🧸Diary Nikah Muda. o3

Mulai dari awal
                                    

🧸

Di jam olahraga, Bagas kembali ke kelas lebih dulu setelah pengambilan nilai praktik. Lagipula ia masih harus belajar mumpung masih ada waktu tersisa sebelum jam istirahat. Dia tidak sendirian di kelas, ada Virgo juga yang ikut-ikutan meninggalkan lapangan.

"Gerah banget, gue ngadem di sini deh."

Ketika keduanya melepaskan pakaian olahraga, dari pintu muncul Saras yang kebetulan ingin mengambil botol minumannya. Ia haus. Dia berjalan pelan ke dalam kelas namun panggilan Virgo menghentikannya.

"Sar, lo boleh keluar malam nggak? Besok gue ulang tahun, malam tapi, datang ya kalau lo bisa," undang Virgo. Sejujurnya dari anak-anak cowok di kelas, Virgo termasuk yang tidak pernah menganggapnya rendah meski tahu dari kalangan mana dirinya.

Ini saja Saras tidak menyangka akan dapat undangan dari Virgo. Ia kira hanya teman tertentu yang boleh datang.

"Nanti aku izin budheku dulu ya, Virgo. Makasih udah undang aku."

"Yoi. Keluarlah sesekali, bergaul sama yang lain jangan di rumah mulu lo."

"I-iya, aku usahakan datang ke ulang tahun kamu." ia kemudian berlari keluar dari kelas.

Bagas yang melihat Virgo cengar cengir, menegur temannya yang terkenal playboy itu. "Gue kira lo mau godain dia tadi? Nggak mau lo sikat?"

"Nggak ah, gue suka temennya, Fani. Lagian Saras tuh anak baik-baik banget, nggak sampai hati gue nyakitin dia nantinya."

"Ck, kayak dia mau aja sama lo, Go."

"Jangan salah, jangankan lawan jenis, sampai sesama jenis aja kecantol sama gue. Lo tahu anak IPS yang agak melambay itu? Denger-denger naksir gue masa, asli merinding bulu roma gue!" Virgo bergidik ngeri.

"Eh ngomongin soal Saras, dia manis tahu sebenarnya, cuma emang gaya pakaiannya ketinggalan zaman kalau kata Damar mah. Menurut lo gimana?"

"Nggak tahu, gue nggak pernah perhatiin dia juga. Dua tahun sekelas aja gue baru ngobrol sama dia hitungan jari." Bagas mengedikkan bahu.

Jangankan mengingat penampilan gadis dari kabupaten itu, Bagas nyaris tak ingat namanya kalau bukan Virgo sama Ilham yang sering manggil Saras. Lagipula dunia mereka terlalu jauh, tidak ada peluang untuk menjadi akrab.

Mamanya berpesan untuk mencari teman yang sekufu dengan begitu koneksi di dunia kerja nanti akan lebih mudah. Sementara Saras? Gadis itu tak akan memberikan koneksi apapun untuknya.

🧸

"Sar, gue denger lo dapet beasiswa ke luar negeri ya? Gila keren parah temen gue. You deserve it sih." Fani bertepuk tangan. "Beruntung banget lo, kayaknya gue bakal lanjut kuliah di swasta lagi deh."

"Gak tuh biasa aja, masih banyak kok yang lebih pintar dari aku. Mungkin ini lagi rejekinya aku, aku yakin kok kamu pasti bisa masuk ke perguruan tinggi negeri, percaya deh!" Saras meyakinkan Fani .

Ninda yang diam-diam menguping pembicaraan mereka merasa begitu dongkol pada Saras. Baginya Saras kian sesumbar setelah mendapat beasiswa. Saking kesalnya sama Saras, tanpa sadar buku LKS yang ada di mejanya sudah kusut karena ia remas.

Diary Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang