Dating a Double

1.3K 84 9
                                    

Bab 21

Dating a double

"Terlalu banyak," kata Cakra tersenyum kecut tanpa menatap Aileen. Mereka sedang duduk di sebuah ruangan bernuansa hitam putih dengan dekorasi yang cukup unik juga beberapa hiasan yang membuat ruangan ini tampak berkelas.

"Semua orang punya beban," kata Aileen namun Cakra hanya tersenyum menanggapi ucapan Aileen.

"Gue nggak nyangka ada tempat sebagus ini di sekolah," Cakra menoleh kemudian menarik senyuman tipis di wajahnya. Aileen ingin mendengar penjelasan pria itu tentang ruangan ini namun sepertinya pria ini tidak mau menjelaskannya.

"Tempat sampah dimana?" tanya Aileen dan Cakra menunjuk ke sudut ruangan dimana terdapat sebuah tempat sampah bewarna abu-abu dan seikit warna hitam. Aileen kemudian beranjak membuang pembungkus coklat yang sendari di makannya namun belum sempat Aileen menaruh sampah itu, Cakra langsung menariknya.

"Gue bingung,"

Kening Aileen mengerut sambil menatap Cakra yang menunduk, sekarang posisi merea Cakra yang duduk melantai dan Aileen berdiri sambil menatap Cakra heran.

"Lo bingung kenapa?"

Cakra menggeleng,"Udah lupain aja."

Mulut Aileen mengerucut,"Ih lo bikin gue ngegantung tau nggak? Lain kali kalau nggak mau cerita jangan ngomng setengahnya," gerut Aileen dan Cakra mengangguk patuh.

Aileen kembali berjalan untuk membunag pembungkus coklatnya setelah selesai ia kembali duduk di samping Cakra. "Di ruangan ini ada kursi kok kita duduk ngelantai sih?" tanya Aileen

"Duduk aja disana," ucap Cakra datar

"Terus lo?"

"Gue lebih suka gini,"

"Yaudah gue duduk sama lo aja deh," namun Cakra lagi lagi hanya diam tanpa menanggapi ucapan Aileen. Sebenarnya Aileen sudah mulai kesal dengan pria ini, dia terllau membosankan dan hanya menjawab seadanya saja. tapi entah kenapa hatinya ingin tetap disini menemani pria dingin ini.

"Kalau lo mau pergi, pergi aja." Ucap Cakra mengejutkan Aileen yang sedang sibuk memperhatikan sekitar ruangan ini. "Lo kok bisa tau ada ruangan gini di sekolah?" tanya Aileen

Cakra menghela nafas,"Karena gue tau," Aileen langsung menatap kesal kearah Cakra namun pria itu memalingkan wajahnya. Sekarang Aileen yakin Cakra tidak mau jika Aileen tahu semua hal tentang tempat ini. Bukannya Cakra memang begitu? Tertutup.

"Lo kok ngajak gue kesini sih?" yah, inilah pertanyaan yang sebenarnya yang Aileen ingin tanyakan, dari tadi semua pertanyaan itu hanya sekedar basa-basa agar tidak terdengar frontal.

Namun bukannya menjawab Cakra malah bangkit dari duduknya dan pergi,"Lo mau kemana? Lo belum jawab gue,Ka." Teriak Aileen tetapi semuanya sia-sia Cakra tak membuka mulutnya sama sekali apalagi berbicara dengannya.

Dengan cepat Aileen berlari menyusul Cakra yang sudah berjalan lebih dulu. Setelah sampai mata Aileen benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat, beberapa rak buku yang sudah di penuhi buku-buku berjejeran di sana. Walaupun tidak sebanyak di perpustakan sekolah tetapi ini sudah lebih dari cukup untuk ukuran sebuah ruangan.

"Loh kok b-

"Jangan banyak nanya," mulut Aileen langsung mengerucut, ingin rasanya Aileen melempar wajah Cakra dengan sepatu miliknya agar pria ini sadar jika betapa kesalnya Aileen padanya.

"Lain kali kalau jalan liat depan, jangan nengok sana sini," kata Cakra sambil bersandar di salah satu rak buku dengan kedua tangan membuka lembaran demi lembaran di buku itu, bahkan matanya juga mengikuti arah bacanya.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora