kok bisa tau gue ada di Jepang?" tanya Aileen. Inilah pertanyaan yang sudah lama Aileen pendam sejam bertemu pria ini di Jepang.

"Feeling." Jawaban singkat Cakra mampu membuat Aileen paham jika pria itu tidak ingin bercerita kepadanya.

Mungkin malam ini memang malam yang tenang untuk mereka. Tak ada perdebatan, dan hanya mereka berdua. Terlebih lagi Aileen senang karena Cakra mengajaknya keluar dari pada di rumah ia bosan sendiri memikirkan Devan.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now