KECOLONGAN

8.4K 481 54
                                    

Tidak terasa satu tahun telah berlalu setelah Shera melahirkan. Bayi-bayi yang sebelumnya terlihat lemah dan kecil sekarang tumbuh dengan sehat dan menggemaskan. Di usia satu tahun adalah di mana bayi-bayi mulai cenderung aktif.

Dan untuk Shera yang merawatnya tanpa pengasuh adalah hal yang berat. Walau terkadang Carmila dan Henara akan membantunya, tapi itu tidak berpengaruh apapun! Seperti Aleron ayahnya yang membuat, berpikir kelima kurcaci mungil itu sama persis seperti dirinya.

Bukan, bukan wajah mereka. Tentu adalah sifat yang di miliki Aleron, menempel pada Shera setiap waktu. Shera seperti terperangkap pada penjara yang pintunya berlapis-lapis. tapi, itu bukan masalah dia merasa bahagia. Atau mungkin hanya Ale yang merasa sangat di rugikan. Tentu saja. Jatah malamnya berkurang hampir 80%! Dan Ale harus menahan gairahnya yang menggebu untuk tidak menyerang Shera secara keras dan diam-diam saal para setan kecil tertidur.

Ya. Bagi Ale, mereka adalah setan kecil pengganggu kebahagiannya dan Shera. Ah... harus di katakan, siapa sih yang membuat mereka? Bukannya dia sendiri? Dan ketika Ale menyadarinya ia akan mengerang dan merengek seperti bayi.

Archelaus, Argya, Aldrich, Aldwin, Alexander. Ini lah kelima anak Ale dan Shera. Rasanya, itu memang tradisi di keluarga untuk memberi nama anak dengan awalan huruf A. Tidak bisa terbayang jika adik-adik Ale juga nanti akan memberi nama anak mereka dengan awalan A. seseorang mungkin sebaiknya berdo'a semoga Alea yang tengah hamil untuk anak pertama memilih nama yang lebih baik untuk tidak memakai awalan A.
.
.
.

"Ayang! ikut ke rumah sakit." Ale yang sedang mengenakan pakaiannya setelah mandi dua kali, kalian tau apa yang Ale lakukan untuk dia harus mandi dua kali kan? Nah iya... harus terhenti dan melihat Shera yang masih berbaring lemah di atas ranjang. Kelima setan kecilnya dengan sadis di tendang dari kamar mereka semalam dan di bawa pergi tidur dengan Carmila. Aidan? Tentu marah dan memaki Ale dengan umpatan yang vulgar seperti biasanya.

"sayang mau ikut?"
Shera mengangguk. Ia lalu bangun dan mengumpulkan selimut untuk melilit tubuhnya yang telanjang. Ale melihat Shera yang begitu seksi hampir tidak bisa menahan dirinya lagi.

Sabar, sabar, kau ada operasi besar pagi ini Ale. Dia mengingatkan dirinya.

Lelaki itu menghela napas, "Tidak bisa. Hari ini aku benar-benar sibuk. Ada tiga operasi besar yang harus di lakukan Shera, aku tidak akan bisa menemanimu." ucap Ale sembari mengenakan dasi pada kerahnya.

Shera yang mendengar berubah menjadi wajah yang kecewa dan penuh keluhan. Beberapa hari ini dia merasa jika Ale tidak ingin bersamanya. Padahal Shera seminggu lebih merasa tertekan jika harus berjahunan dengan sang suami. Entah kenapa, pun emosinya seraya mudah di aduk hanya karna masalah kecil. Dia harus menekan dengan sangat untuk tidak merengek.

"Tapi ayaaang..."

"Sayang, Shera, sebaiknya kamu mengurus setan kecil... ah mak-maksut ku anak-anak kita. Mereka masih kecil dan membutuhkan asimu setiap saat. Jadi kamu di rumah oke?" hampir, hampir Ale memanggil anak-anak setan di depan Sheranya.

Shera merasa Ale menolaknya. Ia tidak bisa untuk tidak menangis. Badannya yang masih berbalut selimut bergetar kencang ketika mulai terisak.

Ale yang melihat gelagapan dan merungkuh cepat tubuh Shera ke pelukannya.

"Hiks... ayang udah nggak mau sama aku lagi ya?" tanya Shera yang berada dalam pelukan Ale.

Ale tidak menginginkan ini terjadi. Hal yang tidak ia Ingingkan adalah melihat Sheranya menangis. Tapi, dia melakukannya juga demi sesuatu yang telah di persiapkan. Ale tidak ingin berantakan.

"Ssst... Sayang bukan seperti itu."

"Lalu apa?!" Shera berteriak dan dengan kencang melepaskan pelukan Ale di tubuhnya. Dengan ini, selimut yang melilit terlepas. Hampir-hampir Ale mengeluarkan matanya dari tempatnya. Sialan!

GA Tawanan AleronWhere stories live. Discover now