"Kau bercanda? kakak Suzy, bahkan yang aku tahu ia..."
"Anak tunggal," potong Jaehwan, Jungkook menatapnya &dan Jaehwan menarik kembali tangannya tersenyum simpul
"Kami satu ayah, beda ibu. Ibuku- istri pertama tuan Bae dan Suzy adalah anak tersembunyi tuan Bae. Awalnya kami tak cukup baik sebagai keluarga, kau tahu? Anak 15 tahun itu masih labil jika menyangkut orangtua. Tapi Suzy dengan cerianya menyapaku, ibunya juga bersikap baik padaku. Tapi yah- aku memilih jalanku sendiri yaitu menjadi dokter dan meninggalkan marga Bae," cerita Jaehwan, Jungkook hanya mampu bungkam untuk mendengar
"Walau begitu, tak ada yang berubah. Aku dan Suzy tetaplah saudara. Kamu tahu? Suzy menangis 2 hari dikamar setelah ia mendengar bahwa ia harus menikah denganmu, penolakannya sia-sia bahkan dihari pernikahannya ia sempat kabur, tapi- itu bukan sesuatu yang sulit bagi ayah agar bisa menemukannya."
"Bukan ini yang ingin ku dengar," ucap Jungkook, yah- ia hanya butuh penjelasan kenapa istrinya sering ke hotel, bukankah keduanya bisa bertemu dimanapun.
"Apa kau siap dengan ucapanku?"tanya Jaehwan
"Jangan memancingku untuk memukulmu,"
"Saat ia tahu hamil, ia sering ke RS untuk melakukan ceck up. Tapi... kau mungkin takkan mengerti perasaan wanita. Setiap kali ia datang, para ibu akan bertanya 'suaminya mana?', 'anak jaman sekarang hamil duluan, nikah belakangan', 'Bapaknya kabur yah?', 'kasihan, masih muda sudah hamil', walaupun semua cibiran itu bohong, tapi rasa sakit itu membekas dihatinya, ia akhirnya meminta alamat rumahku. Tapi karna aku tinggal di hotel, aku beri saja alamatnya. Aku tahu apa yang kamu pikirkan tentang aku dan Suzy, Kamu harus menyadari sesuatu yang kasat mata, kesempatan itu selalu datang, pilihannya 1- pergi atau menerima. Adikku sangat mencintaimu, binar dimatanya tak pernah lepas ketika memandangi foto ini, polaroid anaknya saat dalam kandungan. Ia juga berbicara mengenai penyakitmu, Aku mohon- sebagai seorang kakak, mohon bahagiakan dia," ucap Jaehwan menatap Jungkook yang kini bungkam,
"Ia juga berharap bisa memberikan nama Jeon Sarang jika perempuan, Jeon Jung Soo jika laki-laki, ia bilang wajah anaknya harus tampan dan cantik seperti ayahnya, ia begitu bangga jika sudah membahasmu, dia.."
Brak-
Tanpa pikir panjang Jungkook berlari keluar ruangan, ia harus menemui istrinya. Ia sadar kesalahannya sangatlah fatal, tapi ia juga ingin diberikan kesempatan.
Nafas Jungkook terengah-engah, tangannya begitu gemetar membuka kenop pintu RS dimana istrinya dirawat.
"Mianhae," bisiknya mengelus kepala Suzy, ia pun belum mampu memperlihatkan wajahnya dan memilih duduk meringkuk dekat pintu
"Eung~~" Jungkook mengangkat wajahnya mendengar lenguhan Suzy, ia tetap diam menatap Suzy yang kini juga menatapnya
"Anakku? dimana anakku?! Anakku! dimana dia?!" Teriak Suzy histeris, Jungkook menarik tubuh Suzy untuk dipeluknya walaupun ditolak,
"Mian-hae," bisik Jungkook bergetar
"Apa yang terjadi dengan anakku?!"
"Mian-hae,"
"Kau pembunuh Jeon Jungkook! kau membunuh anakmu! Anakku! Harusnya kau yang mati! Kau! kenapa jadi anakku yang mati?! Lepas!" Teriak Suzy sepertinya sudah sadar sepenuhnya & ingat apa yang terjadi.
"Mianhae, aku bersalah,"
"Bunuh saja aku, jangan anakku." Ucap Suzy lemah, namun Jungkook hanya bungkam dan tetap memeluk istrinya.
*
*
"Tuan, nyonya belum makan sejak pagi," ucap bibi Son, pengasuh Jungkook sejak kecil kini ikut tinggal juga
"Memangnya bibi masak apa?" Sahut Jungkook melepas jas hitam dan dasinya, ia sangat lelah karna pekerjaan yang menumpuk, belum lagi masalah istrinya belum selesai.
Jungkook berjalan melewati anak tangga, tangannya membuka kenop pintu putih yang sudah menjadi sarang istrinya.
"Bibi Son bilang, kau belum makan. nanti kau sakit, aku suapi Aaa.." ucap Jungkook menyodorkan sendok berisi bubur,
"Jangan perdulikan aku!" Pekik Suzy menepis sendok ditangan Jungkook, ada kilatan marah dimatanya
"Aku suamimu, ini kewajibanku," sahut Jungkook
"Suami? menggelikan. Jika kau berbuat baik hanya karna rasa bersalah, sebaiknya kita berpisah. Itu mempermudah segalanya,"
"Sampai mati pun takkan ada surat perpisahan antara kita,"ucap Jungkook dingin
"Kau gila?! Bukankah kemarin yang ingin cerai itu kamu."
"Jangan membahasnya lagi, jangan membuatku melukaimu lagi." Ucap Jungkook lemah. ia duduk ditepi ranjang, menatap lembut istrinya. Suzy juga ikut terdiam memeluk lututnya, isakan dari bibirnya kembali terdengar.
"Kau membunuh anakku hiks,"
"Aku tahu,"
"Kau juga melukai perasaanku,"
"Aku tahu. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Maaf- aku baru menyadari rasa cintaku padamu, aku tak mau kehilanganmu, saranghae," Jungkook memeluknya
"Aku lebih mencintaimu," bisik Suzy membuat Jungkook semakin tersenyum lebar.
"Aku tahu,"
*
*
THE END
#NoSequelAgain
Hehe^^ semoga kalian suka.
sequel ^The Way I Loved You^
Mulai dari awal
