04. Take My Hand!

2.1K 380 40
                                    


"Park Jihoon!!!"

Jihoon tersenyum cerah menatap sosok yang berteriak memanggil namanya di tengah taman falkutasnya.

"Hai Sam!" ucap Jihoon, saat pemuda bernama Samuel Kim itu sudah berada dekat dengannya. Samuel tampak memburu nafasnya akibat kelelahan berlari dari ruang kelasnya menuju taman tempat dimana dirinya sudah berjanji untuk bertemu dengan pria manis itu.

"Ji..."

"Hng?... kenapa Sam?"

Samuel langsung meraih tangan pemuda manis itu memintanya untuk duduk dibangku taman yang tak jauh dari posisi mereka. Samuel menatap wajah manis Jihoon yang sudah memandangnya dengan raut penasaran.

"Ji... kau tahu kan kita sudah bersahabat sejak dahulu"

"Ya memang!"

"Aku ingin mengakui sesuatu" ucap Samuel dengan tangan sedikit bergetar mengenggam jemari Jihoon yang masih tampak antusias dengan pembicaraan mereka.

"Ada apa sam?"

"Ji... jujur selama ini" Samuel menelan ludahnya kasar dan sesekali menjilati bibir bawahnya,  matanya tampak sendu menatap sosok dihadapannya itu.

"Ji..."

"Ya Sam? Katakanlah?" Balas Jihoon.

Samuel menundukan kepalanya kemudian menghela nafasnya berusaha menenangkan debaran didadanya. Dipandanginya wajah Jihoon lekat.

"Ji...."

"Hng, ayolah Sam aku sudah tak sabar"

"Aku"

"Iya?"

"Aku menyukai seseorang" lirih Samuel kearah pemuda manis itu.

"Waaaaahhhhh siapa? Apakah aku mengenalnya?"

Samuel hanya membalas dengan menganggukan kepalanya. " ya kau mengenalnya Jihoon."

"Siapa gadis yang beruntung itu Sam, ayooo beri tahu aku!!!!" Pekik Jihoon antusias. "Ssssssssttttt....calm down ji" balas Samuel dengan wajah cemas dan sedikit muram.

"Kenapa?"

"Dia bukan seorang gadis" balas Samuel dengan pandangan sendu.

"Bukan istri orang kan Sam?" Tanya Jihoon dengan wajah cemas kearah pemuda berwajah latin itu.

"Ji.... aku menyukai Daehwi dan kami sudah berkencan seminggu ini, apakah aku salah menyukai seorang pria Ji?" Tanya Samuel kearah sahabatnya yang tersentak kaget mendengar pengakuan dirinya.

"No Sam tak ada yang salah, aku juga mengakui kalau aku sedang menyukai seseorang" kekeh Jihoon sembari memainkan ujung kemeja yang tampak  kebesaran itu.

"Siapa ceritakan orang mana yang bisa membuat dirimu menyukainya!"

"Hmmmm dia tampan, orang korea juga, tubuhnya tinggi tapi  rapuh, wajahnya menyenangkan tapi dia selalu terlihat sedih, aku menyukainya Sam tapi tampaknya dia tak bisa menyukaiku" lirih Jihoon.
"Apa yang membuatmu menyukainya?" Tanya Sam ingin tahu karena baru pertama kali dalam persahabatan mereka sejak sekolah dasar seorang Park Jihoon mengakui menyukai seseorang. Karena selama ini Jihoon selalu menjauhi orang-orang yang mengatakan menyukainya.

Dan Samuel tahu alasannya.

"Dia rapuh Sam seperti ku dulu...." balas Jihoon diraihnya jemari sahabatnya kemudian tersenyum manis menatap langit yang sudah mulai tampak temaram itu.

"Aku benar-benar menyukainya Sam..."

-

-

-

Seongwoo terlihat mondar-mondir di lobi apartmentnya, perutnya lapar tapi dia enggan keluar menuju cafe terdekat karena malas menikmati makanan seorang diri.

"Haruskah aku keluar?"

"Disana pasti ramai dan aku hanya seorang diri."

"Ck! Menyedihkan!"

Seongwoo masih tampak kalut dengan pikirannya hingga merasakan bahunya ditepuk oleh seseorang.

"Hyung!"

Seongwoo memutar bola matanya keatas dengan rasa malas menoleh kearah belakang tubuhnya.

"Kau lagi!" Serunya saat menatap Jihoon yang berkedip polos tersenyum kearahnya.

"Hyung, aku lapar kita makan sekarang ya!" Serunya diraihnya jemari Seongwoo yang tampak kaku mengikuti langkah simanis yang berjalan didepannya.

"Kenapa kau menyeretku?!"

"Aku bosan hyung, papa jarang pulang dan aku tak suka makan sendiri kau temani aku ya" pintanya tanpa menoleh kearah Seongwoo yang tak bisa mengekspresikan dirinya dengan benar saat ini.

"Oke hanya malam ini" yakin Seongwoo didalam hati.

Keduanya sudah berada disebuah restoran Italia sederhana atas permintaan Jihoon yang memaksanya untuk menyetir mobil sembari merengek.
Mereka pun memesan beberapa jenis pasta  kesukaan Jihoon yang tampak senang membuka-buka buku menu.

"Hyung disini tempat favoritku"serunya senang.

Seongwoo mendengung  membalas perkataan pemuda manis itu.

"Hyung..." gumam Jihoon sembari meraih tangan Seongwoo diatas meja kemudian menatap wajah tampan pemuda itu dengan raut sayu.

"Hyung..."

Seongwoo yang terkejut dengan apa yang pemuda itu lakukan hanya menatapnya tanpa ekspresi yang bisa diartikan.

Seongwoo sadar jantungnya sedikit beraksi dengan hal ini. Perlahan dirinya tersenyum menatap Jihoon yang sudah memandanginya.

"Kenapa matanya begitu indah" 

"Bibirnya apakah terasa sangat manis?"

"Kenapa jantungku bereaksi hanya dengan sentuhan seperti ini?"

"Hyung..."

Perlahan Seongwoo membalas genggaman jemari Jihoon yang sedari tadi meraih tangannya.

Nyaman, bahkan jemari bulat ini terasa nyaman mengenggam tangannya.

"Ada apa?" Tanya Seongwoo kearah Jihoon yang mulai gelisah dengan pikirannya sendiri.

Lima belas detik kemudian keduanya masih larut dengan pikiran masing-masing.

"Hyung... Be Mine" 

Dan Seongwoo sadar dirinya tak punya alasan untuk menolak pemuda manis itu.

TBC

Sorry kalo ga ngefeel 😭😭😭
Kalo banyak typo atau gimana-gimana maaf ya

Bunda Loves You 💋

The Other [COMPLETE✔] Where stories live. Discover now